Laman

  • HOME
  • LOMBA BLOG
  • ARTIKEL
  • TUTORIAL
  • JUAL SUPERGREENFOOD

Berbagi dalam Kekurangan

Moocen Susan | Selasa, Juli 15, 2014 | | 8 Comments so far
   Pagi ini seusai sarapan, saya membuka obrolan ringan dengan bapak tentang semangat berbagi. Meskipun kami sekeluarga beragama Kristen, tetapi kami diajarkan untuk saling menghargai dan menghormati perbedaan keyakinan dengan orang lain. 

   Sebenarnya tak hanya dalam moment Ramadhan saja, tetapi setiap saat jika bapak mendapat berkat dari Tuhan maka beliau selalu berbagi dengan orang lain. 

   Suatu ketika saat kami sedang makan di warung, ada pengemis yang datang menghampiri bapak. Kemudian, bapak menghentikan makannya dan mulai merogoh kantongnya lalu memberikan sejumlah uang kepada pengemis itu. 

   Bapak juga sering menraktir temannya yang berprofesi sebagai tukang becak jika makan di warung bersama. Bapakku mengajarkan padaku tentang arti memberi dalam kekurangan kami. 


Bapak : Memberi dari kekurangan itu berkatnya lebih besar daripada memberi dari kelebihan.

Aku : Kok bisa pak? 

Bapak : Misalnya begini, ada 2 orang. Yang satu kaya, yang satu miskin. Suatu ketika ada seorang pengemis yang sedang mengemis di pinggir jalan. Yang kaya memberikan uang Rp.5000,- sedangkan si miskin hanya memberikan uang Rp.500,-. Di mata Tuhan, siapa yang memberi lebih banyak?” 

Aku : Si kaya donk pak. Si kaya kan memberi Rp.5000,- sedangkan si miskin hanya Rp.500,- 

Bapak : Oh, tidak bisa… (#pake aksennya Sule kalau ngomong) . Di mata Tuhan yang memberi lebih banyak adalah si miskin. Karena si kaya banyak uangnya dan ia memberikan uang dari kelebihan uangnya. Sedangkan si miskin memberi dari kekurangannya. Memang nominalnya lebih sedikit, tapi hati yang rela memberi itulah yang membuatnya lebih banyak di mata Tuhan. 

Aku : Oh begitu ya pak, jadi yang penting ikhlas ya pak. 

Bapak : Ya. Kalau kita memberi sesuatu kepada orang lain janganlah kita berharap orang yang kita bantu tadi akan memberikan timbal balik kepada kita. 

Bukan orang yang kita pernah tolong yang akan membalas kebaikan kita tapi orang lainnya lagi yang justru diluar dugaan yang akan membantu kita. 

Oleh sebab itu ya Sus, kita jangan sampai berharap pada manusia, supaya kita tidak kecewa. 

Aku : Iya, ya pak. Kadang kalau ada orang yang kita bantu seringnya lupa kalau pernah kita bantu. Kita sudah baik kepada orang eh orang itu ga tau terima kasih. Oh, Susan ngerti sekarang kalau kita ga boleh punya pikiran ada udang di balik rempeyek ya pak. Maksudnya ada maksud-maksud terselubung kalau mau bantu orang. Harus ikhlas ya, begitu kan pak? 

Bapak : Oh ya betul itu. Lalu satu lagi, kamu pernah nonton sebuah tayangan reality show “Minta Tolong” ga? Nah disana kan ada contoh nyatanya. 

Ada orang yang pura-puranya sedang minta tolong dan ia meminta tolong kepada setiap orang yang ditemuinya. Banyak respon penolakan dari orang yang dimintai tolong olehnya. Tetapi ketika ada orang yang sadar ada kamera memperhatikan dan tahu kalau itu dari TV orang yang punya motivasi pengen dapat uang itu langsung mau menolong. Padahal tadinya membentak-bentak pengemis jadi-jadian tadi. 

Ada juga orang yang sama-sama kekurangan tapi mau menolong dan ketika ia dapat hadiah uang malah takut. Baru ketika dijelaskan oleh kru TV penyelengara acara tersebut akhirnya ia mau terima uangnya dan sujud syukur cium tanah karena saking senangnya. Inget gak? 

Aku : Iya ya pak aku inget. 

Bapak : Nah, sekarang kamu jadi tahu kan perbedaannya memberi dengan ikhlas dan tulus dengan memberi karena maksud udang dibalik rempeyek tadi?

