Dokter juga manusia

Kemarin, aku kontrol rutin ke dokter- USG. Kali ini aku sudah paham alur pendaftarannya jadi ga kayak 3 bulan lalu yang salah alur jadinya nunggu seharian di rumah sakit sampai dapat antrian terakhir.

Aku daftar online sekitar sebulan sebelumnya dan dapat antrian nomor 1. Daftar ulang jam 11.30 dan dokter praktek jam 12.30. Dan dokter baru tiba jam 14.00.

Kemarin, suamiku cuti jadi bisa antar aku ke rumah sakit. Tapi sebelumnya kami ke bank BCA dulu, suamiku pengen buka rekening BCA dan internet banking BCA, karena lihat aku pakai token, dia jadi kepengen. Hehe...

Setelah itu baru kami ke rumah sakit. Kami sampai di sana jam 11.00 dan antrian ga banyak. Sampai di pendaftaran aku menyerahkan surat rujukan, surat kontrol dan tanda tangan 2 lembar kertas.

Kemudian aku menuju ke ruang perawat untuk ditensi dan ditimbang BBku. BBku 40.95 kg. Tensiku 96/67.

Sudah dua kali aku check up disini, aku pilih periksa ke dokter ini karena dia terkenal sangat ramah dan banyak pasien. Dan kesan pertama pas periksa ya memang ramah. Tapi ketika periksa yang kedua beda banget.

Pas giliranku dipanggil masuk, aku sudah menyiapkan banyak pertanyaan yang mau aku tanyain. Biasalah aku orangnya kan kritis, suka nanya agak bawel juga. 

Saat itu dokter kurasa lagi ada problem jadi auranya agak bete. Hari itu dokter tsb ga banyak bicara, mukanya sangat tidak bersahabat tidak seperti biasanya. Dasar akunya yang agak cuek jadi aku terus berondong pertanyaan, dan dia mulai menunjukkan rasa kesalnya dan yang jadi pelampiasan ya perawatnya.

Aku jadi takut melihatnya. Padahal masih ada yang mau kutanyain jadinya sungkan. Kudengar perawatnya minta maaf sama dokter itu tapi sepertinya dokter masih kesel.

Ya maklumlah dokter juga manusia, mungkin dia lagi ada masalah atau lagi haid. Tapi melihat suasana kemarin, aku kok jadi enggan periksa lagi ke sana. Auto pengen ganti dokter.. fix.