Laman

  • HOME
  • LOMBA BLOG
  • ARTIKEL
  • TUTORIAL
  • JUAL SUPERGREENFOOD

Oh Tuhan, Lancarkanlah Rencanaku

Moocen Susan | Senin, April 14, 2014 | 4 Comments so far
   Beberapa hari ini saya sering kurang beruntung, entah kenapa barang-barang di rumah saya tiba-tiba rusak ketika saya pegang. Blender kebakar, kipas angin konslet sehingga balingnya ga mau gerak beberapa saat kemudian saya mencium bau gosong, payung rusak, magic com jatuh sampe peyok ketika habis saya cuci, dan yang terakhir card reader yang baru saja saya beli buat mindahin foto dari HP ke komputer ikut-ikutan blank. 

   Muncul tulisan: USB Device Not Recognized One of the USB devices atttached to this computer has malfunctioned, and windows doesn't recognize it For assistance in solving this problem, click this message  

    Abis itu keluar lagi tulisan please insert a disk into drive G. Saya sudah hubungi tukang komputer saya, 2 kali bolak balik ke tokonya balikin card reader, minta ganti. Sampai dirumah saya coba lagi, ga bisa pula. 

   Saya panggil dia kerumah buat benerin eh dia ga datang-datang. Hari ini janjinya mau datang malah ujan. Sebel gak sih? Saya belajar sesuatu dari sini. Ternyata bergantung sama orang lain itu ya kayak gini bikin senewen, coba kalau saya bisa sendiri sudah dari kemarin lancar jaya upload foto. Mandiri itu bener-bener penting pake bangets. 

   Ketika mengalami halangan seperti ini, saya hanya mencoba mencari hikmah dibalik semua ini. Saya belajar sabar, toh DL lombanya masih lama, tapi emang dasar saya bukan tipe orang yang suka dadakan dan sangat terprogram dalam melakukan sesuatu. Jadi kalau ada hal yang tidak ontime sesuai rencana saya biasanya saya bisa marah. 

    Biasanya sih saya upload foto langsung dari memori di HP ke facebook opera mini. Tapi karena gagal mulu saya pikir pake card reader aja. Huaaa.. pengen nangis rasanya :'( 

    Kalau sampai ini gagal lagi, saya akan pergi ke digital printing buat minta tolong mindahin data ke emailku. Oh Tuhan, lancarkanlah jalanku. Teman-temanku sudah pada setor tulisan, aku belum sama sekali :’( Ini semua kulakukan demi lomba blog lho :'(

Alasan Memblokir Teman Dumay

Moocen Susan | Minggu, April 13, 2014 | 13 Comments so far
   Pernah ga kita memblokir teman dumay? Pasti pernah dong ya. Pertanyaannya mengapa kita sampai terkesan "tega" dengan memblokir teman? Rata-rata mengatakan kalau dia menyebalkan jadi diblokir. 

   Nah, apa yang membuatnya jadi menyebalkan? Ada yang bilang karena orang itu suka ngetag sembarangan terutama dagangannya di wall tanpa ijin, suka update status pake tulisan alay, suka komentar yang tidak sopan seakan kebon binatang pindah ke facebook, suka pasang gambar aneh-aneh, hacker, profil ga jelas dan foto yang kurang etis, suka nyetatus yang berbau SARA/ negatif thinking melulu,  dll. 

Kalau saya pribadi saya akan memblokir orang yang : 
  1. Orang yang bermuka dua. Eneg juga rasanya kalau ketemu orang yang tutur katanya sehalus sutra tapi nusuk dari belakang. Daripada saya sakit hati sendiri, mendingan saya move on dan melupakan orang itu dengan cara blokir fbnya. Soalnya kalau nemu yang kayak gini rasanya jadi saya yang salah karena saya tipe orang yang tidak bisa basa basi. Jadi ya apa adanya dan ceplas-ceplos. anti basa basi dah.. pokoknya :D
  2. Orang yang mudah berjanji tapi mengelabui, bilangnya ya ya tapi tidak dilakukan
  3. Saya anggap membahayakan diri saya, misalnya seperti orang yang bisa mencemarkan nama baik dengan askom di wall/ komentar fb. Kalau di wall masih bisa diprotect tapi kalau kita buat status lalu dia nanggapi dengan komentar kasar mungkin itu yang perlu dihapus manual ya.
  4. Orang yang terkesan mengganggu dengan nyepam 
   Alasan saya memblokir orang tersebut karena saya ingin meminimalisir stress saya agar tidak sakit hati ketika melihat foto dan status-statusnya. Bahkan orang yang sedang kesetrum perlu mematikan saklar di meteran dulu agar selamat dari setruman. Putus hubungan dengan “nyamuk” 
   Hasilnya? Saya lebih happy dan tenang karena sudah terbebas dari si pengganggu. Kita memang perlu selektif dalam berteman, tapi jangan terlalu curiga berlebihan juga, 'ntar malah ga punya temen lagi.