Aku : Ya pak. Lalu pada bulan ramadhan, biasanya bapak melakukan apa untuk tetangga kita pak? 

Bapak : Sederhana saja, kalau kita dapat kiriman sembako dari orang lain bapak berikan lagi ke tetangga yang lebih membutuhkan. Susan kan ga makan mie instan lagi, minyak juga sudah punya sendiri, beras juga sudah banyak dirumah, jadi lebih baik kita sumbangkan lagi ke orang lain saja. 

Aku : Iya pak, berasnya kuberikan pada mbah penjual daun di pasar aja ya. Kasihan soalnya sudah tua masih juga jualan. 

Bapak : Bagus. Nah, kalau pas Idul Adha, kita dapat sate kambing, juga berikan saja ke orang lain. 

Aku : Kenapa pak? 

Bapak : Bapak kan sudah ompong. ga punya gigi lagi. Ga tedas makan sate kambing apalagi Susan juga ga boleh makan sate kambing juga kan. Jadi berikan saja pada yang punya gigi dan suka makan sate kambing. 

Aku : Siap pak :D



 

Pureit Solusi Praktis dan Sehat Air Minum Layak Konsumsi

Moocen Susan | Senin, Juli 14, 2014 | 8 Comments so far
   Air sangat penting untuk kehidupan kita, khususnya air minum. Untuk proses pernapasan kita saja membutuhkan setidaknya 1,7 liter air setiap harinya. 


   Setiap bangun tidur aku selalu membiasakan diri minum air putih. Penelitian menunjukkan, minum air saat perut kosong di pagi hari dapat meningkatkan laju metabolisme sepanjang hari. Air juga membuat rasa kenyang sehingga dapat menunda lapar. 

Selain itu masih banyak sekali manfaat minum air putih diantaranya yaitu : 
  • Membersihkan tubuh dari racun
  • Menyembuhkan penyakit
  • Membuat kulit lebih sehat dan segar
  • Mengoptimalkan fungsi otak
  • Membantu menurunkan berat badan secara perlahan karena membantu mengurangi kalori yang biasanya berasal dari asupan minuman berkalori tinggi 

   Orang bisa menahan lapar berhari hari tetapi ga bisa nahan haus. Kalau kita merasa haus tandanya tubuh kita kurang cairan. Nah jika kita kurang minum air putih maka tubuh kita bisa kena dehidrasi dan membuat ginjal kita bekerja ekstra keras. Namun, untuk menjaga kesehatan organ ginjal kita ga cukup hanya dengan banyak minum air putih saja tetapi perlu kita jaga juga kebersihan air yang kita minum. 

   Awalnya, sumber air di rumahku  berasal dari pompa air manual yang kemudian ditaruh ke dalam bak mandi dan gentong-gentong dari tanah liat (istilah bahasa jawanya genuk). Untuk kebutuhan memasak dan air minum biasanya aku merebus dulu air yang sudah diendapkan tersebut hingga mendidih kemudian ditaruh di dalam kendi/ teko. Tetapi karena daerah tempat tinggalku di Blora tanahnya banyak mengandung kapur, sehingga air hasil rebusan tadi berkapur. Akibatnya panci untuk memasak air tersebut jadi berkerak-kerak. Yang pasti itu sangat tidak baik untuk kesehatan terutama ginjal. 

   Lumayan capek juga kalau mau ambil air harus memompa dulu. Kadang airnya juga tidak keluar di musim kemarau. Sehingga aku memutuskan untuk membuat sumur bor. Tapi lihatlah air dari sumur bor dirumahku seperti ini butek dan bercampur banyak lumpur. Tentu saja aku tak tega untuk merebusnya lagi karena pasti air ini tidak layak untuk diminum. 


   Kemudian, untuk kebutuhan air minum aku beli saja air isi ulang yang banyak dijual di toko-toko dengan harga per galonnya sekarang Rp.4500,-. Pikirku lebih praktis karena ga perlu merebus air lagi seperti dulu dan airnya lebih bersih. 

   Rupanya sekarang banyak merk air isi ulang yang beredar di pasaran juga ya. Ada juga tetanggaku yang kena sakit batu ginjal ga mau beli yang air isi ulang itu tetapi beli air galon yang asli dengan harga yang lebih mahal. Hal ini membuatku penasaran, apakah air isi ulang itu masih kurang bersih? Bagaimanakah ciri-ciri air bersih itu? 

