Laman

  • HOME
  • LOMBA BLOG
  • ARTIKEL
  • TUTORIAL
  • JUAL SUPERGREENFOOD

Hati-hati Belanja Online

Moocen Susan | Minggu, Juli 02, 2017 | 3 Comments so far
Aku mau berbagi pengalaman burukku saat belanja online. Suatu ketika aku melihat sebuah produk X dan aku tertarik membelinya. Salahnya aku ga nyebut dengan rinci apa pesananku ya karena kupikir dia sebagai penjual udah tau lah karena foto yang dipajang cuma 1. 

Setelah selesai proses pembayaran aku cek lagi halaman produk tersebut. Betapa kagetnya aku karena foto udah diganti dengan produk yang sama tapi modelnya beda. 

Karena kuatir aku tanya lagi ke penjualnya tapi waktu itu ga ada respon. Ya aku positif thingking aja mungkin stok pas abis. 

Hari yang kunantikan tiba, barang sampai di rumah dan benar feelingku, barang yang dikirimkan tidak sama dengan yang di foto. Aku komplain tapi tetep aku yang kalah karena ga ada bukti saat dia unggah foto produk yang kumau. 

Yah pasrah deh terima kenyataan itu jadi pelajaran berharga buatku. Aku ga puas banget sama barang yang dikirim tapi tetep ga bisa dikembalikan. 

Pengalaman kedua aku cari online shop lain dan tertarik lagi sama sebuah produk. Aku biasanya sih beli melihat apakah banyak testimoni dan barang yang dijual apakah penjualnya grosir/ pedagang besar. Tapi produk yang kuinginkan justru dijual oleh sepertinya perorangan. 

Aku lihat di bagian stok dia punya beberapa stok. Oke aku coba order. Tapi di saat aku dah transfer tiba-tiba dia bilang stok ga ada ganti gambar lain. Aku ga mau. Untung uangku bisa kembali dengan mudah. 

Ga puas disitu aja, aku cari barang yang sama dengan penjual yang beda. Ada yang aneh tapinya. Dia tulis stok 100 tapi kuliat kayaknya dia penjual perorangan/ semacam reseller gitu, barangnya masa Cuma 1 macam. Tapi dia sebut dirinya “xxxshop. 

Aku mulai curiga saat udah transfer dengan harga lebih mahal tapi setelah kuorder kok stok barang yang tadinya 100 jadi habis. Alasannya karena lebaran jadi mau tutup biar ga ada yang order disetting habis. Masa gitu sih? Aku tak percaya. Duh aku nyesel banget rasanya, aku udah negatif thingking banget sampe aku chat penjualnya jangan-jangan barang bekas/ rusak yang dijual kemarin kayaknya ditulis 1 terus kok bisa jadi 100 produk lain ga ada. Ga ada komentar pembeli lainnya. Duh aku emosi banget. Tambah emosi lagi saat barang dikirimkan ke rumah, udah packingnya sobek-sobek, bungkusnya juga rusak semua, produknya juga cacat. 

Aku sekarang lagi ajukan pengembalian barang. Duh kapok banget lain kali harus sabar nunggu produk yang dijual di grosir aja. Pelajaran berharga buatku, lain kali musti ati-ati belanja online biar ga kena masalah kayak gini. Mungkin buat online shopnya seharusnya disortir penjual yang abal-abal itu jangan diberi lapak aja, merugikan pembeli banget. Nipu tu namanya stok Cuma 1 ditulis 100. Nolnya glundhung kemana bu? hm..keki bangetzzzz.

Kontrakan Rumah dan Toko di Blora

Moocen Susan | Sabtu, April 15, 2017 | Be the first to comment!
DIKONTRAKAN : 

RUMAH + TOKO ALAMAT : JL.PEMUDA 97 A BLORA


  • LOKASI STRATEGIS PINGGIR JALAN RAYA BLORA-CEPU
  • COCOK UNTUK USAHA
  • DEKAT PASAR, PUSAT JAJANAN, ATM & BANK
  • LT. 219m2
  • LB. 30M2 
  • LISTRIK token prabayar 900WATT
  • 1 KMR TDR 
  • KMR MANDI DALAM
  • HALAMAN BELAKANG LUAS SEKALI
  • ADA PARABOLA
Minus : tidak ada air. Sanyo mati total

