Laman

  • HOME
  • LOMBA BLOG
  • ARTIKEL
  • TUTORIAL
  • JUAL SUPERGREENFOOD

Endoskopi Lagi

Moocen Susan | Rabu, Maret 29, 2017 | 6 Comments so far
Setelah mencoba menata hidup lebih baik, musibah kembali muncul. Aku keracunan kentang, kentang yang kubeli ternyata beracun. Rasanya pahit dan aku muntah-muntah kembali. Padahal aku udah ati-ati banget milihnya. Ga ada kecurigaan karena warna kulitnya masih coklat ga ijo. Yah mungkin ini cara Tuhan biar aku ga makan kentang mulu campur nasi, Itu kan karbo vs karbo, ga baik buat gula darah.

Aku masih punya surat antrian kamar di rumah sakit  udah dari bulan Januari 2017 antri dan kini udah 3 bulan, kurasa ini saat yang tepat untuk ke IGD. Dalam perjalanan selama 30 menit naik motor aku menahan muntah sambil bawa kantong kresek. 

Sesampainya disana jam 2 siang, banyak sekali pasien hingga tim medis kewalahan. Aku ga dapat tempat di IGD akhirnya cuma didudukin di kursi sambil muntah-muntah. Ditensi di kursi pula. Sampai kurang lebih 30 menit baru dapat bed itupun masih di IGD. Kacau sekali hari itu. Salah seorang staff yang sepertinya dihormati disitu datang memeriksa keadaan IGD, dan ketika dia melihatku muntah namun belum ditangani tim medis dia berkata sabar ya bu. Haiz ibu… setua itukah wajahku #nengok spion
Akhirnya satu per satu pasien dipindahkan ke dalam. Aku dapat bed, tapi ga dapat bantal dan selimut. Setelah beberapa waktu menunggu, ada salah seorang suster memindahkanku ke ruang berikutnya. Disini semakin kacau. Ruang kantor suster campur bed-bed berisi orang sakit  memenuhi jalan. Aku tak peduli, aku terus muntahin semua isi perutku hingga yang tersisa cairan asam lambung yang tak kunjung berhenti keluar.

Aku lemas, tak ada nafsu makan. Bahkan nasi bekalku bersama telur rebus sudah mengeras. Aku ga kolu makan lagi. Apelku mulai nggabus. Kacau balau. Perutku ga karuan. Lalu suster memasang infuse dan memberikanku suntikan injeksi. Aku sangat mengenali rasanya setelah diinjeksi haiz.. kenapa tubuhku rasanya ga karuan. Ini pasti dikasih obat penenang lagi. Dia bilang lanzoprazol dan ranitidine. Ternyata ini midazolam, sangat kubenci. Akh… ga enak banget rasanya. Badanku sakit semua. Mual dan tiba tiba aku mengantuk aku lupa dengan rasa mualku.

Entah kenapa aku selalu marah kalau dikasih penenang. Aku mengantuk dank arena baru datang jam 2 siang maka aku ga dapat makan malam. Akhirnya aku minta adiku belikan bubur ayam. Malam itu aku tidur di IGD bersama puluhan pasien yang masih belum dapat kamar. Aku BPJS kelas 1 dan tidur di IGD. Adiku bahkan tidak punya tempat buat duduk. Akhirnya dia pulang. Malam itu aku sendirian di rumah sakit. Pikiranku cuma kapan diendoskopi lagi. Suster bilang ga bisa endoskopi kalau ga dapat kamar.
Pupus sudah harapanku. Malam itu aku berniat pulang saja. Namun Tuhan menahanku. Seorang perawat laki-laki memberitahuku untuk pindah kamar kelas 1. Ya ruang kutilang. Aku didorong dalam keadaan berbaring di bed ke ruang kelas 1 rumah sakit pemerintah itu.

