Laman

  • HOME
  • LOMBA BLOG
  • ARTIKEL
  • TUTORIAL
  • JUAL SUPERGREENFOOD

Curahan Hati Agoraphobia

Moocen Susan | Selasa, Maret 31, 2015 | 11 Comments so far
    Pasca kepulangan Bapakku ke Sorga, sementara adikkku masih tinggal di Blora menemaniku. Kelak adikku akan pergi kembali keluar kota dan aku akan sendirian di rumah. 

    Jujur aku masih belum siap ditinggal adikku. Berjuang sendiri melawan agoraphobiaku sungguh tidak mudah. Aku tahu adikku sangat tidak sabar ingin cepat kembali ke kotanya. Kadang ia kesal dengan sikapku yang kekanakan. Aku pun memakluminya. Memang tak mudah baginya dan juga bagiku. 

    Awalnya adikku memintaku tinggal bersamanya diluar kota. Namun aku yang phobia keramaian dan mudah lapar sedangkan tidak semua makanan bisa kumakan dengan bebas membuatku enggan pindah tempat tinggal. Apalagi tempat tinggal adikku jauh dari warung makan.

    Setiap hari aku melatih diriku untuk berani keluar rumah sendirian dengan berbekal HP dan air minum serta cemilan. Kadang untuk pergi ke tempat yang agak jauh, aku masih ragu-ragu. Seringkali aku meminta tolong adikku mengantarkanku, kadang ia pun tidak mau mengantarku karena menurutnya itu dekat sekali. 

   Tiba-tiba aku merasa sedih karena telah menjadi beban untuk adikku. Aku merasa takut sakitku yang dulu kumat lagi seperti ketika salah makan meski sudah dijaga, pingsan atau lemas di jam-jam tertentu. 

   Memang mandiri itu lebih menyenangkan karena tidak perlu bergantung kepada orang lain. Tapi aku sendiri tidak mengerti mengapa aku sampai merasa seperti anak kecil. Takut kemana-mana. Aku sadar pada akhirnya semua orang akan sendirian. Hanya saja bila tubuhku sehat mungkin aku tidak terlalu takut. 

   Aku takut karena merasa tubuhku mudah lemah dan sakit. Kadang orang bilang lebay, dan aku sangat sensitive dengan kata itu. Ya maklum, dia tidak ada dalam kondisi saya. Hanya orang yang pernah mengalami hal serupa yang bisa memahami rasa takut itu. Memang semua harus dihadapi. Ya saya tahu itu. Tapi untuk melakukannya butuh waktu dan keberanian. 

   Apa yang pernah kutakutkan memang benar terjadi. Aku sering melihat pengemis lansia atau pasien lansia yang datang ke rumah sakit sendirian dan itu menimbulkan pertanyaan dibenakku. Apakah aku kelak akan sendirian seperti itu bila tak menikah? Membayangkannya aku jadi sedih sendiri. Suatu hari aku opname di rumah sakit dan sendirian, ketika ada perawat yang mendatangiku dan menanyakan dimana keluargaku dan menagih biaya administrasi sebagai syarat dilakukannya perawatan tingkat lanjut aku begitu sedih dan takut. 

    Betapa pentingnya sebuah keluarga. Keluarga yang ditanya pertama saat kita diopname di rumah sakit. Tuhan sepertinya sedang melatihku menjadi lebih kuat jika sendirian. Kadang aku protes mengapa orang lain yang ditinggal orangtuanya diberi teman hidup sedangkan aku seakan dibuat seorang diri? Bahkan adikku tidak mau tinggal bersamaku. Bagaimana kalau aku sakit dan tidak ada yang menolong? Tiba-tiba aku menjadi kuatir dan sedih kembali. Seandainya Tuhan memberiku seorang teman. 

   Baiklah Tuhan, jika memang Engkau mengasihiku berikanlah aku kekuatan untuk menanggung semua ini. Biarlah damai sejahteraMU melingkupiku agar aku tak sedih lagi. Engkau tahu yang kubutuhkan. Engkau tahu bagaimana aku sangat berjuang melawan agoraphobiaku. Kuatkanlah aku menanti janjiMu agar aku tidak menjadi tawar hati.

Tuhan Maha Tahu

Moocen Susan | Minggu, Maret 29, 2015 | 4 Comments so far
Ketika kau sudah berusaha tetapi orang lain tidak menghargai usahamu. Tuhan tahu, biarlah orang itu tidak menghargaimu karena Tuhan akan kirimkan orang lain lagi yang dapat menghargai usahamu itu. 