HUB : WA 081915197153 (Chat)
TANPA PERANTARA
HARGA : 15 JUTA / TAHUN
 
DEPAN TOKO


RUMAH & TOKO TAMPAK SAMPING

RUANG BELAJAR (BANGUNAN BARU)


RUANG UTAMA (BANGUNAN BARU)

KAMAR MANDI

HALAMAN BELAKANG

KAMAR MANDI TAMPAK BELAKANG


Endoskopi Lagi

Moocen Susan | Rabu, Maret 29, 2017 | 6 Comments so far
Setelah mencoba menata hidup lebih baik, musibah kembali muncul. Aku keracunan kentang, kentang yang kubeli ternyata beracun. Rasanya pahit dan aku muntah-muntah kembali. Padahal aku udah ati-ati banget milihnya. Ga ada kecurigaan karena warna kulitnya masih coklat ga ijo. Yah mungkin ini cara Tuhan biar aku ga makan kentang mulu campur nasi, Itu kan karbo vs karbo, ga baik buat gula darah.

Aku masih punya surat antrian kamar di rumah sakit  udah dari bulan Januari 2017 antri dan kini udah 3 bulan, kurasa ini saat yang tepat untuk ke IGD. Dalam perjalanan selama 30 menit naik motor aku menahan muntah sambil bawa kantong kresek. 

Sesampainya disana jam 2 siang, banyak sekali pasien hingga tim medis kewalahan. Aku ga dapat tempat di IGD akhirnya cuma didudukin di kursi sambil muntah-muntah. Ditensi di kursi pula. Sampai kurang lebih 30 menit baru dapat bed itupun masih di IGD. Kacau sekali hari itu. Salah seorang staff yang sepertinya dihormati disitu datang memeriksa keadaan IGD, dan ketika dia melihatku muntah namun belum ditangani tim medis dia berkata sabar ya bu. Haiz ibu… setua itukah wajahku #nengok spion
Akhirnya satu per satu pasien dipindahkan ke dalam. Aku dapat bed, tapi ga dapat bantal dan selimut. Setelah beberapa waktu menunggu, ada salah seorang suster memindahkanku ke ruang berikutnya. Disini semakin kacau. Ruang kantor suster campur bed-bed berisi orang sakit  memenuhi jalan. Aku tak peduli, aku terus muntahin semua isi perutku hingga yang tersisa cairan asam lambung yang tak kunjung berhenti keluar.

Aku lemas, tak ada nafsu makan. Bahkan nasi bekalku bersama telur rebus sudah mengeras. Aku ga kolu makan lagi. Apelku mulai nggabus. Kacau balau. Perutku ga karuan. Lalu suster memasang infuse dan memberikanku suntikan injeksi. Aku sangat mengenali rasanya setelah diinjeksi haiz.. kenapa tubuhku rasanya ga karuan. Ini pasti dikasih obat penenang lagi. Dia bilang lanzoprazol dan ranitidine. Ternyata ini midazolam, sangat kubenci. Akh… ga enak banget rasanya. Badanku sakit semua. Mual dan tiba tiba aku mengantuk aku lupa dengan rasa mualku.

Entah kenapa aku selalu marah kalau dikasih penenang. Aku mengantuk dank arena baru datang jam 2 siang maka aku ga dapat makan malam. Akhirnya aku minta adiku belikan bubur ayam. Malam itu aku tidur di IGD bersama puluhan pasien yang masih belum dapat kamar. Aku BPJS kelas 1 dan tidur di IGD. Adiku bahkan tidak punya tempat buat duduk. Akhirnya dia pulang. Malam itu aku sendirian di rumah sakit. Pikiranku cuma kapan diendoskopi lagi. Suster bilang ga bisa endoskopi kalau ga dapat kamar.
Pupus sudah harapanku. Malam itu aku berniat pulang saja. Namun Tuhan menahanku. Seorang perawat laki-laki memberitahuku untuk pindah kamar kelas 1. Ya ruang kutilang. Aku didorong dalam keadaan berbaring di bed ke ruang kelas 1 rumah sakit pemerintah itu.

