Laman

  • HOME
  • LOMBA BLOG
  • ARTIKEL
  • TUTORIAL
  • JUAL SUPERGREENFOOD

Pengeluh Itu Tidak Menarik

Moocen Susan | Minggu, Agustus 31, 2014 | 15 Comments so far
   Siapa sih yang ga pernah mengeluh sepanjang hidupnya? Pasti semua orang pernah mengeluh, termasuk saya. Saya baru nyadar kalau saya ini pengeluh sejati, saat adikku menegurku “Status facebookmu isine kok keluhaaaannn melulu sih? Nek ga ngeluh menyalahkan orang lain terus.” 

   Wew, mak jleb, "Apa emang aku kayak gitu ya?" :D 

   Ketika mendengar teguran adikku itu aku jadi introspeksi, betapa mudahnya aku meluapkan emosiku di wall facebook hingga semua orang tahu kalau aku lagi ada dalam sebuah masalah. Padahal kalau dipikir semua orang kan juga punya masalah masing-masing ya, tapi tidak semua diumbar di facebook. 

   Misalnya nih kita baru lagi ada masalah dengan si A langsung deh kita nulis kekesalan kita itu di facebook akibatnya semua orang jadi tahu kita lagi ada masalah. Apa sih yang kita harapkan dari meluapkan emosi di facebook? Tentunya dukungan untuk membela kita sendiri dan mengurangi stress tapi dampaknya kita jadi dipandang tidak baik oleh lingkungan sekitar. 

   Bete juga kalau baca status temen isinya mengeluh melulu ya, tapi kalau kita sendiri yang mengeluh kok rasanya wajar wajar aja ya? Hehe.. Mengeluh itu boleh boleh aja, tapi jangan jadi pengeluh sejati. 

   Mengeluh karena sakit ga sembuh-sembuh itu juga wajar karena kita sedang menderita, berharap mendapat solusi yang tepat untuk kesembuhan. Tetapi kalau mengeluhkan problem rumah tangga, atau masalah dengan teman diumbar di facebook sampai menjelek-jelekkan pihak lain wah itu yang berbahaya seperti kasus yang terjadi belakangan ini. Maksud hati ingin meluapkan emosi eh malah melanggar hukum. 

   Ngeri juga ya kalau sembarangan tulis status provokatif di facebook. Nulisnya gampang tapi akibat dan resiko dari tulisan itu benar-benar harus dipertanggungjawabkan. Dan yang pasti jadi pengeluh itu tidak menarik di mata teman-teman kita tentunya. 

   Berbagilah hal yang positif, saya juga sedang belajar untuk mengendalikan diri setiap kesal akan sesuatu hal. Biasanya saya menulis di ms.word lalu tekan Ctrl+A → delete atau kalau pengen nulis di facebook ya kusetting dulu hanya saya yang dapat melihat kiriman ini baru deh meluapkan emosi habis itu aku hapus setelah emosinya reda hihi.. 

   Btw, ada tips jitu saat kita pengen mengeluh tanpa efek samping. Datanglah pada Sang Pendengar Keluhan yang tak pernah bosan mendengar keluh kesah kita. Ya apalagi kalau bukan berdoa. Bukannya sok rohani, tapi ini benar benar manjur, saat masalah datang bertubi-tubi pengen teriak keras-keras, pengen banting apa aja yang di depan mata, tapi kalau nuruti emosi ga ada habisnya semua itu. Kalau kita lagi dalam masalah yang berat sekalipun berdoalah, di dalam tinggal tenang ada damai sejahtera, mau nangis, mau teriak, mau curhat model apa aja datang sama Tuhan maka kita akan diberi kelegaan. Kalau bisa diilustrasikan seakan Tuhan menyapa kita, “Hayoo siapa tadi yang ngambek? Sekarang sudah ga ngambek lagi kan?” 

   Semakin banyak masalah itu tanda bahwa Tuhan ingin kita makin dekat denganNya. Bagaikan burung rajawali, ketika ada badai datang menghadang, apa yang dilakukan burung rajawali itu? Dia akan terbang lebih tinggi mengatasi badai...

   Saya pribadi kalau lagi sangat down atau sedih, galau, langsung buka youtube dan dengerin lagu-lagu rohani, itu rasanya damai banget. Galau itu = God Always Listen And Understanding. So, ingin tampil menarik? Belajar untuk jadi tangguh, dewasa, positif thingking dan tidak jadi pengeluh langganan.