Kamarnya bagus, ada TV dan kamar mandi dalam. 1 ruangan ada 2 orang yang masing-masing ada TVnya. Entah jam berapa aku dipindahkan ke kamar itu. Aku sudah tak sabar menunggu pagi dan makan. Malam itu suster datang dan memperkenalkan diri mengajariku cara mencuci tangan dan menanyaiku tentang menu makanku. Aku senang sekali bisa order menu khusus. Tapi ternyata aku mual lagi gara-gara kurang lengkap sebutin menuku. Aku bilang diet ga makan tahu, tempe, ikan laut, daging sapi. Aku Cuma boleh makan telur dan ayam saja. Tapi pagi itu dikasih makan ayam kecap pedas meski Cuma kulit Lombok tapi perutku mulai demo. Aku marah banget dalam hati. Aku susah payah jaga makan, kenapa di rumah sakit malah kacau lagi perutku, Udah gitu datangnya telat mulu.Untung aku bawa apel yang rasanya udah ga karuan ga fresh lagi. 2 kali kena pedas, udah mau muntah rasanya. 

Aku panggil ahli gizi dan orang dapur. Aku benar-benar marah. Dan mereka setuju untuk mengganti menu mulai malam itu. Untung rasa mualku berkurang setelah minum metoclopamide dan lanzoprasol serta sucralfate. Lanzoprasol (prosogan) dan metoclopamidenya berupa injeksi katanya sekali suntik 80rb. Untung ada BPJS.

Pasien di sebelahku sakit kanker tulang. Dia terus muntah akibat kemo. Sudah 7 minggu dia dirawat, katanya sudah habis ratusan juta. Tapi untung dicover BPJS. Ibu itu sangat bersyukur ada BPJS demikian juga aku.

Malam itu menunya nasi sekepal tangan dan telur rebus sama sop. Aman lah. Aku makan dengan lahap meski menunya hambar. Tensiku Cuma 90/70 karena dibarengi datang bulan. Paling malas BAB kalau lagi diinfus padahal kalau dirumah aku biasakan setiap pagi BAB harus keluar.
Pagi jam 8 dokterku datang dan aku minta janjinya untuk endoskopi ulang dan dia setuju. Yes. Aku penasaran dengan kondisi lambung dan esofagusku karena dipakai muntah selama 1 tahun, berdarah dan BAB hitam. Penurunan berat badan mendadak.

Malam jam 7 aku makan terakhir padahal endoskopinya jam 8 pagi. Seharusnya aku ngisi perut dulu sampai puasa dari jam 2 pagi tapi sudah ga ada makanan lagi. Akhirnya aku tahan saja laparku, untung dibantu obat mual dan infuse. Aku harus puasa, kapan lagi bisa endoskopi kalau ini ga berhasil.
Jam 8 kurang, aku dijemput dan diganti baju operasi. Ramai sekali perawat disitu. Kebanyakan cowok. Aku ga terlalu jelas melihatnya karena kacamataku ditinggal di kamar pasien. Tapi ada satu cowok sepertinya dokter yang membantu endoskopi, ah mungkin dia dokter anastesi. Ganteng putih,agak terhibur melihatnya. He is my type, ah tapi aku ga peduli. Jangan-jangan dia sudah menikah. Ah. Pikiranku kemana-mana. 

Ini endoskopi yang ketiga. Aku tenang saja, tapi kali ini cairan yang disemprot di mulutku melukai tenggorokanku rasanya. Ketika kutelan cairan itu rasanya tenggorokanku radang beberapa saat. Ada rasa menebal mulai muncul dan aku tidak sadarkan diri. Entah kapan dokter masuk dan melakukan endoskopi tapi tau tau aku sadar dan sudah 2 jam berlalu padahal endoskopi Cuma 30 menit saja. 

Astaga ga terasa bener endoskopinya karena dibius total. Aku kembali ke kamarku dan makan. Hasil endoskopiku polip gaster dan gastritis erosive. 