Kamarnya bagus, ada TV dan kamar mandi dalam. 1 ruangan ada 2 orang yang masing-masing ada TVnya. Entah jam berapa aku dipindahkan ke kamar itu. Aku sudah tak sabar menunggu pagi dan makan. Malam itu suster datang dan memperkenalkan diri mengajariku cara mencuci tangan dan menanyaiku tentang menu makanku. Aku senang sekali bisa order menu khusus. Tapi ternyata aku mual lagi gara-gara kurang lengkap sebutin menuku. Aku bilang diet ga makan tahu, tempe, ikan laut, daging sapi. Aku Cuma boleh makan telur dan ayam saja. Tapi pagi itu dikasih makan ayam kecap pedas meski Cuma kulit Lombok tapi perutku mulai demo. Aku marah banget dalam hati. Aku susah payah jaga makan, kenapa di rumah sakit malah kacau lagi perutku, Udah gitu datangnya telat mulu.Untung aku bawa apel yang rasanya udah ga karuan ga fresh lagi. 2 kali kena pedas, udah mau muntah rasanya. 

Aku panggil ahli gizi dan orang dapur. Aku benar-benar marah. Dan mereka setuju untuk mengganti menu mulai malam itu. Untung rasa mualku berkurang setelah minum metoclopamide dan lanzoprasol serta sucralfate. Lanzoprasol (prosogan) dan metoclopamidenya berupa injeksi katanya sekali suntik 80rb. Untung ada BPJS.

Pasien di sebelahku sakit kanker tulang. Dia terus muntah akibat kemo. Sudah 7 minggu dia dirawat, katanya sudah habis ratusan juta. Tapi untung dicover BPJS. Ibu itu sangat bersyukur ada BPJS demikian juga aku.

Malam itu menunya nasi sekepal tangan dan telur rebus sama sop. Aman lah. Aku makan dengan lahap meski menunya hambar. Tensiku Cuma 90/70 karena dibarengi datang bulan. Paling malas BAB kalau lagi diinfus padahal kalau dirumah aku biasakan setiap pagi BAB harus keluar.
Pagi jam 8 dokterku datang dan aku minta janjinya untuk endoskopi ulang dan dia setuju. Yes. Aku penasaran dengan kondisi lambung dan esofagusku karena dipakai muntah selama 1 tahun, berdarah dan BAB hitam. Penurunan berat badan mendadak.

Malam jam 7 aku makan terakhir padahal endoskopinya jam 8 pagi. Seharusnya aku ngisi perut dulu sampai puasa dari jam 2 pagi tapi sudah ga ada makanan lagi. Akhirnya aku tahan saja laparku, untung dibantu obat mual dan infuse. Aku harus puasa, kapan lagi bisa endoskopi kalau ini ga berhasil.
Jam 8 kurang, aku dijemput dan diganti baju operasi. Ramai sekali perawat disitu. Kebanyakan cowok. Aku ga terlalu jelas melihatnya karena kacamataku ditinggal di kamar pasien. Tapi ada satu cowok sepertinya dokter yang membantu endoskopi, ah mungkin dia dokter anastesi. Ganteng putih,agak terhibur melihatnya. He is my type, ah tapi aku ga peduli. Jangan-jangan dia sudah menikah. Ah. Pikiranku kemana-mana. 

Ini endoskopi yang ketiga. Aku tenang saja, tapi kali ini cairan yang disemprot di mulutku melukai tenggorokanku rasanya. Ketika kutelan cairan itu rasanya tenggorokanku radang beberapa saat. Ada rasa menebal mulai muncul dan aku tidak sadarkan diri. Entah kapan dokter masuk dan melakukan endoskopi tapi tau tau aku sadar dan sudah 2 jam berlalu padahal endoskopi Cuma 30 menit saja. 

Astaga ga terasa bener endoskopinya karena dibius total. Aku kembali ke kamarku dan makan. Hasil endoskopiku polip gaster dan gastritis erosive. 




Tanggal 31 maret 2017 kontrol lagi.
Surat yang dibawa : Surat kuning yang difotokopi, KTP dan kartu BPJS asli. 

Untuk pendaftaran kontrol bisa lewat sms atau online via web. Adapun cara SMSnya dengan format :
REG#NO REKAM MEDIS#KODE POLIKLINIK#KODE DOKTER#TGL PERIKSA#BPJS
MISAL : REG#C574831#103#D00XXX#2017-03-313#BPJS
KIRIM KE : 085-865-483-323
Setelah itu aku dapat balasan sms dari CS. 

Yah  demikianlah kisah dan pengalamanku diendoskopi untuk ketiga kalinya. Semuanya free ditanggung BPJS. Semoga bermanfaat.