Generasi Muda Bisa Berkreasi

Moocen Susan | Jumat, Agustus 29, 2014 | | | | 12 Comments so far
   Masih ingatkah kita penggalan lirik lagu yang dinyanyikan oleh Koes Plus? Indonesia dikatakan seperti tanah surga. Tongkat kayu aja bisa jadi tanaman. Super sekali. Selain itu Indonesia juga merupakan negara kepulauan yang kaya akan sumber daya alam. Betapa kita harus bersyukur atas anugrah Tuhan yang satu ini. Oleh sebab itu para pahlawan kita berusaha dengan gigih hingga rela mengorbankan nyawanya demi mencapai kemerdekaan dan akhirnya kemerdekaan itupun bisa kita raih pada tanggal 17 Agustus 1945. 


   Tak terasa sudah 69 tahun Indonesia merdeka dan sebagai generasi muda penerus bangsa, kita harus punya semangat PatriotIsMe (semangat cinta tanah air) dan wajib mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Tak cukup hanya dengan berpuas diri menerima kemerdekaan begitu saja, kita juga harus bisa memaknai kemerdekaan ini dengan melakukan tindakan nyata. Jika kita masih berstatus pelajar ayo belajar yang giat demi mencapai cita-cita dan dapat memajukan negara ini, agar bisa mengharumkan nama bangsa Indonesia di dunia Internasional. Kita juga harus bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, dan sebagai warga negara yang baik cintailah produk-produk Indonesia. Sudah banyak lho produk-produk buatan dalam negeri yang diciptakan oleh anak Indonesia sendiri, misalnya saja Advan, sebuah brand lokal yang mendominasi pasar industri komputer lokal berkualitas internasional yang menawarkan berbagai produk komputer dengan teknologi terkini dengan harga terjangkau yang bisa dimiliki siapa saja. 

   Oh Damniloveindonesia, betapa bersyukur dan beruntungnya kita jadi anak Indonesia. Ayo jadilah the next generation yang berkualitas dan selalu berinovasi demi kemajuan negara kita tercinta. DAMN (Dinamika Anak Nasional) teruslah berkreasi dan harumkan nama Indonesia. Majulah generasi mudaku, jayalah Indonesiaku!

Cara Belajar Efektif

Moocen Susan | Kamis, Agustus 28, 2014 | 8 Comments so far
   Tidak ada orang bodoh di dunia ini, yang ada hanyalah orang malas. Coba saja kalau orang yang dianggap bodoh itu rajin belajar maka dia akan jadi anak yang pandai. Dan satu kunci agar bisa menguasai pelajaran yaitu dengan menyukai dulu pelajaran tersebut. 

   Masing-masing anak mempunyai minat masing-masing dan itu tidak bisa dipaksakan. Tapi kalau di sekolah kan kita ga bisa milih-milih pelajaran yang kita suka aja untuk dipelajari? Ya betul, oleh sebab itu biasanya pelajaran yang tidak disukai nilainya jelek. Apalagi kalau tidak suka pada gurunya. 

   Ada beberapa cara belajar seseorang yang saya tahu yang satu dengan menghafal di dalam hati sedangkan yang lain menghafal dengan cara mengucapkannya berulang-ulang. Saya termasuk orang yang belajar dengan model mengucapkan berulang-ulang. Ada juga yang belajar sambil mendengarkan musik atau ngemil. Apapun caranya yang penting nyaman saja dan bisa menghafal dengan baik. 

   Jangan membiasakan diri menunda PR dari guru untuk dikerjakan agar tidak lupa meskipun PR itu hanya sedikit dan mudah. Saya masih ingat waktu masih duduk di bangku TK, guru saya memberikan PR pertama saya di awal masuk sekolah yaitu melingkari titik titik sebanyak 20 titik untuk dibulati satu persatu. 

  Pulang sekolah, ibu saya biasanya langsung bongkar tas saya kalau ada PR harus langsung dikerjakan, dan sejak saat itu saya terbiasa untuk tidak pernah menunda pekerjaan. Kalau bisa dikerjakan sekarang mengapa harus ditunda? 

   Kedua orangtua saya tidak pernah memaksa kami belajar, tapi sejak kecil kami dilatih untuk mempunyai kedisiplinan dan tanggungjawab. Nonton TV (waktu itu TVnya masih TVRI) hanya sekali pada jam 3 sore itupun numpang nonton di rumah tetangga karena saya ga punya TV. Jadi mungkin tidak terlalu banyak gangguan untuk belajar. Kami bermain bersama tetangga setelah selesai belajar. 

    Saya menerapkan pola menghafal dan mengulang kembali setiap pelajaran yang diterima di sekolah setiap hari. Waktu itu teman-teman saya didaftarkan les oleh orangtua mereka, sedangkan saya tidak pernah les, dan ibu saya lah yang selalu menemani saya belajar. 