Tanggal 31 maret 2017 kontrol lagi.
Surat yang dibawa : Surat kuning yang difotokopi, KTP dan kartu BPJS asli. 

Untuk pendaftaran kontrol bisa lewat sms atau online via web. Adapun cara SMSnya dengan format :
REG#NO REKAM MEDIS#KODE POLIKLINIK#KODE DOKTER#TGL PERIKSA#BPJS
MISAL : REG#C574831#103#D00XXX#2017-03-313#BPJS
KIRIM KE : 085-865-483-323
Setelah itu aku dapat balasan sms dari CS. 

Yah  demikianlah kisah dan pengalamanku diendoskopi untuk ketiga kalinya. Semuanya free ditanggung BPJS. Semoga bermanfaat.

Rice Cooker untuk Pacarku yang Taurus

Moocen Susan | Selasa, Maret 14, 2017 | | 8 Comments so far
Koko, begitulah aku memanggil pacarku. Dia adalah orang yang sayang kepadaku seperti almarhum bapakku dan demikian juga aku sangat menyayanginya. Sejak bapakku tiada aku seperti menemukan sosok bapakku pada Koko. Mereka berdua sama-sama berzodiak Taurus. Iya Taurus “Tau-tau kurus.” Cara berpakaiannya pun sama persis, tinggi badannya juga. Mungkinkah dia hasil reinkarnasi bapakku? Hehe…#ngaco 


Emang sih dulu aku pernah pengen banget punya pacar yang kayak bapakku dari sisi kesabaran tentunya. Dan ternyata Tuhan benar-benar mengabulkan doaku. 
Setelah 15 tahun berdoa, hiks...akhirnya Tuhan kirimkan seorang cowok kepadaku. (aih koko, lama banget datangnya, kenapa baru sekarang datangnya, ternyata kau terapung-apung dalam botol di tengah lautan)


Koko, termasuk cowok sederhana yang demikian sabar menghadapi aku yang masih labil dan kadang sering jutek namun dia ga pernah marah padaku.

Kadang aku menyadari kalau selama ini dia yang lebih banyak mengalah dibanding aku. Bertengkar hebat namun bisa berbaikan kembali. Ya kurasa hampir semua pasangan seperti itu. Dia tidak romantis, tidak pernah merayu atau memujiku, sungguh berbeda dengan ekspektasiku sebagai fans berat Drama Korea. 


Kisah pertemuan kamipun terbilang biasa saja, yang paling ngebetein waktu pertama kenal, chatku cuma dibalas dengan emoticon. Gemesin kan. 

Ya tapi memang kurasa lebih baik jika dia seperti itu jadi ga terkesan gombal atau NATO (No Action Talk Only).  Lambat laun aku merasakan kasih sayangnya makin bertambah. Apalagi waktu aku sakit di kontrakan sendirian. Koko belikan aku obat shinse saat hujan deras padahal tempatnya jauh sekali dari rumahnya.

***

Waktu itu, asam lambungku naik karena salah makan hingga muntah berjam-jam disertai bercak darah. Kemudian, aku SMS koko agar dia datang ke kontrakanku. Padahal rencananya koko mau beliin aku obat shinse lagi karena obatku sudah habis. Berhubung kondisiku kritis aku memintanya langsung saja antar aku ke rumah sakit. Untungnya hari itu Minggu, jadi koko bisa menemaniku dan mengantarku. 

Dari jam 11 siang sampai 6 sore koko menemaniku, sedangkan aku masih saja muntah meski sudah ada di kamar pasien. Kalau ga dipaksa makan sama dia, mungkin aku masih nuruti rasa mual ingin muntah terus. 

Sore itu, makanan rumah sakitpun diantar ke kamarku. Namun aku masih belum bisa memakannya. 