Rice Cooker untuk Pacarku yang Taurus

Moocen Susan | Selasa, Maret 14, 2017 | | 8 Comments so far
Koko, begitulah aku memanggil pacarku. Dia adalah orang yang sayang kepadaku seperti almarhum bapakku dan demikian juga aku sangat menyayanginya. Sejak bapakku tiada aku seperti menemukan sosok bapakku pada Koko. Mereka berdua sama-sama berzodiak Taurus. Iya Taurus “Tau-tau kurus.” Cara berpakaiannya pun sama persis, tinggi badannya juga. Mungkinkah dia hasil reinkarnasi bapakku? Hehe…#ngaco 


Emang sih dulu aku pernah pengen banget punya pacar yang kayak bapakku dari sisi kesabaran tentunya. Dan ternyata Tuhan benar-benar mengabulkan doaku. 
Setelah 15 tahun berdoa, hiks...akhirnya Tuhan kirimkan seorang cowok kepadaku. (aih koko, lama banget datangnya, kenapa baru sekarang datangnya, ternyata kau terapung-apung dalam botol di tengah lautan)


Koko, termasuk cowok sederhana yang demikian sabar menghadapi aku yang masih labil dan kadang sering jutek namun dia ga pernah marah padaku.

Kadang aku menyadari kalau selama ini dia yang lebih banyak mengalah dibanding aku. Bertengkar hebat namun bisa berbaikan kembali. Ya kurasa hampir semua pasangan seperti itu. Dia tidak romantis, tidak pernah merayu atau memujiku, sungguh berbeda dengan ekspektasiku sebagai fans berat Drama Korea. 


Kisah pertemuan kamipun terbilang biasa saja, yang paling ngebetein waktu pertama kenal, chatku cuma dibalas dengan emoticon. Gemesin kan. 

Ya tapi memang kurasa lebih baik jika dia seperti itu jadi ga terkesan gombal atau NATO (No Action Talk Only).  Lambat laun aku merasakan kasih sayangnya makin bertambah. Apalagi waktu aku sakit di kontrakan sendirian. Koko belikan aku obat shinse saat hujan deras padahal tempatnya jauh sekali dari rumahnya.

***

Waktu itu, asam lambungku naik karena salah makan hingga muntah berjam-jam disertai bercak darah. Kemudian, aku SMS koko agar dia datang ke kontrakanku. Padahal rencananya koko mau beliin aku obat shinse lagi karena obatku sudah habis. Berhubung kondisiku kritis aku memintanya langsung saja antar aku ke rumah sakit. Untungnya hari itu Minggu, jadi koko bisa menemaniku dan mengantarku. 

Dari jam 11 siang sampai 6 sore koko menemaniku, sedangkan aku masih saja muntah meski sudah ada di kamar pasien. Kalau ga dipaksa makan sama dia, mungkin aku masih nuruti rasa mual ingin muntah terus. 

Sore itu, makanan rumah sakitpun diantar ke kamarku. Namun aku masih belum bisa memakannya. 

“Koko, ga makan?” tanyaku 

“Kamu itu lho yang harus makan, dah jam 6 sore. Dari pagi ga kemasukan apa-apa.” Jawabnya galak namun tetep bikin aku tersenyum, “nanti aja aku makan kalau kamu sudah makan.” (Oh so sweet, perhatian banget seh) 

Makanan rumah sakit yang aku ga makan, koko yang abisin. Karena memang aku banyak pantangan makan sejak sakit GERD (Gastroesophageal Refluks Disease), itu lho sakit yang disebabkan karena asam lambung yang naik ke kerongkongan akibat klep lambung lemah. (FYI)

Setelah keluar dari rumah sakit, aku dapat kabar kalau koko kena typus. Aku pikir apa karena kecapean nemeni aku kemarin dan anterin aku hujan-hujan ke dokter? Tapi dia bilang bukan karena itu. Memang sejak mamanya meninggal, koko jadi jarang makan pagi. Sehari cuma makan 2 kali itupun diluar jam makan orang pada umumnya alias telat. Padahal kerjanya termasuk berat dan membutuhkan energi ekstra. 

Baru sembuh dari sakit typus, koko kecelakaan. Oh hiks aku jadi tak tega. Rasanya aku ingin kerumahnya. Namun koko menolak. Dia bilang tak apa, hanya lecet sedikit karena kepleset di jalan licin setelah hujan deras. Tapi dia mengeluh badannya demam tinggi karena memar di kakinya. Aku pikir jangan-jangan dia kena tetanus. Aih pikiranku kemana-mana. 

