Laman

  • HOME
  • LOMBA BLOG
  • ARTIKEL
  • TUTORIAL
  • JUAL SUPERGREENFOOD

Semarang yang Tak Terlupakan

Moocen Susan | Jumat, Mei 16, 2014 | | 16 Comments so far
   Boleh percaya atau tidak ketika aku merantau selama 5 tahun di Semarang, jujur baru 5 bulan terakhir aja aku bisa jalan-jalan keliling Semarang. Pasalnya dulu aku kuper sekali, tiap hari sepulang kerja langsung ngendon (mengurung diri) di kamar kos sampe besok kerja lagi baru keluar. Rugi banget ya hidup di kota besar tapi bagai katak dalam genuk (tempayan)? Aku tahunya Semarang itu cuma jalan dari kos ke kantor doang itupun cuma lewat jalan perumahan dan bukan jalan raya. 

    Aku pergi kalau ada yang ngajak aja. Misalnya pas ada acara pelayanan keluar kota atau pas pulang gereja diajak makan bareng-bareng rombongan naik mobil temen nah itu baru bisa keluar agak jauhan dikit. Kalau sehari-hari cuma naik mersi (alias mer-sikil bin mlampah/ jalan-red) karena ga punya brompit. Orang Semarang nyebut kendaraan / motor tu brompit. 

   Kalau menurut wikipedoi saya brompit itu berasal dari kata brom= suarane brombrom - knalpot dan pit itu = sepeda jadi kalau diasumsikan brompit itu artinya sepeda yang ada suara knalpotnya yah singkat kata motor aja yak susah bener :D (eits... this is just my opinion)

   Karena dulu pernah bolak-balik pindah kos dan agak jauhan dari kantor aku dipinjami sepeda oleh temanku. (Sepeda = asepe kagak ada) Lumayan juga tiap hari pp sejam naik sepeda dari kos sampe kantor. Lumayan ngerti jalan raya gitu. 

    Ya namanya juga anak kos. Biasanya tuh pada punya gandengan, kecuali aku. Kadang iri juga lihat si A pagi-pagi sebelum berangkat ke kantor udah dijemput ama yayangnya. Rajin bener ya? Kayaknya sudah jadi habits kalau tugas cowok itu anter jemput ceweknya. Sopir siaga kali. Siap antar jaga. 

   Dan setiap kali rasa iri itu muncul dalam hati, aku selalu jadi motivator pribadi (menghibur diriku sendiri). "Udah lah Susan. terimalah kenyataan. Rumput tetangga memang lebih hijau tapi walau bagaimanapun bersyukur aja karena halaman rumahmu sudah dipaving. Maksudnya disini, Tuhan itu lebih tahu kapan waktu yang tepat buat memberiku pasangan hidup. 

   Cowok di gerejaku rata-rata baik-baik dan itu kadang terkesan mengelabui perasaanku. Aku kadang ke Ge-eR an kalau ada yang baik sama aku. Ada yang tanya, “Udah makan belum?” atau “Yuk tak anter pulang.” Wah kalau 2 kalimat ini aja dilontarin ke aku , langsung kelepek – kelepek deh aku. Tapi kalau sekarang ada yang bilang gitu ke aku mah biasa aja kali. Malah eneg ah lagu lama.

   Dasar ga pernah naik brompit plus ga bisa mengendarai motor sendiri. Jadi ritual naik brompit nih moment yang sangat berharga buat aku dan aku seneng aja kalau dianter pulang naik brompit. 

   Sampai pada suatu hari,  ketika aku dalam keadaan terhimpit sakit penyakit malah dikasih teman yang mau anter aku kemana-mana naik brompit. Tapi sayangnya ga bisa menikmati masa indah dengan senang. Gimana ga sedih? Bisa pergi kemana-mana tapi bawaannya mual melulu kena gangguan pencernaan.
    Seumur-umur itu pertama kalinya aku diboncengin brompit sama cowok (sahabat yang ga pernah bisa jadi cinta) dan tempat yang tak terlupakan adalah Tanjakan Café daerah Gombel Semarang. Dari sini aku bisa lihat pemandangan kota bawah. Aku menyebutnya lampu kota yang menawan. Letaknya di Jalan Setiabudi, 8 km dari Tugu Muda Semarang. Di sepanjang pinggiran taman tabanas banyak banget pasangan muda mudi yang pada pacaran disana. Kecuali aku :(Tempat itulah yang hingga kini jadi kenangan terindah seumur hidupku. Di café ini pertama kalinya aku makan bareng cowok. Dan menu makan yang kami pesan adalah seporsi pizza untuk berdua, sayangnya aku agak mual jadi yang ngabisin dia. 