Ketika kau sudah mengutarakan masalahmu dan orang lain tidak mau mengerti Tuhan tahu. Biarlah, karena hanya orang yang pernah mengalami hal yang sama yang dapat mengerti. 

Ketika kau jatuh cinta pada seseorang dan ia tak merespon Tuhan tahu. Biarkanlah mungkin ia bukan jodoh terbaik untukmu. 

Ketika kau sedang marah pada dirimu sendiri dan menyesali yang kau lakukan Tuhan tahu. Tidak apa-apa jika itu melegakanmu tetapi jangan terlalu marah hingga membuatmu kehilangan tujuan hidupmu. 

Ketika kau sedang berduka karena kehilangan orangtuamu Tuhan tahu, Tidak apa-apa pada akhirnya semua orang juga akan mengalami hal itu. 

Ketika kau sendirian dan merasa tubuhmu lemas Tuhan tahu. Beristirahatlah sejenak, jangan memaksakan diri. 

Ketika kau merasa gagal Tuhan tahu. Tidak apa-apa, kegagalan adalah awal dari kesuksesan ketika kau mau belajar dari kegagalan itu.

Ketika kau masuk ke kamar mandi dan menangis disana Tuhan tahu. Tidak apa-apa jika itu melegakanmu, tetapi jangan sampai air matamu kering dan itu tidak baik untuk penglihatanmu 

Ketika kau sedang tertekan dan ketakutan Tuhan tahu. Inilah saatnya lebih mendekat kepada Tuhan lebih lagi karena dalam Tuhan ada ketenangan dan damai sejahtera. 

Segalanya Tuhan tahu mengenai hidupmu. Lalu apakah Tuhan hanya berhenti pada kata “tahu”? Tidak. Dia sedang merenda kehidupanmu. Dia Tuhan yang mengatur segala sesuatu. Bahkan Dia memberikan apa yang menjadi kebutuhanmu tepat pada waktunya 

Bersabarlah sedikit lagi, Dia juga sedang menanti-nantikan waktuNya. Hingga waktu itu tiba tetaplah kuat dan jangan menjadi lemah karena orang yang kuat dan sabar menantilah yang akan menerima janjiNya itu. Jangan kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah segala permohonanmu kepada Bapa dalam doa dan ucapan syukur. 

Tulisan ini ditulis dalam rangka memotivasi diri sendiri dan orang lain yang bernasib sama.

Senyum yang Menguatkanku

Moocen Susan | Jumat, Maret 27, 2015 | 2 Comments so far
   Sejak bapak meninggal, agoraphobia saya kembali kumat. Saya mulai merasa takut bepergian kemana-mana sendiri. Namun, hari ini saya harus ke kantor pajak sendirian. 

   Awalnya sangat takut keluar rumah, takut pingsan, takut lemas dan kelaparan, oleh karena itu saya membawa bekal pisang. Mungkin kelihatannya lebay bagi orang normal, tapi saya merasa nyaman ketika ada pisang dalam keranjang sepeda saya. 

   Yang saya lakukan disaat takut itu adalah berbicara kepada diri saya sendiri. Jika sampai saya lemas/ pingsan di tengah jalan, maka saya akan berhenti dan sms adik saya. Maka ia akan datang seperti superman menolong saya. Itu membuat saya agak nyaman. Apa saya aneh menurut saudara? Mungkin. 

   Atau jika saya sedang naik sepeda dan takut maka saya akan bersepeda di belakang orang lain misalnya tukang becak seakan dia teman saya. Sehingga ketika saya jatuh saya akan panggil dia untuk berhenti dan menolong saya. Itu adalah modal saya untuk berangkat hari ini.

    Sampai di kantor pajak, benar sekali saya gemeteran, saya berkata-kata terlalu cepat dan keringetan apalagi melihat banyak orang antri laporan SPT Tahunan. Ketika saya minta formulir ke resepsionis, saya begitu panic hingga tak bisa menulis dengan benar. Saya terus bertanya kepada resepsionis apakah masih lama antrinya 

    Ketika saya buka lembar kedua, saya baru sadar kalau saya harus tempel materai disitu. Saya keluar lagi untuk beli materai, untung ada penjual materai dekat kantor pajak. Saya dapat nomor A27 sedangkan petugas loket masih melayani nomor A19. Masih ada waktu buat keluar beli materai. 