   Materi sedikit apapun jika langsung diulang kembali di rumah maka akan membantu kita menghafal dan memahaminya dengan baik. Saya menerapkan hal ini pada murid les privat saya. Ada orangtua yang menganggap bahwa les hanya dibutuhkan saat menjelang ujian semester saja padahal cara tersebut salah. Mana mungkin pelajaran selama 6 bulan bisa diingat hanya dalam waktu sejam? Jadi penting sekali untuk mengulang setiap hari setiap materi yang diajarkan dari sekolah ketika sampai di rumah. 

   Ada orangtua murid yang saking sibuknya dengan pekerjaan hingga tak punya waktu menemani anaknya belajar atau bahkan ketika anaknya kesulitan mengerjakan PRnya dan ibunya ditanya ternyata ibunya lupa bagaimana caranya. Sehingga untuk mengatasi hal tersebut anak-anak mereka didaftarkan les. Inilah alasan saya membuat bimbel privat di rumah, membantu ibu-ibu menemani anak-anak dari orangtua yang sibuk dan tidak punya waktu menemani anak-anak belajar. Saya menemani dan mengajar les privat di rumah seperti ibu saya saat menemani saya belajar. Yang penting anak tersebut niat belajar, rajin datang les, dan mau diajar dengan baik pasti hasilnya akan maksimal. 

    Jika Anda tinggal di Blora Jawa Tengah, dan membutuhkan les privat untuk anak-anak Anda segera hubungi saya via inbox fb: moocensusan atau email di moocensusan@gmail.com

Perempuan Tangguh di Mataku

Moocen Susan | Rabu, Agustus 27, 2014 | 9 Comments so far
   Aku salut dengan ibu-ibu penjual sayur yang biasa lewat di depan rumahku setiap pagi untuk menjual sayuran segar. Pagi buta, saat semua orang masih tidur, mereka sudah bangun untuk mulai kulakan sayur di pasar induk. Setiap pagi mereka bersemangat bekerja dengan naik sepeda dan keranjang di boncengannya berisi penuh sayuran untuk dijual kembali. Mereka mengayuh sepedanya jarak jauh tak kenal lelah demi mencari sesuap nasi untuk keluarganya di rumah. 

   Aku penasaran, apakah keuntungannya sehari-hari itu sesuai dengan peluh yang dikeluarkannya ? Mereka adalah perempuan tangguh yang sangat berjasa bagi ibu-ibu rumah tangga yang rumahnya jauh dari pasar. 

   Setiap pagi mereka berkeliling ke kampung-kampung untuk menjajakan sayurannya. Bisa jadi sayuran itu akan layu jika tak ada yang membeli. Kadang ada orang yang memanggil ibu penjual sayur untuk berhenti, sedangkan dia tak jadi membeli karena mungkin sayur yang dibutuhkannya tidak ada atau bahkan ada yang cuma membeli sebungkus sop-sopan saja yang hanya dihargai Rp.2000,- . Tetapi mereka rela berhenti dan dengan ramah meladeni pembeli. Meskipun demikian, mereka sangat bersyukur sambil mengibas-ngibaskan lembaran uang itu ke seluruh dagangannya dan berkata, “laris-laris”. 

   Bahkan ada yang dalam keadaan hamil, masih sangat kuat menempuh perjalanan jauh mengayuh sepeda membawa beban di perut dan keranjang sayurnya. Kata ayahku, justru dengan bekerja seperti itu akan memudahkan proses persalinan bayinya kelak. 

   Wow, super sekali ciptaan Tuhan yang satu ini. Memang benar kalau perempuan itu lebih kuat karena dibentuk dari tulang rusuk lelaki. Terimakasih ibu penjual sayuran, jika tak ada kalian semua mungkin kami yang tinggal jauh dari pasar, tidak bisa memasak dan makan sayur setiap hari.

Panduan Cara Merawat Bayi

Moocen Susan | Rabu, Agustus 27, 2014 | 1 Comment so far
  Hai, postingan kali ini khusus buat para moms& dads yang baru pertama kali punya baby dan bingung cara merawatnya. Dr. Eiyta Ardinasari akan membantu Anda melalui buku ini. Buku ini berisi panduan lengkap cara merawat bayi Anda pada 1 tahun pertama. Ada bonus konsultasi gratisnya pula lho khusus member tentunya :)

Yuk, moms and dads yang berminat membeli, boleh klik gambar banner dibawah ini dan ikuti petunjuknya ya...

