Laman

  • HOME
  • LOMBA BLOG
  • ARTIKEL
  • TUTORIAL
  • JUAL SUPERGREENFOOD

Cara Mengobati Luka Lidah Tergigit

Moocen Susan | Minggu, Januari 10, 2016 | 8 Comments so far
    Beberapa hari lalu aku merasakan nyeri di tepi lidah kiriku. Ga sengaja kegigit mungkin saat tidur. Perih banget, ga enak buat makan. Yang terpikir pertama kali adalah olesin albothyl, tapi berhubung albothyl habis akhirnya aku diemin aja. Eh malah tambah sakit. Karena ga tahan, iseng aku browsing di google cara mengobati luka lidah yang kegigit dan nemulah caranya yaitu dikompres dengan es batu. 

     Puji Tuhan, es batu manjur juga buat ngobatin luka lidah kegigit. Esok paginya aku sudah bisa makan dengan tanpa rasa nyeri di lidah lagi. Selalu ada hikmah dibalik kejadian.

Kisah Sendu Pagiku

Moocen Susan | Senin, Januari 04, 2016 | 23 Comments so far
  
Pagi yang berat. Sudah 5 bulan ini aku kepayahan dan perih di ulu hatiku setiap bangun tidur. muntah asam lambung bercampur bercak darah lagi. Kali ini lebih banyak darah yang keluar. Warnanya sudah kehitaman. BABku juga mencret. 

   Kucoba menenangkan diri sambil minum air hangat. Tadinya mau kucampur madu entah mengapa aku tidak kuat minum madu seperti biasanya. Kuoleskan minyak kayu putih di perutku. Kuhirup perlahan minyak itu. jika kuteruskan muntahku darah bisa lebih banyak lagi yang keluar, jadi kucoba menahan rasa mual ini. 

   "Sudah cukup untuk hari ini, jangan muntah lagi." Itulah kalimat yang kuucapkan untuk diriku sendiri. 

   Setelah agak tenang, aku mencoba bangun dari tempat tidur mengambil pepaya untuk sarapan pagiku. Kukumpulkan sedikit demi sedikit kekuatan untuk bisa masak nasi lemes dan sayuran. Sambil memasak, sambil makan pepaya. 

   Lama kelamaan sensasi mual itupun sirna, aku kembali beraktifitas normal hingga malam hari meski harus makan tiap 2 jam sekali. Jam 8-10-12-14-16-18-20 . 8 pagi – 8 malam. 

   Itulah cerita pagiku yang berat. Kadang aku ingin bangun dalam keadaan segar bugar, sedikit lebih lama menikmati tidur dan mencoba untuk sedikit malas bangun. Tapi kenyataannya ketika bangun tidur rasa mual yang sangat yang kurasakan dan tak tertahankan lagi untuk muntah. 

   Aku ingin bangun siang, tapi lambungku tidak bisa diajak malas. Aku memang penyuka tidur. Tapi ini buruk untuk kesehatanku. Aku menonton banyak kesaksian di youtube tentang penyembuhan GERD. Aku mencoba berbagai macam cara, mengubah pola makan, mengikuti FC namun selalu gagal. Saat sakit aku hanya rindu almh. Ibuku. Tapi kini aku sudah dewasa, semua harus diatasi sendiri. aku mencoba latihan meditasi yoga kundalini. Minum jus kentang sebelum tidur, dan sebelum makan pagi. Minum lidah buaya. Minum shake herbalife namun ga rutin karena keterbatasan dana. Minum kunyit. Minum air kelapa muda. Semua kucoba. Namun belum ada hasilnya. 

    Ya semua butuh proses aku hanya perlu bersabar dan terus berusaha. Mengenali tubuhku sendiri dan mencari solusi untuk masalahku. Berat badanku kelebihan 5 kg dari ideal. Semua bilang aku segar bugar, namun siapa sangka tiap pagi aku selalu muntah disertai bercak darah. Fisikku normal. Tapi psikisku yang bermasalah sepertinya. Ketakutan yang semu, mengganggu kesehatanku. 

