Puji
Tuhan, hari ini aku mendapat hadiah pulsa dari sebuah Give Away yang diadakan
teman menulisku di facebook. Pulsa itu kuberikan pada bapakku yang di masa
tuanya sering merasa kesepian dan sejak punya handphone sendiri, beliau suka sekali telepon. Entah itu telepon
saudaranya untuk sekedar menyapa ataupun telepon adikku yang ada di luar kota .
Kadang aku iri dengan bapakku, di usia lanjutnya ia masih bisa bertemu dengan
mantan cinta pertamanya, jadi beliau sering telepan-telepon, sedangkan aku,
pacar saja belum punya. Maklum bapakku waktu muda banyak yang naksir, sampai
ada gadis yang patah hati karena ditolak bapakku, hingga bunuh diri ketabrak dokar (= delman) atret.
Apa mungkin gara-gara itu aku susah punya pacar ya? #edisi curcol…kembali ke
topic…
Kadang
waktu nonton TV bersama, apa yang lucu buatku tidak lucu buat bapakku. Kadang beliau tidak paham dengan apa yang ditonton. Selera orang memang beda-beda ya? Hehe.
Kadangkala apa yang tidak lucu buatku malah lucu buat bapakku, dan setiap
nonton TV selalu cerewet dengan mengomentari setiap tayangan. Yah, itulah sisi
bapakku yang bikin kesel, namun aku tetap sayang bapakku. Kadang waktu aku
sedang mencuci piring di belakang, aku mendengar bapakku tertawa saat menonton
TV dan itu melegakan hatiku.
Melihat
bapakku sehat setelah terapi pengobatan TBC dan pulih dari kecelakaan beberapa
bulan yang lalu membuatku lega. Aku perhatikan setiap perubahan cuaca, beliau
gampang sekali kena influenza. Kalau lagi enak-enakan nonton TV, terus bapakku
gabres..eh bersin-bersin, wah mulai deh pasti ujung-ujungnya kena flu, kalau
sudah begitu pasti nafsu makannya langsung hilang. Aku sungguh cemas jika
bapakku sakit sedikit saja. Kadang aku terlalu paranoid terhadap apa yang
bapakku makan. Setiap mau makan makanan pemberian orang entah kenapa aku selalu
mengeceknya dulu, dengan membaunya. Bapak suka menyimpan makanan, sedang aku
tidak, sedapat mungkin makan itu harus fresh itu aku. Sehingga setiap bapak
mempunyai makanan seperti roti atau buah yang disimpan agak lama, aku selalu
mengeceknya sebelum dimakan bapakku. Aku khawatir jika bapakku sakit perut.
Mungkin aku terkesan berlebihan, tapi sungguh aku takut terjadi sesuatu pada
bapakku. Jika bapakku sakit, terutama saat pengobatan TBC 6 bulan itu aku
benar-benar overprotective dan sangat
memperhatikan jadwal minum obat bapakku. Karena minum obat TBC ga boleh putus/
lupa/ ga diminum pokoknya harus teratur. Aku catat di buku jadwal minum
obatnya, beserta nama obatnya karena aturan minumnya beda. Susahnya lagi kalau
pas hilang selera makan, padahal harus minum obat antibiotic, harus sedikit
dipaksa makan. Untung bapakku doyan Quaker Oat. Aku kasihan pada bapakku karena
giginya tinggal 3, jadi kalau makan ditelan langsung tanpa di kunyah. Pernah
coba konsultasi pada dokter gigi untuk pasang gigi palsu, tapi karena mahal
akhirnya diurungkan niat itu, susahnya lagi beliau ga suka makanan halus-halus selain quaker
oat.
Aku
terlalu cemas akan kondisi bapak, sampai karena terlalu cemas, setiap pagi
bangun tidur aku perhatikan apakah bapakku masih bernafas? Jika masih, aku
lega. Bapakku
adalah sosok yang sangat berharga buatku, aku ingin bapak menikmati masa tuanya
dengan santai. Aku tidak mengijinkan bapak bekerja, kadang aku ingin bapakku
itu duduk manis makan tidur nonton TV saja, setiap pagi selesai makan pagi
bapak suka jalan-jalan di depan stasiun dekat rumah kami dan itu membuatku
lega.
Aku
berharap bapakku tetap sehat sampai aku berumah tangga kelak. Aku sungguh tak
ingin sendirian menjalani hidup ini.