Manusia Itu Saling Membutuhkan

Moocen Susan | Sabtu, April 12, 2014 | 10 Comments so far
    Tadi siang, aku service sepeda di reparasi. Sejak membeli sepeda 5 tahun yang lalu, baru sekarang sepeda itu mulai bermasalah. Ruji roda belakang kendur sehingga kalau dipakai boncengan gleyar-gleyor sampe kepala bapakku pusing katanya. Untung reparasinya sepi jadi begitu kami datang, sepedaku langsung diperbaiki. 

   Aku memperhatikan cara tukang servicenya yang sangat mahir dalam memperbaiki sepeda. Yang menarik dari sini adalah betapa Tuhan itu menciptakan manusia dengan berbagai macam talenta. Antara orang yang satu dengan yang lain itu berlainan. Mengapa? Supaya bisa saling melengkapi tentunya. 

    Pastinya lah ya, dalam satu tubuh saja ada banyak anggota. Masing-masing anggota tubuh punya bentuk dan fungsi yang berbeda pula. Apa jadinya kalau tubuh kita hanya terdiri atas badan saja? Atau kaki saja? Jadi aneh kan? 

   Perbedaan yang ada akan menjadi indah ketika dipadukan. Misalnya bunyi nada di dalam keyboard, kalau dalam sebuah keyboard nadanya sama semua tentu tidak akan menghasilkan musik yang indah. Pekerjaan juga demikian. Ada yang jadi dokter, guru, tukang sayur, ibu rumah tangga, pebisnis online shop, jasa kurir, sopir, dll. 

    Seorang guru butuh dokter ketika ia sakit. Ibu rumah tangga butuh tukang sayur yang lewat di depan rumahnya supaya ga usah jauh-jauh ke pasar dan bisa memasak. Seorang pebisnis online shop butuh jasa pengiriman barang untuk mempermudah transaksi jual beli dengan konsumennya, dll. 

   Karena manusia itu saling membutuhkan tak ada alasan bagi seseorang untuk bersikap sombong seakan tidak butuh orang lain. Suatu saat tanpa kita sadari kita pasti akan membutuhkan orang yang kita anggap tidak penting bagi kita.

Cintamu Menguatkanku

Moocen Susan | Jumat, April 11, 2014 | 12 Comments so far
    Bicara soal cinta, menurutku cinta = kasih, tapi kasih belum tentu cinta. Kok bisa? Ya, karena kalau kita mencintai seseorang, sudah pasti kita mengasihi orang tersebut. Sebaliknya, kalau kita mengasihi orang itu belum tentu kita mencintainya. Ya, bisa dibilang sekedar rasa sayang aja. 

    “Aku sayang kamu, tapi aku tidak cinta,” itulah penolakan dari seseorang yang kucinta yang terdengar lembut di telinga tapi cukup menyayat hatiku. Kasih yang kurasakan hingga usiaku yang sudah 31 tahun ini adalah kasihnya Tuhan dalam hidupku (kasih agape), kasih sayang keluargaku (kasih storge), dan kasih dari teman-teman/ sahabatku (kasih philia). Sejujurnya, aku belum pernah merasakan cinta yang tulus dari seorang kekasih karena aku belum pernah pacaran. Cintaku cinta monyet mulu. (Monyet kok dicintai? :P ) 

    Beberapa kali aku sempat jatuh cinta tapi dia yang kucintai tidak mencintaiku alias bertepuk sebelah tangan. Saat itu aku langsung inget lirik lagunya The Rock yang berjudul “Selir hati"

    ♪♪ Aku cinta kamu, tapi kamu tak cinta aku…♪♪ </3

   Karena berulangkali patah hati itu ada masa dimana aku mulai tawar hati dan meragukan cinta. Aku pun bertanya kepada rumput yang bergoyang, “Tanyalah dunia apa itu cinta? Apakah masih ada cinta dari seorang kekasih untukku? Mengapa sampai saat ini aku terus menerus bertemu dengan orang yang salah yang mengharuskan cinta yang bersyarat?” 