    Sambil menunggu perutku enakan, aku iseng-iseng lihat timeline fb teman-temanku. Mereka sangat aktif dan bisa pergi kemana-mana, makan apa saja, wiskul kesana kemari, berenang bersama keluarga, traveling, benar-benar menikmati hidup mereka. Kapan ya aku bisa seperti itu? aku tak ingin apapun saat ini, aku hanya ingin sembuh dan bisa menikmati semuanya. Ya semuanya… I hope so… someday..

Sesuatu Untuk Ibuku

Moocen Susan | Sabtu, Desember 26, 2015 | 23 Comments so far
    Ibuku adalah wanita tangguh yang sederhana. Semua pekerjaan rumah tangga dilakukannya dengan penuh semangat dan tak kenal lelah. Selain mengurus keluarga, ibu juga bekerja membuka usaha warung klontong kecil-kecilan. 
  
Saat usiaku baru setahun, warung ibuku ditabrak truk hingga roboh. Maklum waktu itu belum ada trotoar seperti sekarang. Tapi ibu tidak patah semangat, kebetulan ibuku hoby memasak. Masakannya sangat enak. Meski waktu itu ibu belum punya kompor gas, semua pekerjaan memasak dilakukan dengan menggunakan kayu bakar. Betapa repotnya memasak dengan kayu bakar itu, asap dan bau sangitnya kadang mengenai pakaian. Mata pedih dan berkeringat selama memasak. Namun ibu tetap melakukannya dengan senang hati. 

  Uang ganti rugi karena warung ditabrak itu digunakan ibu untuk membuka warung nasi pecel. Ibu bangun pada pukul 03.00 dini hari dibantu bapak, memasak untuk jualan nasi pecel. Sedangkan aku dan adiku masih tidur nyenyak. Ada rasa bersalah kalau ingat masa itu karena aku tidak ikut bangun membantu ibu, tapi ibuku memang melarangku untuk membantunya memasak. Katanya malah ngrusuhi. Jadi paling-paling aku cuma disuruh metik sayuran, iris cabe dan kupas setampah bawang. 

   Dagangan ibu laris banget karena masakannya enak dan ibuku ramah pada pembeli. Setiap malam ibu mengumpulkan uang hasil jualannya dan selalu ke bank setiap hari untuk setor tabungan. Sedikit demi sedikit ketika tabungannya terkumpul, ibu bisa renovasi warung dan membeli TV serta sepeda untukku. 

    Disaat ibu sedang senang-senangnya menikmati hasil usahanya, penyakit kanker telinga membuatnya terkapar selama setahun. Awalnya ibu kehilangan salah satu pendengaran di telinga kanan dan kepalanya sering pusing. Penyebabnya dari infeksi karena ibu sering membersihkan telinga setiap habis mandi dan mungkin terlalu dalam membersihkannya. 

   Ibuku yang dulu gemuk dan sehat, kini terbaring lemah tak berdaya mengeluh sakit kepala setiap malam, daun telinganya hilang dimakan sel kanker, lukanya berbau dan bernanah sehingga perban harus sering diganti. Tubuhnya tinggal kulit pembungkus tulang. Setiap akan berangkat sekolah aku memandikan ibuku dan mengganti perbannya. Ketika aku pulang sekolah aku menemani ibu dan menyanyikan lagu-lagu pujian untuk menenangkan ibu. Namun ibuku terus menangis dan memegangi kepalanya yang pusing dan sakit seperti dipalu rasanya. 

   Suatu ketika ibu memintaku untuk memasak sayur untuknya. Seumur-umur aku belum bisa memasak. Tapi kali ini ibu menyuruhku memasak. Meski dalam keadaan sakit ibu masih ingat betul bumbu-bumbu apa saja untuk memasak. Aku mencatat daftar belanjaan untuk membuat masakan ibu. Ibu juga mengajariku secara lisan cara memasak sayur yang dimintanya. 