“Koko, ga makan?” tanyaku 

“Kamu itu lho yang harus makan, dah jam 6 sore. Dari pagi ga kemasukan apa-apa.” Jawabnya galak namun tetep bikin aku tersenyum, “nanti aja aku makan kalau kamu sudah makan.” (Oh so sweet, perhatian banget seh) 

Makanan rumah sakit yang aku ga makan, koko yang abisin. Karena memang aku banyak pantangan makan sejak sakit GERD (Gastroesophageal Refluks Disease), itu lho sakit yang disebabkan karena asam lambung yang naik ke kerongkongan akibat klep lambung lemah. (FYI)

Setelah keluar dari rumah sakit, aku dapat kabar kalau koko kena typus. Aku pikir apa karena kecapean nemeni aku kemarin dan anterin aku hujan-hujan ke dokter? Tapi dia bilang bukan karena itu. Memang sejak mamanya meninggal, koko jadi jarang makan pagi. Sehari cuma makan 2 kali itupun diluar jam makan orang pada umumnya alias telat. Padahal kerjanya termasuk berat dan membutuhkan energi ekstra. 

Baru sembuh dari sakit typus, koko kecelakaan. Oh hiks aku jadi tak tega. Rasanya aku ingin kerumahnya. Namun koko menolak. Dia bilang tak apa, hanya lecet sedikit karena kepleset di jalan licin setelah hujan deras. Tapi dia mengeluh badannya demam tinggi karena memar di kakinya. Aku pikir jangan-jangan dia kena tetanus. Aih pikiranku kemana-mana. 

Yang bikin cemas lagi, Koko itu tipe orang yang malas ke dokter sama kayak almarhum bapakku. Setelah kejadian kecelakaan ganti lagi masalahnya, koko alergi makanan sampai gatal-gatal di sekujur tubuhnya. 

Sebagai pacar aku merasa bersalah karena tidak bisa ada disampingnya saat dia mengalami musibah. Jadi aku mulai berpikir apa yang bisa kulakukan untuknya. Bagaimana dia makan kalau sakit sendirian? 

Selama ini koko seringnya jajan diluar, tapi entah mengapa kemarin koko nyeletuk pengen beli rice cooker.  Aku pengen koko makan 3x sehari dan berharap berat badannya bisa bertambah beberapa kilo lagi sama seperti saat mamanya masih hidup dulu dengan menambah porsi nasinya.


Emang sih bisa saja beli nasi dan lauk diluar tapi kan mesti terbatas dan ga sehat. Aku cuma mikir kalau koko sakit terus ga kuat keluar rumah buat beli nasi, setidaknya kalau ada rice cooker di rumah kan bisa punya persediaan nasi lebih banyak dan lebih irit tentunya.  Kalau seperti waktu kena typus, kita tahu bersama kan kalau orang kena typus itu harus makan yang lunak-lunak. Kalau ada rice cooker tinggal kasih air lebih banyak ke dalam beras. Jadi deh nasi lembek/ mau jadi bubur sekalian. Praktis. bisa lebih banyak, dan sehat. 

Ah, aku benar-benar berharap bisa mewujudkan hal ini. kasihan koko kalau dia sampai kurang makan. Lebih ga tega lagi kalau dia makannya cuma mi instan. Aduh, mending nasi ma telur kecap deh.

Mungkin aku terlalu lebay kuatirin soal makan, tapi ya begitulah adanya. Sejak aku sakit gangguan asam lambung, aku jadi lebih care sama orang sakit juga. Dan paling cerewet kalau koko belum makan.

Nah, oleh sebab itu aku ingin sekali memberikan hadiah sebuah rice cooker  untuk pacarku...semoga aku bisa mewujudkannya demi rasa sayang dan cintaku padanya.

 
Update story : Akhirnya aku menikah dengan koko juga di tahun 2021. Jodoh memang tak kemana....