   Setelah tempat itu barulah tempat-tempat lainnya kami kunjungi dalam kurun waktu 5 bulan itu. Memang hidup ini indah dan bisa dinikmati kalau kita dalam keadaan sehat ya. Terimakasih sahabatku karena telah membawaku ke tempat-tempat indah ini. 
http://nurulnoe.com/a-place-to-remember-give-away/

Logo Watermarku

Moocen Susan | Rabu, Mei 14, 2014 | 23 Comments so far
   Di google banyak sekali foto-foto atau gambar yang diberi watermark, tujuannya supaya gambar atau foto tersebut tidak digunakan secara bebas oleh orang lain. Saya pun terinspirasi untuk membuat logo watermark gambar saya sendiri. 





BNI Simponi Peduli Masa Depan Anda

Moocen Susan | Selasa, Mei 13, 2014 | | | | 60 Comments so far
   Saya termasuk tipe orang yang suka dengan perencanaan, segala sesuatu saya pikirkan dan pertimbangkan dengan matang, termasuk untuk masa depan saya. Selagi masih muda dan sehat, saya memang masih kuat bekerja, jadi mungkin saya tidak terlalu khawatir karena masih punya uang, tetapi bagaimana jika saya sudah tua nanti? Saya sempat galau juga mikir masa depan. 

   Dulu, ayah saya selalu ingin anak-anaknya jadi PNS supaya masa depannya terjamin, karena waktu itu di dalam mindset beliau, hanya PNS yang bisa mendapatkan pensiun. Sehingga, setiap ada lowongan CPNS, saya selalu mencoba ikut mendaftar tes CPNS. Dari mulai mengurus kartu kuning dan Surat Keterangan Berkelakuan Baik (SKKB) dari Polsek sebagai syarat ikut tes CPNS saya lakoni. 

Karena berulangkali gagal tes, saya jadi mikir: 
ilustrasi pribadi

   
   Kegalauan saya terobati setelah saya mendengar tentang BNI Simponi dari ayah saya yang kebetulan waktu itu sedang mengurus pengajuan dana pensiun kolektif untuk para karyawan yayasan tempat beliau bekerja. 

   Karena saya juga bukan karyawan, saya tidak terlalu tanggap kalau ternyata BNI Simponi ini bisa diikuti secara mandiri juga, jadi gak harus menjadi karyawan kantoran. Saya baru tahunya setelah ada info lomba blog tentang BNI Simponi 

   BNI Simponi adalah layanan program pensiun yang diselenggarakan oleh Dana Pensiun Lembaga Keuangan Bank Negara Indonesia (DPLK BNI). Dimana BNI Simponi ini bisa diikuti oleh siapapun, dari segala macam profesi baik pegawai negeri, swasta, BUMN/BUMD, buruh, petani, dokter, mahasiswa pengusaha bahkan penulis seperti saya yang ingin mendapat pensiun, juga bisa mendaftar menjadi peserta BNI Simponi. Yang penting usia kita antara17-70 tahun. 

                                                               sumber :  youtube
   
   Meskipun penghasilan kita terbatas, tetapi cukup dengan iuran minimal Rp.50.000,- per bulannya kita bisa mendapatkan pengembangan/ bunga dan setelah memasuki usia pensiun (minimal 45 tahun) kita bisa mendapat pensiun bulanan seumur hidup yang dapat diteruskan pada ahli waris kita (janda/duda dan sampai dengan anak yang terkecil dengan ketentuan belum berumur 25 tahun/belum menikah/belum bekerja). 

   “Wah, rupanya ini jawaban dari kegalauan saya selama ini.” Saya pun meminta pertimbangan ayah saya untuk ikut mendaftar sebagai nasabah BNI Simponi. Tentu saja ayah saya sangat mendukung, karena beliau sudah lebih tahu dulu tentang BNI Simponi ini. 

