Laman

  • HOME
  • LOMBA BLOG
  • ARTIKEL
  • TUTORIAL
  • JUAL SUPERGREENFOOD

Cinta Tak Lekang oleh Waktu

Moocen Susan | Jumat, Mei 09, 2014 | 41 Comments so far
   Dalam usianya yang hampir kepala 8 beliau masih ingin terlihat muda dengan rambut tanpa uban. Di saat santai dan bercengkerama berdua, beliau selalu memintaku mencabuti ubannya. Mencabut uban bapak adalah ekspresi cinta dan sayangku kepada beliau. 

editing by photografer amatir

   Seiring waktu berjalan hingga rambutnya memutih, rasa cintaku kepada bapak makin bertambah. Aku bersyukur dan bahagia mempunyai bapak yang penuh cinta juga kepada anak-anaknya. 

    Kehidupan kami yang terus berputar bagai kincir angin ini, membuat cinta kami makin hari makin kuat dan besar. Kami yakin berbagai masalah hidup ini akan segera berlalu diterpa angin. Inilah EKSPRESI CINTA MONUMENTAL keluarga kami. 

Jumlah kata : 100
http://cintamonumental.blogspot.com/2014/05/lomba-blog-2-tantangan-untuk-2.html

Neli oh Neli

Moocen Susan | Kamis, Mei 08, 2014 | 4 Comments so far
   Ini adalah naskah FFku yang pernah kubuat dan tidak lolos audisi. Jadi daripada nganggur di dokumen Ms. word mendingan ditulis disini aja ya. Selamat membaca :D 

 ***

   “Boy…!” teriak salah seorang kawan lamanya. 

   Sambil celingak-celinguk ke kanan dan kiri, ia mencari dari mana datangnya arah suara itu, “Eh, kamu Dik? Apa kabar, lama enggak jumpa.” 

  “Ya nih, aku lagi sibuk ngurus persiapan nikahku. Kamu kapan nyusul?” 

   “Nyusul kemana? Oh nikah maksudmu? Ya gimana ya, aku belum nemu calon yang pas dan cocok dengan seleraku. Ngomong-ngomong, kamu punya kenalan cewek enggak? Kenalin dong.” 

  “Hm, ada sih tapi….,” 

  “Tapi apa?” 

  “Tapi aku takut kalau enggak sesuai dengan kriteria cewek yang kamu suka. Kalau boleh tahu seperti apa cewek idamanmu?” 

   Boy berpikir sebentar, “Hm…yang standar-standar aja sih yang penting cewek itu cantik, baik hati, dewasa, lincah, dan keibuan.” 

   Andika pun mencoba mengingat daftar teman-teman ceweknya satu per satu. Beberapa saat kemudian, “Cling” munculah satu calon untuk diperkenalkan kepada sahabatnya itu, “Oh ya, aku ingat sekarang. Ada satu cewek yang sangat cocok dengan semua kriteria yang kamu sebutkan tadi.” 

   "Serius? Siapa…siapa? Kenalin dong?” 

  “Ok, aku kasih nomor ponselnya aja ya. Kamu kenalan aja sendiri, jangan bilang dari aku. Janji?” 

  “Oh beres. By the way, siapa namanya?” 

  “Namanya Neli, cantik banget orangnya.” kata Andika sambil menunjukkan ibu jarinya. 

   Dengan semangat ia mulai meluncurkan sms perdananya kepada Neli. Setelah saling sms-an akhirnya mereka berniat untuk ketemuan di café. 

   Dengan bermodalkan petunjuk bahwa Neli akan memakai gaun warna pink, ia pun setuju untuk kopdar berdua. Malam itu Boy sengaja datang ke café setengah jam lebih awal dari jadwal yang diitentukan berdua. Dengan mengenakan jas hitam dan dasi kupu-kupu favoritnya ia terlihat sangat percaya diri bahwa Neli akan jatuh hati dengan penampilannya itu. Berulangkali ia melihat jam tangannya karena ingin segera bertemu dengan cewek idaman hatinya itu. 