    Kata Pak Mario, “ Cinta tak pernah salah, yang salah adalah cara kita mencintai dan cinta kepada orang yang salah lah yang membuat kita jadi kegagalan cinta.” 

   Segala kegalauan hatiku itu pupus ketika blogwalking ke blog teman-teman yang menulis tentang bagaimana mereka menemukan jodohnya dan menikah. Selain itu aku sering menonton acara kesaksian di TV rohani tentang unconditional love (cinta tak bersyarat), seperti kisah nyata cinta sejati antara Ralph dan Alice Lui berjudul LOVE NEVER FAILS  disini.  
ilustrasi oleh penulis sendiri

   Kisahnya menceritakan tentang suami istri yang dikaruniai wajah yang tampan dan cantik. Mereka berdua sangat beriman dan mengasihi Tuhan, serta saling mencintai dan sangat bahagia. Tetapi seminggu setelah mereka menikah, sang suami terkena kanker. Sel-sel kanker ganas itu menggerogoti bagian wajah suaminya sehingga wajahnya tidak tampan lagi. Disinilah cinta istri kepada suaminya diuji. Tetapi walaupun wajah suaminya buruk rupa, sang istri tetap setia melayani dan merawat suaminya hingga akhirnya suaminya meninggal. 

    Dulu aku pengen punya pacar umur 24 tahun dan menikah umur 25 tahun. Ya namanya keinginan tidak selalu selaras dengan kenyataan. Di usia itu aku malah sakit parah. Aku hidup jauh dari orangtuaku karena harus merantau keluar kota. Saat itu aku merasa kehilangan masa muda. 

    Aku sempat protes pada Tuhan. Bagaimana aku bisa punya pacar kalau tiap hari cuma bisa berbaring dan muntah berkepanjangan? Tapi Tuhan itu baik. Apa yang tidak pernah kupikirkan dan bayangkan, Ia sediakan meski bukan cinta kekasih tapi Tuhan tahu aku baru butuh kasih sayang seorang sahabat saja. 

    Ketika aku sakit, salah seorang teman kantorku menyarankanku untuk menulis kisah penyakit yang kuderita di koran rubrik surat pembaca. Maksudnya cuma ingin mendapat saran pengobatan siapa tahu ada yang pernah mengalami kasus serupa denganku. Dalam sehari aku sudah seperti artis. Banyak sms dan telepon yang masuk ke hpku. Banyak memperhatikanku rupanya, ada yang punya maksud biar dagangan obatnya laku tetapi ada yang memang benar-benar tulus dan peduli memberikan motivasi. 

    Seminggu kemudian, di sebuah warung nasi goreng babat stadion Semarang, koran itupun tergeletak begitu saja. Ada seorang cowok yang sedang makan nasi goreng yang kemudian mengambil serta membaca koran bekas itu. Pandangannya tertuju pada tulisanku di rubrik surat pembaca. Rupanya dia kasihan dan tergerak untuk menolongku. Tapi karena malu berkenalan denganku, akhirnya dia cuma miscall  HPku terus. 

    Awalnya aku merasa orang ini iseng banget. Lantas aku sms dia. Singkat cerita kami akhirnya sms-an. Aku pengen tahu fotonya, dan dia beriku akun facebooknya. Dan aku kemudian ingin bertemu dengannya, tapi karena dia masih malu-malu akhirnya aku meminta tolong padanya untuk mengantarku terapi akupuntur agar dia tidak punya alasan lagi untuk menjadi malu. 

   Akhirnya dia datang juga kekosku. Aku memanggilnya Koko (kakak). Kagetnya aku karena yang datang tidak sama dengan yang di foto facebook. Aku pikir Koko ini ga bisa datang dan menyuruh temannya. Tapi kemudian dia baru mengaku kalau dia sengaja kasih foto lain yang terlihat lebih ganteng daripada aslinya. Tapi aku memaklumi rasa mindernya ini. 

   Penampilannya memang terlihat culun, dengan brompit (sepeda motor) bututnya dia mengantarku dengan tulus. Dia bertanya padaku, “Susan malu enggak bonceng brompit koko yang butut ini?” 

   “Ah nggak malu, yang penting nyampe di tujuan," jawabku.

   Sepulang kerja tadi dia belum makan malam, dia rela menungguku diterapi selama kurang lebih sejam. Tahan lapar juga dia, ga kayak aku yang tiap 3 jam sekali harus makan. 