Yang bikin cemas lagi, Koko itu tipe orang yang malas ke dokter sama kayak almarhum bapakku. Setelah kejadian kecelakaan ganti lagi masalahnya, koko alergi makanan sampai gatal-gatal di sekujur tubuhnya. 

Sebagai pacar aku merasa bersalah karena tidak bisa ada disampingnya saat dia mengalami musibah. Jadi aku mulai berpikir apa yang bisa kulakukan untuknya. Bagaimana dia makan kalau sakit sendirian? 

Selama ini koko seringnya jajan diluar, tapi entah mengapa kemarin koko nyeletuk pengen beli rice cooker.  Aku pengen koko makan 3x sehari dan berharap berat badannya bisa bertambah beberapa kilo lagi sama seperti saat mamanya masih hidup dulu dengan menambah porsi nasinya.


Emang sih bisa saja beli nasi dan lauk diluar tapi kan mesti terbatas dan ga sehat. Aku cuma mikir kalau koko sakit terus ga kuat keluar rumah buat beli nasi, setidaknya kalau ada rice cooker di rumah kan bisa punya persediaan nasi lebih banyak dan lebih irit tentunya.  Kalau seperti waktu kena typus, kita tahu bersama kan kalau orang kena typus itu harus makan yang lunak-lunak. Kalau ada rice cooker tinggal kasih air lebih banyak ke dalam beras. Jadi deh nasi lembek/ mau jadi bubur sekalian. Praktis. bisa lebih banyak, dan sehat. 

Ah, aku benar-benar berharap bisa mewujudkan hal ini. kasihan koko kalau dia sampai kurang makan. Lebih ga tega lagi kalau dia makannya cuma mi instan. Aduh, mending nasi ma telur kecap deh.

Mungkin aku terlalu lebay kuatirin soal makan, tapi ya begitulah adanya. Sejak aku sakit gangguan asam lambung, aku jadi lebih care sama orang sakit juga. Dan paling cerewet kalau koko belum makan.

Nah, oleh sebab itu aku ingin sekali memberikan hadiah sebuah rice cooker  untuk pacarku...semoga aku bisa mewujudkannya demi rasa sayang dan cintaku padanya.

 
Update story : Akhirnya aku menikah dengan koko juga di tahun 2021. Jodoh memang tak kemana....

Pindah Kontrakan Baru Lagi

Moocen Susan | Kamis, Maret 09, 2017 | 2 Comments so far
Setelah kejadian yang menimpa kami beberapa waktu lalu, akhirnya pada hari yang ditentukan yaitu tanggal 27 si penipu cuma sanggup memberikan separo dari uang yang telah dicurinya. Untung aja, akhirnya penggugat yang merupakan kakak dari penipu itu mengembalikan sisa uang yang ditilep adiknya. Kami juga sudah dapat kontrakan baru yang dapatnya sama sekali ga terduga. 

Sebenarnya sih adiku sudah dapat tempat baru juga hanya saja katanya tempatnya lebih sempit jadi dia sudah mulai ancang-ancang buat jualin smua barang yang ga penting. Pagi itu iseng-iseng aku lagi ngobrol ama salah seorang tetangga, dan kebetulan lewatlah seorang pria di depan kami, lalu ibu itu menawariku untuk menanyakan kontrakan pada bapak itu. Aku tak menyangka hal itu justru dipakai Tuhan sebagai jalan terbaik menentukan kami pindah kemana. 

Sore harinya bapak itu datang ke tempat kami bersama si pemilik kontrakan. Baru kali ini ada pemilik kontrakan datang kepada si calon pengontrak. Mungkin karena kasihan atau digerakkan Tuhan bapak ini mau mengontrakan rumahnya kepada kami seharga uang yang telah dicuri si penipu.

Awal pindah aku shock berat karena lebih jauh dari pasar. Stress aku. Mana wajanku ketinggalan di kontrakan lama. Udah mau pingsan rasae kelaparan mo masak eh wajannya ga ada. Aku coba pinjem tetangga sebelah eh orangnya pelit tingkat Cleopatra. Untunglah adiku akhirnya mau nganterin aku ambil wajan meski sedikit dongkol karena capek bolak balik. Kepalaku makin pening karena stress dan lapar. 