Cara Unik Belajar Siswa Asyik

Moocen Susan | Senin, Agustus 25, 2014 | 15 Comments so far
   Hai, ini tulisanku buat buku antologi parenting sih sebenernya. Tapi kutulis ulang di blog gpp kan ya? :D

  Kali ini saya ingin berbagi tips parenting khususnya untuk mempermudah belajar matematika. Dunia anak-anak tidak lepas dari yang namanya bermain. Kecenderungan anak untuk bermain lebih besar daripada belajar. Banyak anak yang malas kalau disuruh belajar apalagi belajar mata pelajaran matematika, pelajaran yang paling ditakuti oleh sebagian besar murid-murid lesku. Alasannya karena matematika itu sulit sedangkan guru matematika di sekolahnya terlalu cepat menerangkan tetapi mereka takut untuk bertanya kembali. 

   Aku selalu memberitahu mereka bahwa jika mereka tidak suka pelajaran matematika hanya karena tidak suka kepada gurunya maka hal itu akan membuat mereka tidak bisa mengerjakan soal matematika dan mengakibatkan nilai pelajaran yang mereka dapat kurang memuaskan. Hal ini berlaku untuk semua mata pelajaran, jadi tidak hanya matematika. 


   Aku ingat dengan murid lesku yang wajahnya selalu cemberut setiap kali diajari matematika. Ia suka menguap dan mengantuk saat aku mengajarinya menghafalkan rumus-rumus atau perkalian. Aku mengambil inisiatif untuk bermain sambil belajar dengan mengajarinya cara praktis yang mudah dihafalkan dan menyenangkan, contohnya seperti saat mengajari anak-anak berhitung tentang pengurangan, aku memakai permen untuk membantu mereka berhitung. Setiap permen yang diambilnya menunjukkan hasil pengurangan demikian juga dengan penjumlahan. 

   Kemudian dalam menghafalkan ukuran berat, seperti kg, hg, dag, g, dg, cg, mg sebenarnya ada salah seorang murid lesku yang pernah memberitahuku bahwa guru di sekolahnya memberi singkatan yang unik pada ukuran tersebut sehingga aku mengajarkannya lagi kepada murid lesku yang lain, yaitu: 

kg diganti kata kucing 
hg diganti kata hitam 
dag diganti kata dalam 
gram diganti kata gudang 
dg diganti kata desi 
cg diganti kata cantik 
mg diganti masuk gudang 

   Jadi bila disebutkan semua yaitu kucing hitam dalam gudang, desi cantik masuk gudang. 

   Hal ini lebih mudah diingat oleh murid-murid lesku. Terkadang mereka tertawa ketika menghafalkannya. Kemudian untuk soal perkalian, mungkin  anak-anak sulit menghafalkan tanpa menghitung. Ada murid lesku yang suka menghitung perkalian dengan cara manual, misalnya menghitung 5 x 7 maka ia akan menjumlahkan angka 5+5+5+5+5+5+5 = 35. Lalu aku bilang kalau angka masih sedikit tidak masalah, tapi kalau sudah banyak cara itu tidak praktis. 

   Oleh karena itu saya mengajari mereka perkalian dengan perkalian tangan. Hal ini dapat diterapkan untuk menghitung perkalian di atas angka 5 sampai 10 saja. Petunjuknya yaitu: 

  • Angka 5 ditunjukkan dengan kelima jari (bisa tangan kanan atau kiri) menggenggam  
  • Angka 6 ditunjukkan dengan ibu jari  
  • Angka 7 ditunjukkan dengan ibu jari dan jari telunjuk  
  • Angka 8 ditunjukkan dengan ibu jari, jari telunjuk, dan jari tengah 
  • Angka 9 ditunjukkan dengan ibu jarim jari telunjuk, jari tengah, dan jari manis  
  • Angka 10 ditunjukkan dengan kelima jari dibuka semua. 

Contoh soal: 

Misalnya perkalian 5 x 6 = … 

   Tangan kiri mewakili angka 5 ( menggenggam kelima jari) sedangkan tangan kanan mewakili angka 6 ( ditunjukkan oleh ibu jari saja dan keempat jari lainnya menggenggam) 

  Cara menghitungnya yaitu: Dengan menjumlahkan hasil penghitungan dari tangan kanan dan kiri. Untuk jari yang digenggam di tangan kanan dan kiri dikalikan, sedangkan untuk jari yang terbuka dijadikan puluhan. 

   Dalam hal ini hasil dari jari yang digenggam yaitu perkalian antara 5 x 4 = 20. Tangan kanan (satu ibu jari) dijadikan puluhan = 10. Jadi, 5 x 6 = (5 x 4) + 10 = 20 +10 = 30 

   Begitulah caraku mengajari mereka perkalian antara angka 5-10. Muridku yang bernama Ronald sangat suka cara ini dan ia mengajarkan cara ini kepada teman-temannya yang lain di kelas. Cara ini juga menghindarkan mereka dari rasa mengantuk lho. Semoga caraku ini bermanfaat ya, ibu-ibu.