   Perasaan takut menghantui saya lagi tapi saya ga mungkin pulang kerumah sedangkan urusan belum beres. Dalam hati saya terus berkata "Tuhan Yesus aku takut..!". 

   Tetapi Tuhan menghibur dan menguatkan saya. Tiba tiba saya bertemu teman lama saya. Saya senang dan tenang ada orang yang saya kenal di dekat saya. Saya merasa aman.
 
   Pada saat saya keluar di luar pagar ada tukang becak tetangga saya dan dia tersenyum pada saya. Saya lebih nyaman. Terima kasih Tuhan saya merasa ada kekuatan lagi.

    Saya pun memakai waktu yang ada untuk beli materai keluar kantor. Ketika saya kembali ke kantor pajak lagi, ternyata sudah lewat 1 nomor dari giliran saya. Segera setelah petugas pajak itu selesai melayani nomor A28 saya langsung menerobos masuk karena saya nomor A27. 

   Petugas itu tersenyum kepada saya ketika melihat saya lari menuju mejanya. Saya menjadi lebih tenang dan aman. Hanya melihat senyumnya saya dikuatkan. Selama berbicara dengan saya yang super panic, dia terus tersenyum. 

   Saya tak menyadari urusan saya sudah selesai tapi saya sepertinya masih ingin berbicara dengannya. Ketika pulang ke rumah, saya merasa sangat gembira sehingga rasa takut itu sirna. Inilah perjuangan saya hari ini, perjuangan seorang agoraphobia. 

agoraphobia = orang yang takut keramaian.

Cara Autodebet BPJS BRI

Moocen Susan | Senin, Maret 23, 2015 | 9 Comments so far
   Biasanya setiap bulan saya membayar iuran BPJS (non-PBI) via ATM. Memang agak sedikit repot kalau pas antri rasanya agak kesusu-susu mencet tombol takut salah juga. 

   Tapi kali ini ada kabar baik, karena bayar iuran BPJS bisa melalui autodebet, jadi ga perlu repot ke ATM lagi :D Caranya mudah sekali, datang saja ke Customer Service BRI dan serahkan : 
  1. Kartu BPJS 
  2. KTP 
  3. Buku Tabungan BRI 
  4. Nomor HP yang bisa dihubungi 
   Setelah itu kita akan ditanya mau setiap tanggal berapa autodebetnya. Udah gitu aja, beberapa saat kemudian saya dapat SMS pemberitahuan dari BankBRI seperti ini : 
 
Pembayaran BPKSKS no. pelanggan 88888xxxxxxxxxxx 
setiap tanggal xx telah diaktifkan menggunakan 
layanan autopayment BRI.

Permohonan Perubahan Kartu Keluarga (KK)

Moocen Susan | Senin, Maret 16, 2015 | 12 Comments so far
    Setelah kemarin mengurus surat kematian dan pengembalian kartu BPJS bapak, kini saatnya memperbaharui Kartu Keluarga. 

   Aku dan adikku datang kembali ke kantor kelurahan untuk mengurus KK yang baru. Syaratnya cukup mudah, bawa KK asli yang lama kemudian mengisi formulir permohonan KK. 

   Setelah mendapat tanda tangan Lurah kemudian kami pergi ke kantor kecamatan untuk meminta tanda tangan pak Camat. Setelah dari kecamatan kami menuju kantor Catatan Sipil (Capil) 

   Ketika tiba di kantor Capil, kami menuju ke koperasi yang ada di depan kantor untuk membeli map kuning permohonan KK berisi resi dan formulir permohonan perubahan KK. Setelah itu berkasnya diberikan kepada petugas KK. 
  
    Setelah menunggu beberapa saat KK baru selesai dicetak. Setelah nama kita dipanggil serahkan resi permohonan KK yang sudah kita isi tadi.

Pengembalian Kartu BPJS

Moocen Susan | Senin, Maret 16, 2015 | Be the first to comment!
   Berhubung bapakku sudah meninggal dunia, maka kartu BPJS nya harus kukembalikan ke kantor BPJS.

   Keesokan harinya aku pergi ke kantor BPJS sambil menyerahkan Kartu BPJS bapakku, Fotokopi Surat kematian dan Bukti pembayaran iuran BPJS terakhir pada bulan tersebut. 

   Dengan demikian, tidak perlu lagi membayar iuran BPJS bapakku.