   Suasana café remang-remang di sudut kota itu membuat malam itu terasa romantis. Tidak disangka hari ini adalah lembaran baru dalam catatan perjalanan cinta si Boy. Tepat pukul 20.00 WIB, datanglah seorang gadis yang sangat cantik dengan baju pinknya tersenyum ke arah Boy yang sedang duduk sambil berulangkali menata rambut dan kacamatanya. 

   Saat Boy hendak menghampiri cewek tersebut, bahunya ditepuk oleh seseorang di belakangnya. “Hai? Pasti kamu Boy ya?” 

    Boy menoleh, berulangkali ia mengucek matanya karena lampu café redup jadi ia tak begitu jelas melihat, “Siapa ya?” 

   Tampak seorang wanita dengan baju pink dan rambut pirangnya berdiri menunduk di depannya dan menjawab dengan malu-malu, “Kenalkan, namaku Neli. Aku yang sms-an denganmu itu lho.” 

   Dengan gugup ia memandang Neli lebih dekat dan ia sangat terkejut dengan apa yang dilihatnya, “Haaaaah ? Neli? Tiiiidaaaaakkkkkkkkkk……Jjaaajaaajaanggggaannnnn…..! Kamu bukan Neli. Tolongggg….” 

   “Lho, Boy jangan pergi….Boy! Ya, Neli itu kan singkatan dari nenek lincah, selain itu aku kan juga masih terlihat cantik, baik hati, dewasa dan sangat keibuan. Hihihi….” Tawa nenek tua itu memamerkan giginya yang sudah ompong semua. 

   “Huwaaa…..ya enggak gitu juga kaleee…..,”Boy lari terbirit-birit hingga sepatunya lepas bagai cerita cinderela

Cara Mengubah File JPEG menjadi PDF

Moocen Susan | Kamis, Mei 08, 2014 | 11 Comments so far
   Kali ini aku mau berbagi tutorial cara mengubah file JPEG menjadi PDF sekaligus sebagai catatan pribadiku agar tak lupa caranya. 

   Kemarin sempat bingung seharian, utak-utik merubah filenya ke PDF pakai versi online tapi entah kenapa lemotnya minta ampun dan berulangkali gagal. Hingga ask more friend ga cuma satu orang. Hehe.. maaf ya sudah merepotkan kalian semua. Segala cara sudah dicoba dari pake Convert JPG to PDF for free - JPG to PDF online converter lalu http://jpg.smallpdf.com/ terus pake cara manual dimasukin ke word dulu baru diubah ke PDF. 

   Dan akhirnya ada teman yang menyarankan untuk mengubahnya dari photoshopnya yaitu dengan cara: 

   Klik File> Adobe PDF Preset> Kemudian pilih pilihan filenya, bisa High quality sampai smallest size.. 

   Masalahnya photoshopku masih versi 7. Nah ini bagaimana caranya ? Dengan fasilitas terbatas namun harus tetap bisa mengatasi masalah ini. Akhirnya setelah coba-coba lagi dengan sedikit aji-aji pernekatan, nemu cara langsung yang ternyata lebih gampang karena aku sudah ada adobe reader di komputerku. Ikuti caranya berikut ini : 

  1. Buka file JPEG di dalam program Photoshop 
  2. Klik File → Automate → PDF Presentation 
  3. Browse file JPEG yang ingin kita rubah jadi PDF 
  4. Di PDF presentation SOURCE FILE, centang Add open file Output Options → centang save as presentation dan view pdf after saving → SAVE 
  5. Beri nama file baru misalnya BROSUR dengan format presentation [*.PDF] 
  6. Di PDF Option, centang bagian Encoding (JPEG) Image Interpolation→Include vector data → Embed Fonts → OK 
  7. Klik Yes 
Dan horeee…. :D File pdf pun bisa tampil dengan sukses. Kalau ga gagal, ga belajar hal baru :D

Mupeng Payung Transparan

Moocen Susan | Rabu, Mei 07, 2014 | 16 Comments so far
   Sedia payung sebelum hujan, pakailah payung biar ga kehujanan, kalau ga punya payung daun pisang pun jadilah, kalau susah cari daun pisang kudungan aja pakai kantong kresek yang penting kepala anda terlindungi hihihi,.. 