   Saya pun jadi semangat, dan hari ini saya pergi ke kantor cabang BNI di kota saya. Setelah mengambil nomor antrian Customer Service saya menunggu panggilan. “Antrian nomor 010 silakan menuju counter B.”

   “Wah itu kan nomor antrian saya,” saya pun menuju ke Customer Service dan mengutarakan maksud kedatangan saya untuk mendaftarkan diri menjadi peserta BNI Simponi. Kemudian, Customer Service-nya menjelaskan tentang syarat dan ketentuannya. 

   Syarat untuk mendaftar BNI Simponi ternyata cukup simple. Saya hanya perlu membawa KTP asli, membayar setoran awal minimal Rp.250.000,- dan Rp.6.000,- untuk biaya materai. Setelah itu saya diminta mengisi formulir berangkap 3 ini : 
 
Untuk lebih jelasnya klik gambar diatas

   Dimana lembar 1 untuk Unit DPLK, lembar 2 untuk peserta, dan lembar 3 untuk File Cabang. 

   Di dalam formulir aplikasi pembukaan BNI Simponi tersebut ada pilihan : "ada NPWP atau tidak". Karena saya sudah memiliki NPWP jadi saya lingkari tulisan “ADA.” 

   Menurut info dari Customer Service yang melayani saya,  jika kita mempunyai NPWP akan lebih menguntungkan daripada yang tidak, karena jika kita tidak mempunyai NPWP maka pajak penghasilan yang dikenakan akan lebih tinggi (sekitar 20%) daripada yang punya NPWP. 

Dari berbagai pilihan paket investasi yang ditawarkan, diantaranya : 
  • Paket 1 : 75% (Deposito dan Pasar Uang); 25% (Obligasi)  
  • Paket 4 : 65% (Deposito dan Pasar Uang); 35% (Obligasi)  
  • Paket 6 : 50% (Deposito dan Pasar Uang); 50% (Obligasi)
  • Paket 10 : 100% (Deposito dan Pasar Uang)
  • Paket 11 : 70% (Deposito dan Pasar Uang); 30% (Obligasi dan/atau Saham)
  • Paket 13 : 100% (Deposito Syariah, Pasar Uang Syariah, dan/atau Obligasi Syariah) 
   saya memilih paket 6 sebagai pilihan paket investasi yang paling aman dan stabil, sedangkan untuk pilihan paket lainnya itu mengandung prinsip high risk high return, dalam hal ini pasar uang dan saham (reksadana) adalah salah satu instrument investasi yang memiliki risiko tinggi namun juga menjanjikan peluang imbal balik investasi yang lebih menggiurkan. 
   Saya juga diminta mengisi data pihak yang saya tunjuk sebagai ahli waris saya, dalam hal ini adik saya. Di kolom prinsip mengenai nasabah, ada isian tujuan penggunaan dana, saya mengisinya dengan investasi. Terakhir saya membubuhkan tanda tangan dan nama jelas pemohon yang kemudian distempel oleh Customer Service Bank. Saya pun diberi lembar kedua (untuk peserta) sebagai bukti pendaftaran pembukaan BNI Simponi dan menandatangi buku kepemilikan BNI Simponi. 
 
dokumentasi pribadi



   Setelah itu saya ke kasir untuk membayar uang setoran awal dan biaya materai tadi. Saya mendapat buku BNI Simponi, dimana buku ini harus diupdate/ dicetak minimal 2 bulan sekali. Apabila saldo akhir tidak mencukupi dari pembebanan biaya yang berlaku, maka rekening akan tertutup secara otomatis, dan total dana akhir peserta yang diterima akan dikenakan pajak sesuai ketentuan yang berlaku. 
 
dokumentasi pribadi

Dan, horeee.... \:D/ akhirnya saya telah resmi menjadi peserta BNI Simponi. Hmm, lebih tenang dan  ga galau-galau lagi deh, soal masa depan  karena bisa dapat pensiun :D
dokumentasi pribadi