   Akupun banyak browsing di internet dan membaca artikel-artikel yang di posting di blog dan kutemukan fakta bahwa : 


1. Tidak berwarna/ jernih 
2. Tidak berbau
3. Tidak berasa/ alami
4. Tidak mengandung bakteri patogen E.Coli
5. Derajat PH-nya diantara: 6,5 - 8,5 (netral)  

    Aku jadi ingin minum air dengan nyaman tanpa was-was akan bahaya mengonsumsi air minum yang tidak layak dikonsumsi. 

   Hingga kemudian melalui sebuah iklan TV, aku menemukan solusi praktis untuk air minum layak konsumsi. Ya, Pure It! Water Purifier atau pemurni air berteknologi canggih dengan 4 tahap pemurnian air “Teknologi Germkill” untuk menghasilkan air yang benar-benar aman terlindungi sepenuhnya dari bakteri dan virus. 

1. Saringan serat mikro → menghilangkan kotoran 
2. Filter karbon aktif → menghilangkan parasit dan pestisida berbahaya 
3. Prosesor pembunuh kuman →Dengan 'programmed disinfection technology' menghilangkan bakteri dan virus berbahaya yang tidak terlihat. 
4. Penjernih → Membuat air jernih, tidak berbau dengan rasa yang alami 


   Dengan PureIt kita tidak perlu memasak air lagi, tidak perlu menggunakan gallon karena air langsung diambil dari air keran, tanpa gas, tanpa listrik (kecuali untuk Pure It Marvella), dan dapat menghilangkan bakteri, virus dan parasit. 

   Cara menggunakannya pun sangat mudah yaitu hanya dengan menuangkan air tanah/ PAM mentah yang biasa kita masak untuk diminum kedalam Pureit. 

   Pureit adalah solusi mudah, praktis dan aman dari kuman berbahaya dengan harga yang terjangkau :
  •  Rp.600.000,- untuk Pure It Classic Putih Marron
  •  Rp. 650.000,- untuk Pure It Classic Putih Biru 
  •  Rp. 2.500.000, - untuk Pure It Marvella. 
Tak hanya itu saja Pureit memiliki banyak sekali keuntungannya :
  • Dibandingkan kalau harus merebus air : Pureit jauh lebih praktis, mampu menghilangkan polutan dalam air seperti pestisida, karat besi, yang tak dapat dihilangkan hanya dengan memasak air, hemat gas, dan harganya terjangkau.
  • Dibanding beli gallon bermerk, Pureit lebih menghemat uang : Harga gallon Rp.10.000 untuk 19 liter, Harga Germkill kit Rp. 150.000 untuk 1500 liter. Jika setiap bulan menghabiskan 8 galon maka penghematan dalam 1 th Rp.842.400,-, 3 th : Rp.2.527.200,-, dan 5 th : Rp. 4.212.000.- 

Pure It Classic (warna putih biru dan putih Marun) 
Tidak memerlukan sambungan ke keran. Sangat praktis digunakan. Tinggal tuangkan air tanah/PAM mentah yang biasa dimasak untuk minum ke dalam Pureit. Kapasitas wadah atas 9 liter dan wadah transparan 9 liter. 

Pure It Marvella 

dengan 2 jaminan perlindungan : 
Perlindungan 1 – Pureit Germkill Life Indicator Indikator unik yang akan memberitahukan Anda beberapa hari sebelumnya kapan perlu mengganti 'Germkill Kit’ 
Perlindungan 2 – Mekanisme Penghentian Otomatis 
Jika ‘Germkill Kit’ tidak diganti pada waktunya, Pureit secara otomatis akan menghentikan aliran air sampai penggantian dilakukan. Mekanisme Penghentian Otomatis Pureit akan menghentikan air sehingga air akan meluap dari Germkill Life Indicator. Hal ini akan menjamin anggota keluarga Anda akan selalu meminum air yang aman. 
Pureit bekerja dengan Germkill Kit (Perangkat Pembunuh Kuman) yang tahan lama dan dapat diganti. Komponen 2,3,4 harus diganti secara bersamaan setelah memurnikan sekitar 1500 liter air. Atau setara dengan 80 galon, dalam pemakaian normal tahan sekitar 6 -8 bulan. Ketiga komponen ini tersedia dalam sebuah kemasan 'Germkill Kit'. 


