Laman

  • HOME
  • LOMBA BLOG
  • ARTIKEL
  • TUTORIAL
  • JUAL SUPERGREENFOOD

Cara Mengatasi Rasa Putus Asa

Moocen Susan | Minggu, Agustus 10, 2014 |
   Siapa sih di dunia ini yang ga pernah putus asa? Kurasa semua orang pasti pernah mengalaminya termasuk aku sendiri. Banyak hal yang membuat kita putus asa dan inti dari timbulnya rasa itu adalah ketika apa yang sangat kita impikan/ inginkan/ idam-idamkan eh ternyata pupus atau gagal. Apa yang kita rencanakan tak seperti kenyataannya. Jika kita sedang sakit dan tak kunjung sembuh pun kita juga bisa dilanda keputusasaan. 

   Waktu sakit dulu, aku juga pernah putus asa.Dimana waktu itu aku sedang aktif-aktifnya pelayanan di  gereja. Tiba-tiba di Tahun 2006 adalah masa yang kelam dalam hidupku. Aku merasa seperti kehilangan masa remaja.

   Bagaimana tidak? Aku tidak bisa lagi makan makanan yang ku suka dengan bebas, karena kalau makan yang terlalu berbumbu mual perutku, jadi tiap hari makannya yang hambar2 aja. Selain itu aku juga kena agoraphobia:
Agorafobia adalah gangguan kecemasan yang sering terjadi setelah satu atau beberapa serangan panik.
Gejala berupa rasa takut dan menghindari tempat dan situasi yang dapat menimbulkan perasaan panik, terjebak, tidak berdaya, atau malu.
 
Aku juga takut berada di keramaian, aku sering tidak menghadiri acara bersama teman-teman kantor karena masih muntah-muntah di kos. Buat teman-temanku maafkan aku dulu kadang aku tidak bisa datang ke acara pernikahan kalian, tidak ikut piknik kantor, dan makan-makan selepas jam kerja. Bukan karena aku  tidak setia kawan, tapi mengingat kondisi fisikku terpaksa tidak hadir. 

   Jika waktunya menjelang sore, aku hanya bisa terkapar di tempat tidur kos sendirian dan berjuang dengan muntah yang tak kunjung berhenti. Seharusnya kalau aku sehat saya bisa jalan-jalan bersama teman-teman. Aku merasa sangat lemah. Saat itu aku merasa tidak normal. Tidak seperti yang lainnya. 

   Saat seperti itu aku jadi ingat kisah Ayub. Ayub adalah umat Tuhan yang saleh. Ia sangat mengasihi Tuhan tapi kenapa ia malah sakit parah, tak hanya itu saja ia juga kehilangan harta bendanya, anak-anaknya meninggal dan istrinya mengutukinya. Aku tidak lebih baik daripada Ayub. Pantaskah aku protes kepada Tuhan? 

   Waktu itu yang bisa kulakukan hanyalah berdoa dan berserah pada Tuhan. Jika memang harus muntah ya wes tak muntahin, aku sadari  memang aku sedang mual dan ingin muntah. Kadang aku menangis karena ga kuat muntah ga brenti brenti, tapi aku tahu disaat aku  sedang terpuruk sebenarnya Tuhan pun dekat denganku. Aku ingat firman Tuhan di Yesaya 53:4-5Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah.
 
   Banyak orang yang bilang kalau aku terlalu banyak pikiran hingga stress dan sakit. Kuakui dulu aku orangnya keras, jika menginginkan sesuatu harus didapatkan, dan cenderung perfeksionis. Tapi keperfeksionisanku membuatku jadi orang yang ga bisa nyantai, kemrungsungan, aku malah tertekan dengan keperfeksionisanku. Dokter yang memeriksaku bilang kalau aku adalah seorang pencemas sejati. Selalu hidup dalam kekuatiran. 

  Kadang hal-hal sepele yang kucemaskan seakan jadi terasa besar. Ketakutanku lebih besar daripada kepercayaanku akan pimpinan Tuhan. Hingga aku merasa Tuhan meninggalkanku. Teman-temanku ada yang meninggalkanku. Bahkan waktu itu ada salah satu orangtua temanku juga membenciku, beliau tidak mengijinkan anaknya bergaul denganku yang sakit-sakitan. Aku diluar kota dan kos  saat itu, dan sangat bergantung kepada uluran tangan teman dan adikku yang beda kos apalagi saat saya tak kuat beli makan sendiri keluar/ ke rumah sakit. FYI dulu belum ada ojol.

Aku merasakan kesedihan yang mendalam, muntah sampai keluar sedikit darah, kurasa tenggorokanku iritasi karena kelamaan muntah, saat aku minum air putih pun aku merasa perih seperti menelan pecahan kaca. perut kumuak terhadap segala macam makanan berbumbu waktu itu. Aku bertanya Tuhan kenapa aku harus mengalami ini? Aku bertanya dalam hati Apakah di dunia ini hanya aku yang mengalami ini?

   Sampai akhirnya aku ada di sebuah grup asam lambung dan Ternyata banyak orang yang mengalami mirip dengan yang kualami. Tapi yang sangat kusayangkan mereka hanya ingin sembuh tanpa melalui proses. Mereka mau cepat sembuh tapi tidak mau menjaga makan. Baru sembuh sebentar sudah nekad menerjang pantangan dan ketika kumat, bingung bagaimana cara mengatasinya.