MANFAAT PENSIUN
   BNI Simponi memberikan manfaat pensiun dalam 4 kategori, yaitu : 
  1. Pensiun Normal, yang diberikan pada saat peserta mencapai usia pensiun sesuai dengan usia yang ditetapkan peserta di awal masa kepesertaan. (minimal usia 45 tahun).
  2. Pensiun Dipercepat, diberikan kepada peserta yang minimal berusia 10 tahun sebelum usia pensiun normal dan berhenti dari kepesertaan. 
  3. Pensiun Cacat, dibayarkan kepada peserta yang mengalami cacat tetap sehingga tidak bisa melanjutkan iurannya 
  4. Pensiun Meninggal Dunia, diberikan bila peserta meninggal sebelum usia pensiun normal yang mana pensiunnya akan dibayarkan kepada ahli waris yang ditunjuk. Oleh sebab itu nanti saat akan mengisi formulir kita perlu memilih siapa yang akan jadi ahli waris kita nantinya. 
  
  Selama menjadi peserta BNI, kita bebas membayar iuran, kalau bisa sih rutin setiap bulan ya, baik itu jumlah maupun frekuensi iuran, maksudnya disini yaitu kalau misalnya kita mengiur Rp. 100.000 perbulan ya Rp.100.000 terus, jangan berubah-ubah. 

   Kita bisa menambah jumlah iuran tetapi tidak boleh mengurangi jumlah iurannya. Misalnya nih, bulan ini setor Rp. 100.000,- terus bulan depannya kok malah setor Rp. 50.000,-? Eits, no no no.. tidak bisa begitu ya! :D Untuk menambah jumlah iuran kita bisa langsung menghubungi Customer Service BNI. 
   Untuk masalah frekuensi setiap bulan sebaiknya konsisten dalam mengiur, kadang ada yang malas mengantri ke bank sampai lupa mengiur. Nah untuk hal ini ada solusinya lho. Jika kita punya rekening BNI Taplus, maka kita bisa membayar iuran melalui autodebet yang bisa dilakukan melalui internet banking, jadi tidak perlu mengantri di bank. Kalau memang kita ga punya rekening BNI taplus ya musti ngalahi antri deh. Nah, jika kita ingin melakukan pembayaran iuran melalui autodebet, silakan menghubungi Customer Service cabang BNI di kota masing-masing, ya..

SIMULASI PENGEMBANGAN DANA 
Biaya administrasinya Rp.18.000/ thn atau Rp.1500 /bln. Biaya Pengelolaan Dana 0.85%/ thn Asumsi tingkat bunga 7% pa (dapat berubah sewaktu-waktu).
Jika kita ingin menghitung kisaran simulasi pengembangan dana milik kita, silakan klik gambar dibawah ini dan masukkan data yang diminta. 
   Setelah 2 tahun masa kepesertaan, dana bisa ditarik (kecuali dana pengembangan baru bisa ditarik setelah masa pensiun normal) yang mana besarnya maksimal 10 % dari total iuran maksimal 4 kali, dan jarak pengambilan minimal 1 bulan.
   Biasanya 3 bulan sebelum usia pensiun normal, pihak BNI Simponi akan menghubungi nasabah untuk menyampaikan informasi bahwa nasabah akan pensiun normal. Nasabah diberikan keleluasaan untuk memilih bentuk anuitas dan perusahaan asuransi mana saja. 
    Jika kita ingin mengambil saldo seluruhnya, paling cepat 10 tahun sebelum usia pensiun normal (Pensiun Dipercepat) dengan membuat surat pernyataan berhenti mengiur dengan menyebutkan alasannya. 
Untuk pencairan dana, syaratnya sebagai berikut : 


PAJAK PENARIKAN SALDO IURAN (UU RI No.36 Tahun 2008 tentang PPh Pasal 17 ) 
Jumlah Dana & Tarif pajak
  •  s/d Rp 50 juta : 5%  
  • >Rp 50 juta s/d Rp 250 juta : 15%  
  • > Rp 250 juta s/d 500 juta : 25% 
  • > Rp 500 juta : 30% 