Marvella juga dilengkapi dengan berbagai filtur unik: 
  1. Advance Alert System Memberi petunjuk 150 liter sebelum GKK habis (estimasi sekitar 15 hari untuk pemakaian 5 orang). Asumsi 2 liter/orang/hari. 
  2. Auto Shut Off Menghentikan aliran air ketika lampu UV atau komponen penting lain dalam Pureit Marvella tidak berfungsi. 
  3. Kapasitas Penampungan 4 Liter 4 liter air minum tersedia dan bisa dimanfaatkan bahkan di saat tidak ada listrik. 
  4. Pengisian Air Otomatis Nyaman tidak perlu melakukan pengisian manual. 
  5. Pemurnian Dengan Standarisasi US EPA Memunuhi kriteria yang sangat ketat dari EPA (Environmental Protection Agency), Amerika Serikat dalam hal pembasmian virus, parasit dan bakteri yang berbahaya. 
Catatan untuk diperhatikan : 
   Pureit telah didisain secara khusus agar aman dari kuman yang berbahaya”, selama Pureit digunakan dengan baik sesuai panduan penggunaannya, yaitu : 
  1. Pastikan wadah Transparan dan keran Pureit berada pada tempat yang bersih dan higienis, dan tidak terkontaminasi melalui kontak tangan, lap pengering, pencucian dan lain-lain. 
  2. Pilihlah tempat di tempat yang bersih, kering, bersuhu ruangan, dan tidak terkena sinar matahari langsung sebagai tempat ideal untuk meletakkan pureit. 
  3. Untuk Pureit Marvella pengoperasiannya menggunakan listrik dan akan disambungkan ke keran air. Pengisiannya secara otomatis. 
Pureit didukung oleh layanan purna jual : 
1. Gratis biaya pemasangan Pureit Marvella dan sebelum dipasang sumber air akan dicek terlebih dahulu oleh teknisinya. 
2. Garansi 1 tahun untuk kerusakan pabrik 
Untuk Informasi lebih detail hubungi : 
Suara Konsumen Pureit (kode area lokal) 500 258 (pulsa lokal). Email : pureit.indonesia@unilever.com 

Jika Aku Tidak Pernah Sakit GERD

Moocen Susan | Sabtu, Juli 12, 2014 | 8 Comments so far
   Terkadang rancangan Tuhan tidak bisa kita mengerti dan saat itu terjadi kita bahkan bisa saja menyalahkan Tuhan atas apa yang menimpa kita. Tetapi kemudian setelah kita melewati masa masa itu kita baru mengerti oh ini to maksudMu Tuhan. Kita baru bisa bersyukur setelah terjadi kekecewaan yang mendalam akan sesuatu. 

   Aku pernah mengalami masa itu dan kurasa demikian juga dengan saudara sekalian. Awalnya aku sangat menikmati pekerjaanku hingga GERD merenggut semuanya itu. Aku diPHK karena sering bolos kerja akibat sakit GERD yang tak kunjung sembuh, aku kehilangan masa remajaku, masa dimana lagi asyik-asyiknya jalan-jalan keluar kota bersama teman-temanku, menikmati segala macam makanan tanpa efek mual maupun muntah, bahkan waktu itu aku kehilangan teman-temanku. 

   Kurasakan kesendirian yang amat sangat mendalam ketika aku harus diopname di rumah sakit tanpa ada yang menungguiku. Saat aku sendiri, beberapa kali perawat mengingatkanku akan pelunasan biaya administrasi rumah sakit dan itu cukup membuatku cemas. Mereka menanyakan tentang dimana keluargaku. Saat itu juga aku merasa pentingnya sebuah keluarga. 

   Tadinya aku memang sengaja tidak memberitahukan kepada bapakku yang masih di Blora agar beliau tak usah menjenggukku. Aku tak tega karena beliau sudah lanjut usia, aku tak ingin merepotkan. Sedangkan waktu itu adikku belum tiba di rumah sakit. Sempat terpikir olehku betapa nyamannya apabila setiap orang sakit yang sedang sakit bisa istirahat dengan tenang di sana tanpa ada rasa cemas tidak bisa bayar biaya administrasi rumah sakit (Beruntung ya sekarang sudah ada BPJS.) 

   Waktu itu plafon berobat gratis dari kantor pun sudah habis karena aku sering keluar masuk rumah sakit karena GERD. Mungkin teman-temanku sudah bosan menjenggukku, entah kenapa saat mereka menjenggukku dulu aku tampak sehat sedangkan aku kumat lagi (muntah asam lambung) ketika tidak ada orang yang menjengukku. Entah kenapa aku harus muntah hanya dijam jam tertentu saja sehingga tidak ada bukti kalau aku benar-benar sakit. Hanya orang yang menunggu pasien yang lain saja yang tahu kalau aku kumat. Hal itu membuat teman-teman di kantorku mengira aku pura pura sakit. Mereka semua menyindirku, “Wah enak ya liburan di hotel.” Aku maklum karena mereka tidak tahu yang sebenarnya. 