    Awalnya aku tak yakin. Namun demi ibuku aku tetap berusaha memberi yang terbaik. Aku nekat memasak sayur untuk ibuku. Tanpa bumbu penyedap rasa, tanpa garam dan tanpa gula. Hambar sekali rasanya. Aku saja ga doyan makan masakanku itu, tapi ibu memanggilku, menanyaiku apakah masakanku sudah matang? Dengan agak ragu aku memberikan semangkuk sayur yang diminta ibuku. 

     "Apa enak bu?" tanyaku meski kutahu itu ga enak. 
     Tapi ibu menjawab, "enak kok nak, terima kasih ya". 

     Oh, pecah hatiku rasanya mendengar ibu berkata begitu. Itu adalah masakan pertama dan terakhirku untuk ibu. Kini ibuku telah tiada, keinginanku untuk membahagiakan ibu mungkin hanya sebatas semangkuk sayur buatanku. Tapi aku sangat bersyukur sudah diberi kesempatan meski hanya hal sederhana. 




Postingan ini diikutsertakan dalam 
Special New Year Gift for Mom
Blogger's Competition bersama Moxy
Jumlah :500 kata

Resolusi 2016 ku bersama Flipit.com

Moocen Susan | Minggu, Desember 13, 2015 | 26 Comments so far
    Tinggal beberapa minggu lagi, tahun 2015 akan berlalu. Setiap hari adalah hari yang baru. Tak pernah sama dengan yang kemarin dan memang begitu. Kejadian yang terjadi kemarin, tidak sama dengan hari ini dan hari esok. Jadi, tak perlu menyesali ataupun trauma terhadap apa yang terjadi di belakang tetapi arahkanlah selalu pandangan kita ke depan. Beranilah membuat sebuah perubahan atau resolusi. Jika tidak demikian, hidup ini terasa begitu-begitu saja. Iya kan? - oh seperti itu … (*pake logat Syahrini ngomongnya) . Apalagi memasuki pergantian tahun menuju tahun 2016, aku pun membuat daftar resolusiku sendiri melalui video berikut ini : 


   Aku menyadari bahwa selama ini aku punya gaya hidup, pola dan menu makan yang kurang baik serta kurang olahraga sehingga aku sering jatuh sakit. Tepatnya aku adalah orang yang mudah stress. 

   Segala sesuatu yang tidak berjalan sesuai keinginanku bisa menjadi beban pikiran tersendiri dan itu sangat menyiksa. Aku jadi mudah tersinggung. Aku makan apa yang enak di mulut saja tanpa memperhatikan kesehatan dan porsi makanku jadi lebih banyak tetapi aku bahkan jarang sekali berolahraga. Sehingga, lambat laun berat badanku terus naik. Tepatnya, aku tumbuh ke samping…hiks.. semua temanku yang melihat perubahan fotoku bilang kalau aku lebih cantik dan cubby padahal di dalam hatiku ini sebenarnya ada konflik batin. 

   Iya seneng sih agak gemukan daripada dulu tapi di balik tubuhku yang gemuk ini ternyata aku masih berjuang dengan sakit GERD setelah beberapa tahun belakangan tak pernah kambuh. Semua itu karena beban pikiran/ stress. 

   Dan sejak aku sakit GERD, aku jadi orang yang pasif, suka mengurung diri di kamar, jarang bersosialisasi, temanku hanya ada di dumay dan dunia lain. Aku mudah cemas, mencemaskan segala sesuatu yang belum tentu terjadi , bahasa sononya anxiety disorder (gangguan kecemasan) akut. 