  Di rumah, aku cuma punya satu payung merk Wella pemberian temanku yang punya salon. Warnanya merah dan berat sekali kalau dipakai, (payung apa beton?) jadi kalau pas naik sepeda aku pakai jas hujan saja biar praktis. 

   Pas aku nonton film jepang di TV, aku mupeng banget pengen punya payung transparan. Kayaknya ringan dan good looking gitu, berasa di jepang :D. Ketika ada salah seorang teman blogger yang posting tulisannya dan upload fotonya pas bawa payung transparan tambah mupeng lagi. Sayang di Blora ga ada yang jual payung begituan. 
    Kemarin nyoba beli yang hampir mirip itu sih, cuma warnanya putih bermotif aja dan sekarang rusak buat mayungin kompor gasku. Maklum atap rumahku sering bocor kena air hujan. Jadi yang payungan bukan orangnya tapi kompornya. Hm… jadi pengen beli payung transparan itu :D

Cerita HaPe Pertamaku

Moocen Susan | Rabu, Mei 07, 2014 | | 26 Comments so far
   Aku mulai tahu yang namanya HP itu justru waktu udah mulai usia kerja (20th) .Aku selalu penasaran gimana caranya melakukan aktivitas seperti sms atau telepon dengan HP itu. Ya, maklum gaptek soal gadget. Suka aja lihat temen-temen kantor pada pencet-pencet HPnya masing-masing. 

   Sampai pengen nyoba pencet HP teman tapi sungkan mau minjem buat latihan, akhirnya cuma sebatas ngeliat aja dari kejauhan. Hingga suatu hari ada teman kantorku yang nawari HPnya (merk : Siemens C35i) dengan harga Rp.100.000,-. Waktu itu aku mana tahu merk-merk HP. Kupikir semua HP sama aja, ternyata beda hahaha… asal udah pegang HP aja ntah itu ada pulsanya apa kagak, atau ada yang sms/ kagak buat gaya-gayaan aja, udah seneng banget. 
   Akhirnya karena aku pengen bisa pake HP, ya udah kubeli aja tu HP meski harus merogoh kocek gaji pertama kerja. Karena saking happynya baru punya HP baru, pulang kerja aku langsung menuju ke counter buat beli pulsa. Dan orang yang aku sms pertama kali adalah cowok yang kutaksir. Entah berapa pulsa habis buat sms dia. (niat banget tp ga ada ujungnya). 

   Seiring waktu berjalan, ternyata HP second itupun rusak dan harus kujual. Ah namanya saja HP second plus jadul pula, akhirnya HP itu cuma dihargai Rp10.000 aja. Beda jauh sama waktu ditawarkan :( , mungkin emang gitu kali ya kalau jual hp second. 

pinjam  gambar
   Ketika pindah di tempat kerja yang baru dan lagi ngetrend-ngetrendnya telepon murah pake fren, aku beli juga tu HP fren . tapi kalau dipake telepon agak lama mulai terasa panasnya. Di kantor dapat inventaris HP pula merk nokia untuk keperluan kantor, jadi kemana-mana aku bawa 2 HP. 

   Karena aku resign lagi dari kantor, HP nokianya kukembalikan dan suatu ketika HP frenku juga harus kujual karena rusak lagi. Nah, pas jual HP ini yang aku berasa ditipu banget sama counternya. Waktu aku tawarin dia mau beli seharga Rp.75.000,- eh begitu dibawa ke dalam alasannya mau dicek, ternyata dia berubah pikiran ditawar jadi Rp.25.000- alasannya batereinya gembung. Selidik punya selidik ini counter nakal, dia bikin batereku gembung karena dicas kelamaan, padahal tadi baik baik aja. Tapi sekali lagi aku relakan hp itu terjual segitu. 
    Kemudian aku beli HP Samsung yang layarnya berwarna. Saking happynya sms-an pakai HP baru, eh kemanapun kubawa (kekamar mandi pun juga akhirnya basah kena air dan rusak lagi-kode sinyalnya ilang) ya terpaksa deh kujual lagi. 