   Pernah suatu kali pada jam 2 siang, aku muntah di kamar mandi selama berjam-jam dan infusku sudah mulai habis. Darah sudah mengalir balik ke tabung infusnya, aku terpaksa hentikan muntahku dan mencoba keluar dari toilet dan mencari perawat. Aku benar-benar merasa sendiri. Aku mengerti apa itu kesendirian. Meskipun aku sendiri, namun aku tahu Tuhan tidak membiarkanku sendiri. 

   Akhirnya, Ia mengirimkan seorang sahabat untuk merawatku selama opname sampai adikku datang. Mereka berdua tidak selalu bisa menemaniku karena harus bekerja juga. Seminggu aku dirawat di rumah sakit dan aku cukup paham dengan arti sendiri. Hingga saat aku keluar dari pekerjaanku dan harus pulang ke kampung halamanku aku benar-benar merasa sedih. Aku kehilangan semuanya, uang pesangon yang seharusnya aku dapatkan habis ludes untuk melunasi hutangku selama di rumah sakit. Tapi Tuhan sekali lagi tidak membiarkanku hidup dalam kekurangan. Dia memberi berkat secara tak terduga dan jumlahnya sama dengan uang pesangonku. Bahkan aku pulang ke blora dengan naik taksi dibayari dan diantar sahabatku. 

   Sampai di Blora pun aku benar-benar belum tahu apa rencana Tuhan atas hidupku. Masih dalam keadaan sakit dan terkapar di tempat tidur dengan badan yang sangat kurus (30kg) tadinya BBku 35kg. GERD telah membuat BB ku turun drastis. Yang kulakukan setiap hari saat tidak kumat adalah mendengarkan khotbah Pdt. Gilbert Lumoindong di radio rohani setiap jam 6 pagi. Aku mencatat setiap kotbahnya. Aku membaca Alkitab setiap hari hingga Tuhan membuka jalan kesembuhan kepadaku. Tak hanya doa, tapi aku sangat ketat jaga makananku. Uang berkat itu akhirnya habis untuk berobat lagi dan aku pun sembuh. 

   Jika aku tak pernah sakit GERD mungkin aku sampai hari ini tidak mau belajar memasak makananku sendiri, aku dulu sangat suka makan mie instan, daging, dan ayam aku tak suka sayuran. 

    Jika aku tak pernah sakit GERD aku tak mungkin menulis di surat kabar, meski hanya surat pembaca.

     Jika aku tak pernah sakit GERD aku takkan pernah kenal dengan sahabatku ini.

   Jika aku tak pernah sakit GERD mungkin aku tidak pernah memperhatikan apa yang kumakan, aku hanya mau makan yang enak-enak saja tanpa memperdulikan sehat tidaknya makanan itu. 

   Jika aku tak pernah sakit GERD aku tak kan jadi orang yang lebih perhatian pada orang lain. Aku tak pernah mau memahami orang lain, aku sangat egois. 

   Jika aku tak pernah sakit GERD aku tak kan tahu rasanya sendirian itu menyiksa. Aku mungkin kehilangan semua yang kumiliki tapi aku mendapat sesuatu yang baru, apakah itu? Ya sebuah pekerjaan yang bisa kulakukan secara fleksibel di rumah. Meski di rumah tapi aku bisa tetap menghasilkan uang dengan apa yang bisa kulakukan. 

   Jika aku tak pernah sakit GERD aku tak akan pulang ke Blora dan tidak tahu kalau bapakku kena TB dan harus dirawat secara rutin. 

   Dan yang terutama dari semua itu, Jika aku tak pernah sakit GERD aku tak akan menjadi seorang desainer blog. 

    GERD telah membuatku belajar banyak hal baru yang tidak pernah kupikirkan sebelumnya. GERD membuatku bertemu teman-teman senasib dan sepenanggungan yang sama-sama kena GERD sehingga aku merasa tidak sendiri lagi dengan penyakit yang terbilang aneh ini. Melalui forum yang kuikuti forum GIHM Indonesia, aku bertemu seseorang yang mengantarkanku menekuni dunia kepenulisan.