KLAIM PENUTUPAN SIMPONI (PP No. 68 Tahun 2009)
   Jumlah dana s/d 50 juta dikenakan tarif pajak sebesar 0%, sedangkan untuk dana lebih dari Rp 50 juta dikenakan tarif pajak 5 % .
IURAN dan MANFAAT PENSIUN 
   Setelah memasuki masa pensiun, apabila total dana peserta peserta kurang dari Rp. 500 juta, maka peserta dapat mengambil sekaligus dananya sesuai ketentuan yang berlaku. 
   Jika total dananya lebih dari Rp. 500 juta, maka diharuskan untuk memilih / menentukan perusahaan asuransi yang memiliki program anuitas pensiun, dimana Perusahaan Asuransi yang menyediakan anuitas misalnya Jiwasraya, Bumiputera, BNI Life, dan Bringin Life. 
   Dengan membeli anuitas pada Perusahaan Asuransi Jiwa, maka kita bisa mendapatkan pensiun seperti pegawai negeri yang mana diberikan kepada peserta sampai meninggal dunia, janda / dudanya sampai meninggal dunia dan anaknya sampai dengan usia 25 tahun
   BNI Simponi peduli pada masa depan kita dengan memberikan kesempatan investasi paling optimal, saat penghasilan bulanan terbatas. So, tunggu apa lagi? Daftarkan dirimu sekarang dan dapatkan manfaatnya demi masa depan. 
Sumber referensi : http://bit.ly/BNI_Simponi 

Menang Lomba Blog karena Anugrah Tuhan

Moocen Susan | Senin, Mei 12, 2014 | 30 Comments so far
   Matius 6:33 berkata, “Tetapi carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenarannya maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.”  

   Cari Tuhan jangan cari berkatNya aja. Itulah kutipan firman yang selalu mengingatkanku akan pentingnya mengutamakan Tuhan sebelum melakukan segala sesuatu. 

  Pagi tadi, ketika aku hendak pergi ke gereja aku merasa sangat gugup dan kelabakan karena belum menyiapkan sarapan pagi. Pikirku tadinya mau beli ayam goreng saja di warung, eh ternyata belum matang. Padahal sudah jam 8 kurang seperempat. Aku juga belum mandi. Kayaknya Tuhan lagi menguji imanku nih, tetep mau berangkat ke gereja apa gak nih ? 

   Untung di rumah aku selalu sedia telur, jadi kugoreng saja telur itu buat sarapan sama nasi putih. Jadi menu sarapanku pagi tadi telur dan nasi putih aja mana kecapnya habis pula. Setelah mandi lalu langsung makan. Agak buru-buru juga karena kurang 45 menit lagi kebaktian dimulai, belum perjalanannya ke sana. 

   Setelah selesai sarapan, aku langsung mancal sepeda ke gereja karena takut terlambat jadi agak ngebut. Anehnya sampai disana ternyata masih sepi dan kebaktian belum dimulai. Padahal sudah jam 08.30 WIB. "Wah, tiwas kesusu jebule jek sepi." Ternyata jam di rumahku kecepetan. Fiuh kadang emang hal ini sering terjadi, ketika kita merasa bahwa waktu sudah terlambat ternyata Tuhan bisa bikin ga telat. Luar biasa.. 

   Setiap aku mengutamakan Tuhan, Tuhan pasti kasih berkat tak terduga buatku. Ceritanya beberapa waktu lalu aku mengikuti lomba blog tentang Tuberkulosis. Ada 8 serial yang dilombakan. Waktu seri 1 dan 2 aku ga pernah menang, sebenarnya sudah mulai malas ikut. Postingan teman-teman lain tuh bagus-bagus dan menarik. Jujur kalau soal merangkai kata aku masih kurang puitis. Aku lebih leluasa nulis di blog buat menuhin blog aja. Beda lho rasanya nulis buat dilombakan dengan nulis random kayak gini. Rasanya lebih mengalir nulis kayak gini. Berasa jadi diri sendiri hihi.. 

  Ketika aku sudah mulai malas, ada dorongan dari dalam hati yang selalu memotivasiku untuk terus maju. Meskipun ga menang di serial-serial yang ada kan masih ada hadiah utama? Andaikan ga menang juga sampai akhir, ya berarti itu bukan rejekimu. Tuhan pasti akan memberi kita sesuatu ketika kita benar-benar butuh, bukan ingin. 

