Koko, begitulah aku memanggil pacarku. Dia adalah orang yang sayang kepadaku seperti almarhum bapakku dan demikian juga aku sangat menyayanginya. Sejak bapakku tiada aku seperti menemukan sosok bapakku pada Koko. Mereka berdua sama-sama berzodiak Taurus. Iya Taurus – “Tau-tau kurus.” Cara berpakaiannya pun sama persis, tinggi badannya juga. Mungkinkah dia hasil reinkarnasi bapakku? Hehe…#ngaco
Emang sih dulu aku pernah pengen banget punya pacar yang kayak bapakku dari sisi kesabaran tentunya. Dan ternyata Tuhan benar-benar mengabulkan doaku.
Setelah 15 tahun berdoa, hiks...akhirnya Tuhan kirimkan seorang cowok kepadaku. (aih koko, lama banget datangnya, kenapa baru sekarang datangnya, ternyata kau terapung-apung dalam botol di tengah lautan)
Koko, termasuk cowok sederhana yang demikian sabar menghadapi aku yang masih labil dan kadang sering jutek namun dia ga pernah marah padaku.
Setelah 15 tahun berdoa, hiks...akhirnya Tuhan kirimkan seorang cowok kepadaku. (aih koko, lama banget datangnya, kenapa baru sekarang datangnya, ternyata kau terapung-apung dalam botol di tengah lautan)
Koko, termasuk cowok sederhana yang demikian sabar menghadapi aku yang masih labil dan kadang sering jutek namun dia ga pernah marah padaku.
Kadang aku menyadari kalau selama ini dia yang lebih banyak mengalah dibanding aku. Bertengkar hebat namun bisa berbaikan kembali. Ya kurasa hampir semua pasangan seperti itu. Dia tidak romantis, tidak pernah merayu atau memujiku, sungguh berbeda dengan ekspektasiku sebagai fans berat Drama Korea.
Kisah pertemuan kamipun terbilang biasa saja, yang paling ngebetein waktu pertama kenal, chatku cuma dibalas dengan emoticon. Gemesin kan.
Kisah pertemuan kamipun terbilang biasa saja, yang paling ngebetein waktu pertama kenal, chatku cuma dibalas dengan emoticon. Gemesin kan.
Ya tapi memang kurasa lebih baik jika dia seperti itu jadi ga terkesan gombal atau NATO (No Action Talk Only). Lambat laun aku merasakan kasih sayangnya makin bertambah. Apalagi waktu aku sakit di kontrakan sendirian. Koko belikan aku obat shinse saat hujan deras padahal tempatnya jauh sekali dari rumahnya.
***
Waktu itu, asam lambungku naik karena salah makan hingga muntah berjam-jam disertai bercak darah. Kemudian, aku SMS koko agar dia datang ke kontrakanku. Padahal rencananya koko mau beliin aku obat shinse lagi karena obatku sudah habis. Berhubung kondisiku kritis aku memintanya langsung saja antar aku ke rumah sakit. Untungnya hari itu Minggu, jadi koko bisa menemaniku dan mengantarku.
Dari jam 11 siang sampai 6 sore koko menemaniku, sedangkan aku masih saja muntah meski sudah ada di kamar pasien. Kalau ga dipaksa makan sama dia, mungkin aku masih nuruti rasa mual ingin muntah terus.
Sore itu, makanan rumah sakitpun diantar ke kamarku. Namun aku masih belum bisa memakannya.