Pindah Kontrakan Baru Lagi

Moocen Susan | Kamis, Maret 09, 2017 | 2 Comments so far
Setelah kejadian yang menimpa kami beberapa waktu lalu, akhirnya pada hari yang ditentukan yaitu tanggal 27 si penipu cuma sanggup memberikan separo dari uang yang telah dicurinya. Untung aja, akhirnya penggugat yang merupakan kakak dari penipu itu mengembalikan sisa uang yang ditilep adiknya. Kami juga sudah dapat kontrakan baru yang dapatnya sama sekali ga terduga. 

Sebenarnya sih adiku sudah dapat tempat baru juga hanya saja katanya tempatnya lebih sempit jadi dia sudah mulai ancang-ancang buat jualin smua barang yang ga penting. Pagi itu iseng-iseng aku lagi ngobrol ama salah seorang tetangga, dan kebetulan lewatlah seorang pria di depan kami, lalu ibu itu menawariku untuk menanyakan kontrakan pada bapak itu. Aku tak menyangka hal itu justru dipakai Tuhan sebagai jalan terbaik menentukan kami pindah kemana. 

Sore harinya bapak itu datang ke tempat kami bersama si pemilik kontrakan. Baru kali ini ada pemilik kontrakan datang kepada si calon pengontrak. Mungkin karena kasihan atau digerakkan Tuhan bapak ini mau mengontrakan rumahnya kepada kami seharga uang yang telah dicuri si penipu.

Awal pindah aku shock berat karena lebih jauh dari pasar. Stress aku. Mana wajanku ketinggalan di kontrakan lama. Udah mau pingsan rasae kelaparan mo masak eh wajannya ga ada. Aku coba pinjem tetangga sebelah eh orangnya pelit tingkat Cleopatra. Untunglah adiku akhirnya mau nganterin aku ambil wajan meski sedikit dongkol karena capek bolak balik. Kepalaku makin pening karena stress dan lapar. 

Setelah makan aku coba menenangkan diri. Aku yakin Tuhan ga mungkin salah nunjukin tempat. Kontrakan baruku ini meski sederhana tapi bersih. Aku punya kamar mungil berukuran 2x3. Waktu dapat rumah ini rasanya seperti rumah baru. Di situ aku bersyukur. Malam harinya aku coba jalan-jalan survey lokasi sekitar, setidaknya aku bisa menemukan tempat jual air isi ulang dan LPG, itu penting banget. 

Aku tak menyangka setelah aku jalan keluar di sebelah kanan isinya warung air isi ulang dan LPG, jalan raya waow… aku seperti melihat Tanah perjanjian setelah keluar dari tanah Mesir. Lebay banget hahaha.. Apa ini? Kenapa aku stress? Tuhan itu baik. Lihat aja tetangga-tetangga jauh dari pasar tapi ga stress. Ada beberapa penjual makanan tapi sayang aku ga bisa makan. 

Kadang adiku ga bisa nganter aku ke superindo, akhirnya aku naik gojek. 2 hari sekali sekarang aku pasti ke Superindo buat belanja. Tuhan benar-benar melatihku melawan agoraphobiaku. Kalau udah nyampe Superindo nih, lihat kentang, telur, apel. Bumbu-bumbu untuk masak komplit dan fresh-fresh kayak ada di Taman Eden… hwaaa surga surga ini.. Yah meski aku cuma bisa makan dengan menu yang itu-itu saja namun aku tetep bersyukur sudah bisa lepas dari obat dan ga muntah-muntah lagi kayak dulu. 

Pelan-pelan aku mulai menata dan menikmati hidupku. Lingkungan tempat tinggal baruku sangat nyaman dan tenang. Tetangga yang cuek namun tetap baik ga ada yang reseh kayak di kontrakan gaharu. Pokoknya nyaman banget. Oya aku disini juga mulai ikut kegiatan arisan dan pertemuan dengan ibu-ibu PKK. Aku makin hari makin bersyukur. Tuhan sudah selalu menyertaiku melewati banyak hal yang menyedihkan. Kini saatnya meniti karirku. Tetep kerja online hehe… Thanks God buat penyertaanMU.