Dan untuk beberapa lama aku harus hidup tanpa HP. Aku nabung selama 3 bulan buat beli HP Gstar Q98 yang sekarang kupakai ini. 
 
sumber gambar
    Aku memang pengen HP yang model Qwerty yang ada dual kamera, dual SIMcard, rekam suara, rekam video dan permainannya plus bisa dipakai buka facebook. Waktu itu rencananya mau beli di counter A, eh karena habis ya sudah aku beli di counter B. harganya lebih mahal, memori card yang harusnya udah termasuk harga HP ternyata di counter itu dijual terpisah. Permainannya juga diilangi semua jadi kalau mau harus download sendiri. Hiks.. mbathi banget tu counter. Untung murid lesku punya HP yang sama denganku, jadi aku didownloadin permainan dari HPnya pakai Bluetooth. 

   HP ini yang menemaniku lebih lama dari yang lain, tapi berulangkali musti ganti charger karena rusak, dan kelemahan lainnya, memorynya terlalu kecil hingga kalau mau upload video ga bisa. Foto yang dihasilkan berukuran kecil dari 160x120; 320x240; dan 640x480px. Agak was-was juga kemarin karena charger rusak mulu udah ganti sampai 4x. 

   Jadi total hingga sekarang aku sudah 4x ganti HP. Aku berharap suatu hari pengen punya android dan bisa BBM an. Parahnya aku ini sampai sekarang ga paham apa itu BBM, WA, dan android. Yang aku tau android itu robot ijo hahaha…primitive sekali ya aku ini :D

http://www.istiadzah.com/2014/05/giveaway-cerita-hape-pertama.html

Postingan ini diikutsertakan dalam 
Giveaway : Cerita HP Pertama

Pengalaman ke Dokter Gigi

Moocen Susan | Selasa, Mei 06, 2014 | 17 Comments so far
   “Bagaimana bisa kamu makan tanpa aku?” Pernah denger iklan ini? Ada ilustrasi sebuah gigi palsu yang sedang bicara begitu pada seorang kakek. 

    Bicara masalah gigi. Gigi itu kadang-kadang aja keliatan kalau diperlihatkan :D tapi berperan sangat penting dalam aktivitas makan. Coba bayangkan kalau kamu makan tanpa gigi? Pasti ditelen aja tuh makanan dan efek sampingnya pencernaan jadi terganggu. 

   Dulu aku suka banget makan coklat, tepatnya biscuit coklat. Karena aku ni sering laper jadi kupikir milih cemilan yang mengenyangkan aja. Pilihanku jatuh kepada biscuit coklat itu. Kalau aku beli biskuit coklat di supermaket bisa langsung buat sebulan. Waktu diopname di rumah sakit sangunya juga biskuit coklat. Kemana pun aku pergi di tasku selalu ada biskuit coklat.

   Mungkin karena kebanyakan akibatnya gigiku yang bawah jadi berlubang dan harus ditambal. Seumur-umur baru kali ini punya masalah dengan gigi. Karena aku berobatnya pake jamkesda so, aku coba ke dokter gigi di puskesmas. Ternyata sampai disana, aku dioper ke puskesmas lain yang lokasinya lumayan jauh dari rumahku. Sekitar 3 km dan ada di daerah pedesaan. 

   Ya namanya aja gratis jadi perlu sedikit berjuang untuk mendapatkan pelayanan tambal gigi. Aku berangkat dari rumah pagi berboncengan naik sepeda sekitar 3 km ke puskesmas tersebut demi nambal gigiku. Lumayan capek juga, tapi itung-itung olahraga. Aku sempat berhenti 2x karena capek. 

   Untungnya sampai disana masih sepi. Hanya ada 3 pasien yang antri dan ketika tiba giliranku untuk ditambal, aku masuk dan diperiksa oleh bu dokter. Aku disuruh kumur dulu sebelum ditambal. Ga lama proses penambalannya. Pertama ditambal rasanya emang aneh kayak ada gesekan gitu di antara gigi atas dan bawah. Tapi kata dokternya itu gapapa, ntar lama kelamaan bisa normal sendiri. 

   Ya, setelah selesai ditambal aku pulang dengan naik sepeda 3 km lagi. Sejak saat itu aku ga mau makan coklat lagi. Capek di gigi, capek di kaki karena musti harus menempuh 6 km (pp) naik sepeda.