Cara Mengobati Radang Tenggorokan

Moocen Susan | Kamis, Juli 10, 2014 | 8 Comments so far
   Ketika mengantar bapak berobat ke Semarang, aku sempat tinggal seminggu di sana sampai waktunya kontrol dokter lagi. Cukup boros juga karena aku makannya serba beli di warung. Dan karena aku penyuka gorengan hampir tiap aku makan pasti lauknya gorengan dan minumnya air es. Wah, langsung deh malamnya aku kena radang tenggorokan. 

   Malam itu tenggorokanku rasanya sakit buat menelan dan badanku udah mulai demam. Aku cuma mikir pengen cepet pulang ke Blora dan langsung ke puskesmas. Bayanganku pasti bakal minum antibiotik lagi. Gimana ya, aku disini kan dalam rangka nganter bapakku berobat masa aku sakit juga? 

    Aku ambil minyak kayu putih dan kerokin leherku sendiri terus di pagi harinya waktu bangun tidur aku berkumur air hangat dicampur sedikit garam. Wah daya tahan tubuhku menurun nih, aku musti makan dan minum yang banyak. Dalam keadaan demam aku keluar ke Indomaret buat beli larutan penyegar habis 2 botol. 

   Rupanya radang tenggorokanku udah mulai sembuh hingga aku pulang ke Blora. Ga jadi ke puskesmas deh. Jadi kalau sudah mulai kena flu/ radang tenggorokan sebaiknya makan, minum dan istirahat yang cukup saja sudah ampuh buat atasi radang sejak dini.

Bakso Cinta

Moocen Susan | Kamis, Juli 10, 2014 | Be the first to comment!
   Ini sama sekali bukan judul yang menggembirakan. Kalau inget kejadian ini sebenarnya agak merasa gimana gitu. 


   Jadi ceritanya aku tuh punya teman sekolah sebut saja namanya Maya (bkn nama sebernarnya). Si Maya ini punya pacar namanya Adi. Mereka pacaran sejak masuk SMP. Pas aku main ke rumah Maya dia mintol (minta tolong) padaku buat ngerjain cowoknya lewat telepon. Dia pengen ngetes kesetiaan cinta Adi padanya. Jaman dulu pas belum punya HP pakainya telepon koin di Telkom. Aku dan Maya naik sepeda ke kantor Telkom. 

   Entah kenapa aku mau aja dimintai tolong sama Maya. Ya waktu itu aku mikirnya buat temen kenapa enggak. Aku juga penasaran juga seberapa dalamnya si cinta Adi buat Maya. Mulai deh, aku ngerjain si Adi ini. Dengan pura-pura ngajak kenalan + godain si Adi. Eh ternyata jauh dari dugaanku ternyata si Adi ini tipe cowok setia. Dia marah waktu aku telepon mungkin dia ga sembarangan mau kenalan sama orang asing. 

   Udah kenyang dimaki maki sama si Adi ini perasaanku jadi ga enak. Eh si Maya malah tertawa terbahak-bahak. Mungkin dia udah puas kali ya karena udah yakin si Adi ini setia banget sama dia. Dan untuk mengobati rasa beteku habis kena semprot Adi, si Maya nraktir aku bakso. 

   Konyol banget deh aku waktu itu demi semangkuk bakso rela dimaki maki cowok. Sampai sekarang kalau lihat bakso jadi inget deritaku dimaki-maki cowok. Tapi setidaknya aku cukup salut sama kisah cinta dan kesetiaan Adi dan Maya ini. Sekarang mereka sudah menikah dan mempunyai 2 anak perempuan sedangkan mak comblangnya tetep aja masih dalam pencarian jati diri sambil mikir, “Aku ini tulang rusuknya siapa ya? Kok ga ada yang nyari… ?”:O

Me and My Father

Moocen Susan | Rabu, Juli 09, 2014 | 12 Comments so far
   Hai, hari ini aku pengen upload foto-fotoku bersama bapakku. He is so special for me. Oleh sebab itu aku sering nulis tentang bapakku di blog ini :) 

   Tinggal bersama orangtua tunggal yang sudah lansia membuatku belajar menjadi lebih perhatian. Sudah seperti punya baby. Memperhatikan makannya, minum obatnya, dan perubahan emosinya. After all, aku sangat bangga dan bersyukur punya bapak seperti beliau.
dalam perjalanan berobat keluar kota naik travel
waktu antri dokter di rumah sakit dari jam 8 pagi-5 sore

waktu duduk di emper toko orang pas capek jalan-jalan di Semarang

waktu nunggu bapakku antri rontgen di RS

waktu nemeni bapakku opname di RS luar kota