Cara Mengatasi Panic Attack - Sesuai janji saya kemarin, hari ini saya akan membahas cara mengatasi panick attack yang pernah menyerang saya beberapa tahun yang lalu. Panic Attack atau gangguan kecemasan yang kita alami mungkin serupa tapi tak plek sama. Saya menyebutnya itu panic attack versi saya. Waktu itu saya sedang antri membayar di kasir swalayan. Tiba-tiba saya merasa tidak nyaman, cemas karena terlalu lama mengantri. Badan sudah mulai lemas, keringat dingin keluar, jantung deg-degan kayak ketakutan luar biasa, kaki hawane pengen lari saja. Pikiran saya cuma pengen cepat pulang dan meninggalkan kerumunan orang banyak itu.
pinjam gambar |
Serangan yang kedua, saya rasakan waktu diajak teman jalan-jalan ke mall, begitu sampai di parkiran kendaraan, saya melihat gedung mall itu saja sudah cemas, apalagi ditambah melihat banyak orang berlalu lalang, kepala saya mulai pusing, pas masuk pintu utama mall, saya makin pusing melihat banyak barang berjajar di mall itu. Apalagi lampu mall yang terang benderang membuat saya silau dan hampir pingsan. Perasaan saya waktu itu semua mata tertuju kepada saya. Pikiran saya takut, dan sekali lagi pengen cepat pulang. Dan tiba-tiba pikiran negatif saya menyerang, seakan ada yang berkata kepada saya “Sudahlah kamu pulang saja, ngapain kamu disini, nanti kalau kamu jatuh lho, sudah mendingan pulang.”
Hingga beberapa saat kemudian saya benar-benar tak kuat, akhirnya saya bilang kepada teman saya, “Eh, tulung aku terke muleh wae ya aku meh semaput rasane. (=Eh, tolong antar aku pulang aja ya, aku mau pingsan rasanya). Akhirnya teman saya pun mengantar saya pulang sebelum sempat berbelanja.
Pernah juga ada kejadian begini: Pada waktu saya naik sepeda sendirian dan sedang ada di jalan raya, tiba-tiba kaki saya gemeteran, dan mulai cemas, lemas dan hampir pingsan. Tetapi anehnya sewaktu saya mengayuh sepeda berbalik arah menuju jalan pulang, hati saya makin tenang.
Sepertinya, itu gangguan psikologis. Rumah memang adalah zona nyaman saya ketika saya sedang merasa lemah. Demikianlah gangguan kecemasan yang saya alami beberapa kali yang sempat membuat saya merasa lemah dan aneh sendiri. Tidak seperti kebanyakan orang yang demikian bebasnya jalan-jalan, piknik di dalam maupun luar negeri. Wes ga pernah kebayang di benakku piknik atau jalan-jalan keluar negeri bahkan luar kota sekalipun. Kalau orang pada suka piknik bagi saya itu penyiksaan, aneh kan? Nah, tapi itu yang saya alami.
Hingga suatu kali bagaimana saya berjuang melawan rasa takut di dalam diri itu.
Setiap saya mau pergi ke suatu tempat, saya minta ditemani bapak, dan itu membuat bapak saya merasa aneh, "lha wong sudah besar kok takut pergi sendiri?" Sebenarnya, bukan masalah takut apa, tapi sulit dijelaskan rasa takutnya itu, hanya orang yang pernah alami hal ini yang mengerti betul bagaimana rasanya. Saya juga berjuang memerangi di dalam hati sambil berdoa dan memberikan sugesti positif dalam pikiran saya. Saya tanya kepada diri saya sendiri, saya analisa ketakutan saya, “Saya takut apa? Kenapa saya takut? Apa akibatnya jika saya terus nekat pergi?” Dan kemudian saya coba sugesti diri saya, saya kuat, saya normal, saya sehat, saya berani, tidak akan terjadi apa-apa, semuanya baik-baik saja. Itulah yang saya sering katakan pada diri saya sendiri. Tidak mudah untuk bisa normal lagi seperti dulu, setiap hari perlu latihan, pertama dikawal, kedua coba jalan sendiri beberapa meter dari rumah, baru meningkat-meningkat lagi, dan seterusnya.
Hal positif dari pengalaman saya ini adalah, saya jadi mengerti dan menyadari bahwa tanpa Tuhan, saya ini bukan apa-apa. Setiap detik kita butuh Tuhan. Tanpa seijin Tuhan, saya ga mungkin bisa sampai ke tempat itu, misalnya berangkat dari rumah ke gereja dengan selamat, habis makan jadi kenyang dalam arti makanan yang sudah dimakan tidak dimuntahkan lagi karena lambungnya mau terima, Hal sepele menurut kita yang terkadang lupa untuk kita sadari ini akan jadi berarti jika Anda mengalami hal yang saya alami.
Seiring waktu berlalu saat kondisi fisik saya mulai pulih didukung dengan ketenangan jiwa saya, akhirnya lambat laun saya makin berani dan bisa menikmati hidup, Sekarang kalau saya ada di mall saya nikmati saja suasananya, saat ada di jalan raya saya pun demikian, ternyata hidup ini indah saat kita mampu menikmati segala sesuatu dengan rasa ucapan syukur. Pesan saya buat saudara semua, jangan pernah ijinkan kecemasan menguasai hidupmu yang mengakibatkan saudara menjadi lemah dan kurang percaya. Nikmati saja segala sesuatu yang Tuhan sudah berikan dengan penuh syukur karena hidup ini indah bagi yang bisa menikmatinya. Salam sehat dan sejahtera buat semua. Kiranya pengalaman saya ini dapat menjadi cermin bagi masing-masing kita dan bermanfaat bagi yang pernah mengalaminya.