   Ruang gerakku jadi terbatas, menu makanku juga terbatas, hidupku terkotak-kotak oleh ketakutanku sendiri. Saat orang lain senang-senang refreshing, piknik keluar kota, luar pulau atau luar negeri. Aku cuma bisa nonton TV atau lihat fotonya bertebaran di sosmed. Aku merasa menjadi orang yang rugi karena tidak bisa menikmati hidup dengan baik, layaknya orang normal lainnya. Dan sebagai wanita yang sudah kepala 3. Tentu aku punya keinginan terbesar dalam hidupku yaitu MENIKAH

   Ya, menikah tapi sama siapa ya? dan bagaimana mungkin itu terjadi? 
   Tiap ada kenalan cowok, sering kabur ketika mengetahui kalau aku sakit yang menurut mereka aneh. Gimana gak aneh masa sakitnya ada jam kumatnya? Dan satu hal lagi aku jarang perhatikan penampilan semenjak sakit. Kayaknya lambungku lebih kuperhatikan daripada penampilanku. Beberapa kali aku kenalan dan dekat dengan cowok tapi selalu berakhir dengan KABURnya si cowok hilang ke negeri entah berantah.

   Aku terlalu mengasihani diriku sendiri. sampai-sampai aku punya quote : “Jangan pernah datang jika kau akan pergi meninggalkanku…” ini mah quote melow. 

   Saat aku melihat timeline FB teman-temanku atau bahkan adik kelasku yang terpaut 10 tahun umurnya dibawahku sudah punya pacar atau menikah aku cuma bisa batin, huaaseemm ik…kapan ya aku seperti itu? Apa aku bisa menikah? (ya bisa lah ya, asal ada pasangannya) 

   Eits, dari tadi nulisnya yang melow-melow terus. STOP! Aku harus move on. 
    Hidupku tak boleh selalu sama dan tanpa perubahan. Aku ga mau berhenti pada kata IRI. Aku harus bisa dan aku pasti bisa! Hidup lebih sehat dan bahagia. 

   Ya karena sehat itu bahagia, bahagia karena sehat. Bahagia karena kita yang bisa menciptakan kebahagiaan kita sendiri, tidak terkondisi oleh situasi. Sebelum keinginanku untuk menikah itu terwujud ada banyak hal yang harus aku rubah. Dan yang terpenting aku harus sehat terlebih dahulu. 

   Oleh sebab itu, selain yang sudah kusebutkan di dalam tayangan video diatas, aku akan mulai : 

1. Lebih tenang dalam menghadapi berbagai masalah 
2. Banyak makan buah dan sayur biar kulit wajah lebih kinclong dan lebih sehat tentunya 




3. Rajin berolahraga biar otot LES (lower esophageal sphincter) ku lebih kuat sehingga asam lambung tidak mudah naik ke kerongkongan (refluks)

4. Lebih giat bekerja untuk modal nikah 
      Dan untuk tetap menjaga kesehatanku terutama lambungku aku harus makan sedikit demi sedikit tapi sering yaitu setiap 2 jam sekali sedangkan aku harus keluar rumah agak lama jadi aku harus bawa bekal. 

   Nah aku sudah lama pengen nyari tempat makan yang higienis dan praktis ga bau plastik. Jadi aku browsing-browsing di shop page nya Bilna eh nemu produk Tupperware. Harganya buatku si cukup mahal. Tapi, untungnya sekarang lagi ada quiz berhadiah voucher belanja IDR @250rb lho lumayan kan buat hemat belanja akhir tahun.. wew cucok banget semoga bisa menang ya.. 

    Kalian mau juga? Ikuti quiz berhadiah di shop page Bilna di Flipit  Klik banner berikut ini :

 https://flipit.typeform.com/to/qHINsi

dan jangan lupa tulis nama saya : Agustina Dian Susanti karena kalian tahu info quiz ini dari blog saya hehe…

    Good luck ya mom!!!! Mari rayakan Tahun Barumu dengan Resolusi baru dan menangkan voucher belanjanya untuk menikmati hemat whislist belanja di shop page Bilna di Flipit.com.

GERD Kambuh

Moocen Susan | Jumat, Desember 11, 2015 | 2 Comments so far
   Setelah bapakku meninggal dunia, ada rasa sepi yang kembali hadir dalam hidupku. Pergolakan batin tentang tetap tinggal sendiri di Blora atau pindah ke Semarang bersama adikku itu cukup membuatku stress. 