Setelah makan aku coba menenangkan diri. Aku yakin Tuhan ga mungkin salah nunjukin tempat. Kontrakan baruku ini meski sederhana tapi bersih. Aku punya kamar mungil berukuran 2x3. Waktu dapat rumah ini rasanya seperti rumah baru. Di situ aku bersyukur. Malam harinya aku coba jalan-jalan survey lokasi sekitar, setidaknya aku bisa menemukan tempat jual air isi ulang dan LPG, itu penting banget. 

Aku tak menyangka setelah aku jalan keluar di sebelah kanan isinya warung air isi ulang dan LPG, jalan raya waow… aku seperti melihat Tanah perjanjian setelah keluar dari tanah Mesir. Lebay banget hahaha.. Apa ini? Kenapa aku stress? Tuhan itu baik. Lihat aja tetangga-tetangga jauh dari pasar tapi ga stress. Ada beberapa penjual makanan tapi sayang aku ga bisa makan. 

Kadang adiku ga bisa nganter aku ke superindo, akhirnya aku naik gojek. 2 hari sekali sekarang aku pasti ke Superindo buat belanja. Tuhan benar-benar melatihku melawan agoraphobiaku. Kalau udah nyampe Superindo nih, lihat kentang, telur, apel. Bumbu-bumbu untuk masak komplit dan fresh-fresh kayak ada di Taman Eden… hwaaa surga surga ini.. Yah meski aku cuma bisa makan dengan menu yang itu-itu saja namun aku tetep bersyukur sudah bisa lepas dari obat dan ga muntah-muntah lagi kayak dulu. 

Pelan-pelan aku mulai menata dan menikmati hidupku. Lingkungan tempat tinggal baruku sangat nyaman dan tenang. Tetangga yang cuek namun tetap baik ga ada yang reseh kayak di kontrakan gaharu. Pokoknya nyaman banget. Oya aku disini juga mulai ikut kegiatan arisan dan pertemuan dengan ibu-ibu PKK. Aku makin hari makin bersyukur. Tuhan sudah selalu menyertaiku melewati banyak hal yang menyedihkan. Kini saatnya meniti karirku. Tetep kerja online hehe… Thanks God buat penyertaanMU.

Masalah di Kontrakan Baru

Moocen Susan | Kamis, Januari 19, 2017 | 5 Comments so far
     
Setelah kurang lebih setahun kami menempati kontrakan lama, akhirnya kami harus pindah juga ke tempat lain. Harga naik dan kami tidak mampu bayar. Pada hari yang ditentukan aku dan adikku pindah. Sebelum pindahan, aku sempatin dulu buat masak makan malam. Ya biar kalau lapar tinggal makan. Pikirku pasti karena capek angkat-angkat bakal lapar. Kira-kira pukul 5 sore kami pindahan. 

*** 

     Rumah kontrakan baru itu cukup bagus, lebih bagus daripada kontrakan lama. Ada 2 lantai tapi harganya jauh lebih murah? Hm, seharusnya sudah mulai curiga ada yang tidak beres. Tapi karena aku tak mau negative thinking, ya aku manut saja pilihan adiku. Kami sewa 1 mobil pick up dan barang kami berdua cukup banyak. Ya karena barang serumah gitu loh, kalau mau ngekos pun tak cukup lah barang segitu banyak. 

  Aku mulai masukkin barang-barang ke dalam rumah. Sedangkan adiku pergi sebentar ambil barang yang ketinggalan di tempat lama. Baru aku mau nyalain komputer karena ada kerjaan, eh samar-samar kulihat ada 3 orang yang menuju ke kontrakan kami. Seorang ibu, anak perempuan, dan menantu laki-laki bertubuh tinggi besar dan agak gendut. 

   Aku pikir mereka mau menyapaku, sudah pasang senyum ramah. Eh ga kusangka, menantunya marah-marah. “Lho kamu siapa?” tanyanya dengan nada tinggi 

“Sssaya yyang kontrak disini pak.” Jawabku gemetaran. What the hell ini ada apah? Gumamku 

“Kamu tahu gak ini rumah saya, dan rumah ini tidak dikontrakkan,. Kamu kok bisa kesini kontrak ma siapa?” 