  Yang serial 3 ini jujur sebenarnya sudah mentok ide dan ga berharap bisa menang, karena sudah mulai capek. Hari ini aku juga tiduran beberapa kali. Bangun bentar, hidupin kompi, browsing-browsing dan tidur lagi. Jam 11 malam aku terbangun dan pengen buka facebook. Ada teman yang ngucapin selamat ke aku. Awalnya aku ga ngeh, kukucek kucek mataku yang masih ngantuk, wow aku menang lomba serial 3? Karena penasaran aku buka twitter dan ternyata sudah banyak yang notif ke aku ngucapin selamat. Woww.. dasyat ini pasti berkat dari Tuhan karena aku setia, tetep berangkat ke gereja meski ampir telat . 


   Segala sesuatu memang ada harga yang harus dibayar. Kalau ingin sukses, jangan lupakan Tuhan dalam setiap rencanamu. Beriman saja tak cukup, harus ada tindakan nyata, tidak tawar hati pada masa kesesakan dan terus mencoba. Meski apa yang kita harapkan tidak jadi kenyataan, bersyukur aja berarti kita masih dipandang cukup sama Tuhan, dan Tuhan pasti akan memberi kita berkat/ rejeki dengan cara lain yang mungkin hasilnya bisa lebih besar daripada yang kita harapkan. Tuhan itu tidak pernah terlambat dan selalu ontime. Trust Him and accept His wonderfull blessing. Awesome… Thanks Lord Jesus Christ:D

Behind The Scene of Photo Contest

Moocen Susan | Minggu, Mei 11, 2014 | 15 Comments so far
   Dalam rangka #3TahunWB, aku ikutan kontes foto selfie tentang aktivitas blogging yang diadakan oleh Warung Blogger. Awalnya mau aku bikin konsep foto dengan kostum komputer, kukumpulin barang-barang bekas yang ada di rumahku seperti sisa lakban, kardus bekas magic com + gabusnya untuk membuat monitor komputer dan speaker. Ada helm juga pikirnya mau kupakai jadi webcamnya sekalian aku masuk ke dalamnya. Barang yang kubeli cuma kertas warna, spidol, dan lem. 

   Sesampaiku di rumah, aku langsung bikin prakarya. Bapakku tanya, “Ameh mbok nggo opo iku, nduk?” (Mau kamu buat apa itu, nduk?)

  “Gawe lomba foto pak, meh tak gawe komputer-komputeran.” (buat lomba foto pak, mau kubuat tiruan komputer) 

  “Kok ono-ono ae kowe iki,” (kok ada-ada aja kamu ini) 

  Aku hanya tersenyum dan melanjutkan memotong kertas. 

  Setelah aku buat properti dan tulisannya eh ternyata tulisanku ga ada bedanya ama ceker ayam, asli jelek banget. So, aku putusin buat merobek kertas yang udah kutulisi dengan spidol itu dan aku berniat mau ngeprint tulisan aja. 

  Kalau di warnet takutnya ga ada fasilitas corelnya, kalau pake ms.word bisa sih tapi ga bisa ngukur dengan pas. Jadi aku buat aja desain tulisannya dulu baru kukirim ke emailku sendiri. Pikirnya mau kucetak ke warnet aja. 

  Malam itu abis makan, aku mulai cari warnet yang printernya bagus buat nyetak warna ya karena aku ga punya printer sendiri, jadi musti sedikit berjuang buat nyetak diluar. 

   Warnet pertama yang kutuju ternyata tutup. Aku naik sepeda lagi malam-malam boncengan ama bapakku ke warnet lainnya, sampai disana eh katanya email warnet lagi eror. Wah kemana lagi nih? Di dekat situ ada counter digital printing dan cetak foto yang sepi banget. Aha mustinya bisa nih, tapi dasar lagi sial aja, sampai disana ada engkoh-engkoh yang jaga terus aku tanya, “Koh, bisa ngeprint gak?” 

“Ukurannya?” tanyanya sambil jegrangin kaki ke atas.

“Bukan untuk foto sih, tapi kertas biasa.” 

“Wah ya gak bisa dong!” jawabnya dengan ketus.

  Batinku, "Galak bener engkohnya ini, pantesan counternya ga laku." Jujur aku :( kecewa dan agak malu, akhirnya aku pun meninggalkan counter itu, Dengan kesal aku mulai menyalahkan keadaan. Coba aku punya printer sendiri, udah selesai cetak dari tadi. 