   Menurutku Penyakit ini kambuh-kambuhan, apalagi saat kita mulai stress bahkan sampe depresi lagi, saat kita salah makan, saat kita memiliki gaya hidup yang salah. Bagaimana cara mengatasi keputusasaan? Hanya dengan berdoa dan berserah kepada Tuhan kita bisa mengatasinya. Bagaimana bisa sembuh? dengan menjaga pola makan, gaya hidup dan pola pikir. jangan lupa olahraga ringan.

   Saat kita berdoa, Tuhan akan memberikan kita semangat baru, kekuatan baru, dan kesembuhan sehingga kita tidak lagi mengingat-ingat apa yang telah terjadi. Kita manusia memang lemah dan Tuhan tahu itu. Oleh karena itu Tuhan pernah berfirman marilah kepadaku semua yang letih lesu dan berbeban berat. Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Serahkan bebanmu, biarkan Tuhan yang menggendongmu dan membawa menyelesaikan permasalahanmu. 

   Otak manusia terbatas, pikiran kita terbatas Bersyukur, ikhlas, Tuhan tahu yang terbaik untuk kita.

   Saat begitu besar keinginanmu, jangan biarkan pikiran dan ambisimu menguasai dan menekanmu hingga stress. Ingat, orang yang sedang dalam depresi berat, tidak pernah bisa menikmati hidup dengan baik. 

Memang sangat manusiawi jika kita berpikir ketika saat dalam masalah, tapi jangan terlalu keras berpikir hingga menyiksa tubuh sendiri, Berpikir boleh tapi jangan mbatek. masih ada Tuhan.

   Saat putus asa melanda detik itu juga berdoa dan berusahalah untuk melawan rasa itu dengan memasukkan hal-hal yang positif ke dalam pikiran kita, tetap bersyukur pasti ada hikmah dibalik semua kegagalan kita. Hati manusia memikir-mikirkan jalannya tetapi Tuhanlah yang menentukan arah langkahnya. 

   Waktu aku sakit, ada seorang yang tidak ku kenal meneleponku. Dan ia memotivasiku setiap hari untuk melawan rasa rasa tidak nyaman yang menghantui pikiran ku. Dan ia berpesan kepadaku “Suatu saat nanti kalau aku sudah sembuh, aku juga harus memotivasi orang lain juga.” Dan inilah yang sedang saya lakukan. 

   Selain Tuhan, Hanya orang yang pernah menderita yang tahu bagaimana rasanya menderita. Berbahagialah engkau yang sakit karena engkau akan disembuhkan. Itu penghiburan dari Tuhan. Kuncinya berdoa, berusaha, bersabar, dan bayar harga. Hanya diri kita sendiri yang bisa menyembuhkan. Semoga teman-teman yang masih berjuang dengan penyakit gangguan pencernaannya disembuhkan. Amin.

8 komentar:

  1. Perfeksionis memang kadang berdampak dua hal ya, mba. Ada yang baik, ada yang buruk. Bisa gampang stress, aku pun pernah kayak gt. Baiknya sih menyamankan diri aja dan lebih ngalir menjalani hidup. :)

    BalasHapus
  2. semoga selalu sehat yaaa...btw mba, saya sudah join this site via google plus di blogmu tapi kok seringkali di minta sign in lagi yah..apakah tidak terdaftar gitu ya..

    BalasHapus
  3. aku jg perfeksionis.. sering stress jg. Kalo stress pasti lambungku yg kena dampaknya. Walopun pura2 ceria, tp ttp aja badan ga bs bohong, ngedrop lgsg. Lama2 aku capek sndri. Skrg brusaha utk ga stres aja, ama jaga pola makan..
    Smoga sehat terus ya..

    BalasHapus
  4. Intinya pesan yang ingin disampaikan 'niat ikhlas memotivasi orang lain untuk lebih baik. Niat yang luhur dan baik ... Nice :)

    BalasHapus
  5. mdh2an bs terus sehat dan selalu semangat ya mba susan..

    BalasHapus
  6. Aku jarang stress, soalnya aku orangnya 'agak' cuek sih ka..
    Tapi kalau putus asa pernah, cuma ya itu, inget lagi, katanya kita gak boleh sampai putus asa..

    Tapi dari poin ini,
    *Penyakit ini bisa datang kapan saja saat kita mulai stress lagi, saat kita salah makan, saat kita memiliki gaya hidup yang salah*
    Penyakit ini kaya semacem pengingat yah ka, kalau yang sehat kan biasanya ngasaal banget, pola makan sama pola hidupnya.. JAdi bisa lebih terkontrol lagi gitukan

    Semoga sehat selalu ya ka Susan :D

    BalasHapus
  7. wahhhh makasih mbak. artikel nya sangat memberkati ku secara pribadi. sakit kita sama meskipun penyakit mbak yang lebih parah. Aku malah bersyukur karena aku pikir sakit ku GA akan sembuh. Tapi mbak aja yang lebih menderita daripada aku ternyata bisa sembuh dan kesaksian mbak Tuhan pakai untuk memberkati ku. Sifat kita juga sama yaitu pemikir dan perfeksionis dan jujur sifat ku ini adalah sifat yang aku benci dan masih berjuang utk lebih berserah, iklas dan bersyukur sama Tuhan. Aku juga percaya Tuhan bicara lewat blog mbak.Makasih buat blog nya mbak . Tuhan pakai engkau utk memberkati ku hari ini. Tuhan memberkati :)

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung. Silakan tuliskan komentar Anda di bawah ini. Komentar Anda sangat bermanfaat dan sangat saya hargai atau jika ada pertanyaan silakan tinggalkan pesan di livechat saya (sidebar kiri bawah)
Perhatian: saya akan menghapus otomatis komentar yang ada link hidupnya :D

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...