   Sejak pertemuan kami itu, dia jadi sering main ke kosku. Dia mengajakku ke rumah temannya untuk didoakan. Sepulang dari rumah temannya kupikir akan langsung pulang ke kos ternyata dia ajak aku makan di café. Jujur baru pertama kali aku diajak makan di café oleh cowok. Dalam keadaan mual dan tidak bisa makan makanan café, aku hanya menemaninya makan. Dia juga membelikan lampu baru untuk kamar kosku. Aku jadi sering pergi berdua bersamanya tapi sayang aku tidak bisa menikmatinya karena rasa mual yang amat sangat yang kurasakan. 

   Aku kuat karena sayangnya padaku. Untuk menghiburku di tengah rasa mualku, dia mengajakku ke PRPP. Pada hari Minggu kami pergi ke gereja berdua. Saat ada pembagian tiket pengobatan gratis,  dia rela berdesakan dengan orang banyak hanya untuk mendapatkan tiket berobat buatku. Dia juga mau berbagi makanan denganku saat aku tidak menghabiskan makanan yang sudah dibelinya. 

   Ketika aku harus diopname di rumah sakit, dia juga merawatku dan menemaniku. Dia mengantarku saat aku muntah di kamar mandi. Semua orang di rumah sakit berpikir kalau kami pacaran. Padahal kalau dia ditanya, aku bukan tipenya dan dia cuma kasihan padaku. Rasa sayangnya sudah cukup bagiku untuk bisa sedikit merasakan rasanya pacaran karena dia hanya suka pada cewek yang modis dan tajir (kaya). 

  Setiap kami makan berdua di warung, dia selalu membandingkanku dengan cewek lain. Kadang itu yang bikin bête, tapi aku tetap menghargai pilihannya. Aku hanya memikirkan penyakitku saja. 

    Pernah suatu kali, aku menemaninya makan di warung makan dan tiba-tiba ada cewek modis yang cantik makan bersama cowoknya, lalu dia nyeletuk “Koko maunya cewek yang kayak gitu lho.” 

   Mendengar kata-katanya itu aku cuma senyum aja. Ya, kami hanya bersahabat. Aku tidak menuntut dia mencintaiku. Aku sangat bersyukur di perantauan dalam keadaan sakit Tuhan mengirim dia untuk menolongku. Andai tak ada dia, aku sungguh tidak tahu bagaimana aku bisa kuat menghadapi sakitku.. Apalagi saat aku muntah berjam-jam dan tak kuat beli makan sendiri, dia datang untuk membelikanku makanan padahal hari itu hujan turun sangat lebat. Dia bisa memilih untuk tiduran di rumah daripada harus merawatku. Tapi karena rasa sayangnya yang besar padaku dia tetap datang meski orangtuanya melarang kami berteman. Dia tetap nekad. 

    Itulah kasih sayang dari seorang sahabat tak disangka yang pernah kurasakan seumur hidupku. Lima bulan saja kami bersama dan akhirnya aku harus pulang ke kampung halamanku. Terima kasih Tuhan atas kasih sahabat yang Kau anugerahkan padaku di tengah masa kesesakanku. Kini sudah 5 tahun berlalu, aku sudah sembuh, dan dia tak pernah lagi datang menemuiku. Kasih sayangnya yang selalu jadi kenangan terindah dalam hidupku. Terima kasih koko, kalau ga ada koko mungkin aku sudah tidak tertolong lagi. 


Cara Mengedit Profil G+

Moocen Susan | Kamis, April 10, 2014 | 6 Comments so far
   Hai, berbagi tutorial lagi yaa :D . Biasanya ketika kita membuat blog di blogspot pasti ada widget “mengenai saya/ about me”. Nah, kalau masih awal membuat profil kita tinggal klik tata letak – profil – ketik aja apa yang mau ditulis “mengenai saya.” 

   Kalau udah terlanjur nulis profil “mengenai saya” tapi kok kependekan ya? Ceritanya mau ditambahi beberapa tulisan nih, caranya ada 2. Kali ini saya akan berbagi cara mengedit profil kita di Google Plus (G+).


Cara pertama: 
1. Dari Tata letak → Cari widget “Mengenai saya/ about me” → tambahkan aja tulisan tentang saya yang ingin ditambahkan. 