   Hingga akhirnya GERD ku kembali kambuh setelah 7 tahun aku sehat. Dan kini meski aku sudah bersama adikku di Semarang, sensasi GERD belum juga hilang. Aku seperti ditantang kembali untuk bisa melalui ini seperti sebelumnya. Rupanya perjuangan hidupku belum berakhir. Yang namanya tinggal dengan saudara tidak seperti yang kubayangkan, ada korban perasaan setiap hari dan itu membuatku cukup depresi. Aku tau adikku mungkin sudah eneg lihat aku ga bisa kerja dan sakit-sakitan. Dia merasa terbebani. Aku semakin merasa bersalah. Tapi aku juga tidak tahu lagi harus bagaimana kecuali berusaha untuk sembuh seperti dulu. 

     Sejak aku tiba disini, sejak September 2015 hingga kini Desember 2015 setiap pagi kira kira pukul 4 dini hari aku terbangun dan merasa mual, kepalaku pusing, serasa mau muntah, Aku ke kamar mandi namun muntahnya sulit untuk dikeluarkan. Aku harus minum air putih 600 ml agar bisa muntah. Aku paksa muntah agar lega di tenggorokanku. Akhirnya muntahnya benar benar nyembur keluar 2x. setelah itu aku menekan tenggorokanku memaksa untuk bisa sendawa karena ga enak banget di dada rasanya. Sebentar-sebentar buang dahak yang sebenarnya adalah asam lambung. 

    Karena sudah tidak kuat di kamar mandi aku pindah ke kamar dan muntah di kamar dengan kantong kresek. Asam lambungku cukup banyak dan tidak mau berhenti hingga keluar rasa pahit, kecut, berwarna kuning kadang bercak coklat. Jika sudah begitu perih sekali kerongkongan dan tenggorokanku. jika tidak dimuntahkan rasanya pusing dan eneg di perut. rasanya tidak bisa dikasih makan dalam keadaan seperti itu. setelah asam lambungnya berkurang baru bisa buang gas dan gelegeken/ sendawa otomatis bukan dipaksa lagi kayak tadi.

    Aku sudah ke 3 dokter dan belum sembuh juga. Segala ilmu yang pernah kupelajari kuterapkan tapi kali ini tidak mempan. Aku dibuat putus asa. Muntah itu baru berhenti kira kira pukul 6 atau kadang sampai 7 pagi. 2-3 jam berjuang untuk bisa muntah agar perut lega cukup melelahkan buatku. Sudah hampir 4 bulan dan selalu begini. Untungnya Tuhan beri aku kekuatan, meski aku lemah di pagi hari, kadang sampai siang. 

    Aku bisa pasrah. Jika aku lemah dan hampir tak bisa aktivitas, aku tetap bersyukur mungkin Tuhan ingin aku istirahat dulu. Aku tak ingin memaksakan diri. Aku ingin belajar santai. Kalau memang muntah ya muntah saja. Setelah agak lega aku minum air hangat campur madu sejenak memulihkan tenaga dengan ngemil buah pepaya dan tetap minum air hangat. Begitu ada sedikit kekuatan, aku bangun dan mulai memasak nasi dan lauku sendiri. seperti itu setiap hari “Oh seperti itu??”.. kata Syahrini. 

   Aku hanya bisa berdoa dan terus berusaha untuk kembali sehat. Kalau ditanya apa yang jadi keinginanku setelah sehat, aku hanya ingin pulang ke Blora kerumah orangtuaku bersama calon suamiku kelak. Teman dekatku meninggalkan aku karena aku sakit. Itu tidak masalah, karena dengan begitu aku tau seperti apakah teman sejati itu. Setiap hari aku terus berjuang untuk bisa tetap semangat menjalani hidupku meski ada onak dan duri dalam pagiku.