     Aku ingat adikku sempat sebut satu nama dan aku jawab saja dengan nama itu. Ternyata penipu itu adalah adik iparnya sendiri.Wah aku makin mual karena ada masalah yang datang tiba-tiba seperti ini. Aduh kok adikuu pas ga ada sisan, jadi aku semakin panic. Mana hp ngehang juga. 

   Baru mau telepon adikku eh si empunya rumah marah-marah terus, dia maksa aku untuk keluarin semua barang yang barusan aku masukin ke dalam rumah. Uh, mana perutku laper juga, untung udah masak tadi. Adiku ga baca bbmku. Oh Tuhan ini bukan pertama kalinya aku diusir jadi entah kenapa meski aku panic diluar ada yang bikin tenang di dalam. 

    Selang beberapa waktu adikku datang, dan ia pun sontak kaget serta minta maaf sama yang punya rumah. Sedangkan aku makan diluar pagar kayak anak SD disetrap guru. Kucium aroma tak sedap astaga rupanya sebelahku selokan. Bisa dibayangin perpaduan antara rasa makanan, dan aroma si got. Ada anak kecil lihatin aku. Pikirnya orang gila kali makan di samping selokan. Kudengar sayup-sayup di dalam si pemilik rumah marah-marah. 

    Dia ga mau tahu pokoknya malam itu kami ga boleh masuk. Adiku dibawa mencari si penipu malam-malam. Aku ditinggal sendirian bersama barang-barang seabrek. Kedinginan, kembung di teras sendirian sampai jam 1 dini hari adiku baru pulang dengan tangan kosong. Penipunya kabur dan kami diberi waktu 3 hari untuk menemukan penipu itu. 

    Alasan si pemilik rumah tidak lapor polisi dulu karena masih ingin menyelesaikan dengan jalur kekeluargaan. Tapi kasihan adiku juga kok jadi dia yang repot cari sendiri. Sampai sakit adiku memikirkan hal itu. Tapi tetap saja sebagai kakak aku tak bisa berbuat banyak karena aku jarang diajak komunikasi ma adikku. Yang terpikirkan Cuma lapor RT setempat berkat saran teman. Keesokan harinya adikku pergi pagi-pagi mencari si penipu. 

    Yes ketemu, siangnya penipu datang tapi ga bawa uang. Ye sama aja boong. Dia janji akan kembaliin uang tgl 27 Januari 2017. Selama itu aku disuruh untuk waspada kalau-kalau yang punya rumah datang aku harus sms RT, RW, keamanan kampung ya biar ada yang melindungi. Sementara rumah selalu terkunci kalau-kalau yang punya datang.

    ***

 3 hari berlalu. Si pemilik tidak datang hari Minggu itu. Tuhan melindungi kami. Hujan deras dari pagi membuat si pemilik rumah tak datang. Namun keesokan harinya kira-kira pukul 3 sore datanglah om gendut itu bersama seorang pria paruh baya yang ternyata adalah tukang yang disuruh untuk mengambil pompa air di kontrakan kami.. Hm ini modus pemaksaan secara halus untuk kami keluar. Bayangin hidup tanpa air. Ini ultimatum pertama. 

   Tapi sekali lagi Tuhan menenangkan hatiku. Untunglah tetangga disekitar sini baik-baik. Jadi aku tak perlu takut kekurangan air. Kalaupun tak ada air ledeng Tuhanku masih punya air hujan, hihi.,… Aku rasa si pemilik rumah itu tak punya hati nurani. Dia benar-benar tak berbelas kasih dan tak berperikemanusiaan. Bagaimana mungkin dia mengambil pompa air dengan alasan pompa air di kantornya rusak dan mau dipasang yang dari sini. Apa dia ga mikir ada 2 manusia yang butuh air disini? Tapi ya sudahlah mungkin Tuhan pengen saya dan adikku olahraga. Ngangsu di rumah tetangga tiap pagi dan sore. 

    Kami dikasih waktu lagi sampai tgl 27 ya 10 hari lagi. Jika dalam 10 hari uang tak kembali kami tetap harus pergi dan jika kami memaksa tinggal disini maka pemilik rumah akan melaporkan kami juga ke polisi atas tuduhan penadah barang curian dan perbuatan tidak menyenangkan. Dia juga akan melaporkan adiknya yang menipu kami. Hm, rumit ya.. Semoga sebelum tanggal yang ditentukan uang kami bisa dikembalikan dan kami bisa pindah ke tempat baru.