“Koko, ga makan?” tanyaku
“Kamu itu lho yang harus makan, dah jam 6 sore. Dari pagi ga kemasukan apa-apa.” Jawabnya galak namun tetep bikin aku tersenyum, “nanti aja aku makan kalau kamu sudah makan.” (Oh so sweet, perhatian banget seh)
Makanan rumah sakit yang aku ga makan, koko yang abisin. Karena memang aku banyak pantangan makan sejak sakit GERD (Gastroesophageal Refluks Disease), itu lho sakit yang disebabkan karena asam lambung yang naik ke kerongkongan akibat klep lambung lemah. (FYI)
Setelah keluar dari rumah sakit, aku dapat kabar kalau koko kena typus. Aku pikir apa karena kecapean nemeni aku kemarin dan anterin aku hujan-hujan ke dokter? Tapi dia bilang bukan karena itu. Memang sejak mamanya meninggal, koko jadi jarang makan pagi. Sehari cuma makan 2 kali itupun diluar jam makan orang pada umumnya alias telat. Padahal kerjanya termasuk berat dan membutuhkan energi ekstra.
Baru sembuh dari sakit typus, koko kecelakaan. Oh hiks aku jadi tak tega. Rasanya aku ingin kerumahnya. Namun koko menolak. Dia bilang tak apa, hanya lecet sedikit karena kepleset di jalan licin setelah hujan deras. Tapi dia mengeluh badannya demam tinggi karena memar di kakinya. Aku pikir jangan-jangan dia kena tetanus. Aih pikiranku kemana-mana.
Yang bikin cemas lagi, Koko itu tipe orang yang malas ke dokter sama kayak almarhum bapakku. Setelah kejadian kecelakaan ganti lagi masalahnya, koko alergi makanan sampai gatal-gatal di sekujur tubuhnya.
Sebagai pacar aku merasa bersalah karena tidak bisa ada disampingnya saat dia mengalami musibah. Jadi aku mulai berpikir apa yang bisa kulakukan untuknya. Bagaimana dia makan kalau sakit sendirian?
Selama ini koko seringnya jajan diluar, tapi entah mengapa kemarin koko nyeletuk pengen beli rice cooker. Aku pengen koko makan 3x sehari dan berharap berat badannya bisa bertambah beberapa kilo lagi sama seperti saat mamanya masih hidup dulu dengan menambah porsi nasinya.
Emang
sih bisa saja beli nasi dan lauk diluar tapi kan mesti terbatas dan ga
sehat. Aku cuma mikir kalau koko sakit terus ga kuat keluar rumah buat
beli nasi, setidaknya kalau ada rice cooker di rumah kan bisa
punya persediaan nasi lebih banyak dan lebih irit tentunya. Kalau
seperti waktu kena typus, kita tahu bersama kan kalau orang kena typus
itu harus makan yang lunak-lunak. Kalau ada rice cooker tinggal kasih
air lebih banyak ke dalam beras. Jadi deh nasi lembek/ mau jadi bubur
sekalian. Praktis. bisa lebih banyak, dan sehat.
Ah, aku benar-benar berharap bisa mewujudkan hal ini. kasihan koko kalau dia sampai kurang makan. Lebih ga tega lagi kalau dia makannya cuma mi instan. Aduh, mending nasi ma telur kecap deh.
Mungkin aku terlalu lebay kuatirin soal makan, tapi ya begitulah adanya. Sejak aku sakit gangguan asam lambung, aku jadi lebih care sama orang sakit juga. Dan paling cerewet kalau koko belum makan.
Ah, aku benar-benar berharap bisa mewujudkan hal ini. kasihan koko kalau dia sampai kurang makan. Lebih ga tega lagi kalau dia makannya cuma mi instan. Aduh, mending nasi ma telur kecap deh.
Mungkin aku terlalu lebay kuatirin soal makan, tapi ya begitulah adanya. Sejak aku sakit gangguan asam lambung, aku jadi lebih care sama orang sakit juga. Dan paling cerewet kalau koko belum makan.
Nah, oleh sebab itu aku ingin sekali memberikan hadiah sebuah rice cooker untuk pacarku...semoga aku bisa mewujudkannya demi rasa sayang dan cintaku padanya.
Update story : Akhirnya aku menikah dengan koko juga di tahun 2021. Jodoh memang tak kemana....