Cara kedua : 
  1. Masuk ke akun blog Anda
  2. Klik foto profil kita yang ada di pojok kanan atas → Lihat Profil 
  3. Klik Tentang → Edit → tambahkan tulisan yang Anda kehendaki → Simpan 
  4.  Lihat hasilnya di blog Anda. 
Bagaimana? Mudah bukan? :D Selamat mencoba ya.

Bersyukur Masih Bisa Makan

Moocen Susan | Kamis, April 10, 2014 | 2 Comments so far
    Bukan cuma perasaan aja yang sensitif, lambung pun bisa sensitif. Contohnya lambung saya :D Ya, saya harus selektif memilih makanan yang bisa diterima lambung saya. Bukan karena ga doyan, tapi karena memang ada makanan tertentu yang saya hindari. Apakah itu? Yang enak-enak tentunya, misalnya yang berlemak tinggi. 
pinjam gbr

    Padahal dulu saya ini sangat suka yang namanya kulit ayam dan cumi-cumi. Sekarang ga bisa makan itu :( daripada saya mual dan muntah-muntah lagi, saya memilih untuk menjaga lambung saya agar tetap sehat. 

   Waktu kecil saya memang suka pilih-pilih makan dan ga suka sayur. Kalau gak makan ayam ga mau. Yang paling saya suka ya kepala ayam. Kalau saya masih milih-milih makan seperti dulu, alamat ga makan saya ini karena lambungnya bermasalah. 

   Saya sudah mulai doyan sayur itu baru umur 20 tahun. Kalau saya ga pernah sakit parah mungkin sampe sekarang saya ga doyan sayur. Sekarang saya malah ga doyan kepala ayam lagi..over blenger :P 

   Kebetulan rumah saya dekat pasar. Tapi pasar dekat rumah saya itu bukanya siang, paling pagi jam 8. Saya tiap hari ke pasar karena tidak punya kulkas buat simpan bahan makanan. Selain itu banyak tikus berkeliaran. 

    Kadang suka disindir orang-orang di pasar, kok belinya dikit-dikit amat? Ya karena saya dirumah cuma berdua sama bapak, beda sama ibu-ibu yang punya keluarga besar, pantes kalau belinya banyak bisa buat persediaan setahun kali hahah.. eh seminggu. Kalau beli banyak ga habis nanti. 

    Jadi kalau tiap ke pasar itu rasanya underpressured saya ini serasa dihakimi ibu-ibu penggosip di pasar. Itulah bedanya di pasar kecil sama di pasar induk. Terlalu banyak yang reseh kalau di pasar kecil, di kampung pula. Mending ke pasar, lha kalau ga bisa masak terus suka beli masakan jadi? Sekali dua kali dibiarin aja, tapi kalau tiap hari beli,  penjualnya langsung nyindir, “Mbak emang ga bisa masak ya? Kok beli mulu? Perawan kok ga bisa masak, apa kata dunia?” (idih... nyesek banget rasanya. Nasib nasib.... di kampung ya beginilah) 

   Kemarin waktu akan berangkat nyoblos di TPS, paginya saya ke pasar seperti biasa. Tapi ternyata tak satupun yang jualan. Saya pergi ke warung langganan saya yang masak khusus buat saya, eh ga jual pula. Lengkap sudah kebingungan saya. Akhirnya saya pulang dengan tangan hampa. Saya harus makan pagi supaya kuat pergi ke TPS. Di rumah cuma sedia beras, bawang merah, bawang putih, garam, gula, telur, kecap, dan minyak goreng saja. Akhirnya saya buat nasi goreng. Saya sengaja bikin yang banyak agar tahan lama ga laper-laper lagi. Dan ternyata di TPS antrinya lama sekali. Untung saya sudah sarapan tadi. Meski ga ada sayuran nasi gorengpun jadi. 

    Nah, keesokan harinya saya kembali ke pasar. Ternyata saya cuma dapat 1 ikat sawi seharga Rp.1000,- . Apa boleh buat, saya harus masak sawi saja hari ini buat makan kami berdua. Bawang merah saya habis, hanya ada bawang putih, telur 2 butir, sedikit sisa lengkuas. Mau dimasak apa nih? Entah apa namanya tapi saya menyebutnya ca sawi. Saya cemplung-cemplungin aja tuh telur, bawang putih, lengkuas, garam, gula, lada bubuk terus dikasih air yang banyak. Jadi deh. Ca sawi buatanku. Seikat sawi ini menyelamatkanku dari kelaparan. Saya bersyukur masih bisa makan di tengah keterbatasan fungsi pencernaan ini.