   Dalam kebingunganku itu akhirnya aku pergi ke rumah tukang komputerku langgananku. Dan akhirnya aku bisa nyetak sendiri di rumahnya. Duh, aku sangat bersyukur, untung ada tukang komputerku. Memang kalau dilindungi Tuhan itu luar biasa ya, sampai di rumah langsung hujan turun. Aku sering mengalami itu, pergi keluar rumah tadinya ga hujan, eh begitu masuk ke dalam rumah langsung bress hujannya turun. 

   Kembali ke laptop, eh komputer maksudku :D . Semua sudah oke, properti udah siap, tinggal ditambah keyboard bekas yang udah rusak dan aku mulai pake helm dan masuk ke dalam kotak magic com.

   Tinggal nunggu fotografernya yaitu bapakku sendiri. “Pak, Susan photo pak.., iki ngene ya pak carane, karek di pencet tombol tengahe. Ojo sampe geder lo pak ngko nek burem hasile.” (pak, Susan photo pak, ini begini ya caranya, tinggal ditekan tombol tengahnya. Jangan sampai goyang lho pak, nanti kalau hasilnya ngeblur) 

   “Iso pie, sik sik kualik nduk, kok ga ketok ngene?”(Emangnya bisa ya, sebentar kebalik ini nduk, kok nggak kelihatan begini?” 

    “Saged saged, wes to .. walah baleni meneh pak iki kurang cetho tulisane ga ketok.” (Bisa-bisa, sudahlah… walah, ulangi lagi pak, ini kurang jelas tulisannya ga kelihatan) 

   Bapakku mulai belajar motret aku pake kamera HP jadulku yang maksimal berukuran 640x480px aja.Berulangkali jeprat-jepret dank arena gagal melulu akhirnya foto selfie dilanjut keesokan harinya


  Aku sudah tak sabar pengen cepat setor foto meski DLnya masih lama. Dasarnya aku memang ga suka menunda kerjaan, jadi pagi itu aku pun berpesan pada bapakku. “Pak, mengko nek bar maem, Susan photo malih lho nggih. Sing ndek bengi elek, pak.” (Pak, nanti kalau selesai sarapan, Susan photo lagi ya. Yang semalam jelek, pak)

   Bapakku pun menyanggupinya, dan setelah selesai mandi aku mulai merubah rencana awal foto selfie :
rencana awal + ukuran dicroping
dengan keluar dari dalam kardus, aku foto disampingnya aja hehe. Bapakku hampir nyerah karena berulangkali gagal melulu. Aku mencoba memotivasi beliau agar mau terus mencoba memotretku dengan fasilitas seadanya ini dan inilah hasil yang lebih oke daripada yang sebelum-sebelumnya. 
 
me in my creations (before)
BBB (Bukan Blogger Biasa) Butuh Internet Super Ngebut
Hm..btw, alasan aku nulis caption "BBB (Bukan Blogger Biasa) Butuh Internet Super Ngebut" yaitu karena yang namanya blogger dan aktivitas ngeblog itu memang perlu kelancaran akses internet kalau bisa yang super ngebut.  Nah bayangkan kalau di jalan raya, yang namanya superngebut kan butuh helm tuh demi keamanan pengendaranya? Jadi kutaruh aja helm di atas kompi tiruan itu, fungsinya juga bisa jadi pengganti webcam tapi cuma ilustrasi aja ya hihi.. 

But, tapi sepertinya aku salah dan ga jadi pake foto ini buat ikutan kontes karena foto selfie harus foto sendiri tanpa bantuan orang lain. Ya, gagal deh dan berita buruknya aku DIDISKUALIFIKASI.. hiks,. nyesek.com. Mungkin bukan rejekiku.. hua hua.....

Obati dan Cegah TB Resistan Obat dengan Standar yang Tepat

Moocen Susan | Sabtu, Mei 10, 2014 | 8 Comments so far
Definisi dan Penyebab Terjadinya TB Resistan Obat 

   Tak bisa dipungkiri, hilangnya motivasi dan beratnya masa pengobatan, serta pemikiran bahwa tubuh sudah fit meski baru menjalani 2 bulan pengobatan saja, bisa membuat pasiennya malas meneruskan pengobatan. 

    Ini juga terjadi pada bapak saya. Saya selalu mengingatkan beliau agar tidak lupa meminum obatnya serta memotivasi beliau untuk tetap berobat hingga tuntas karena bapak saya sudah pernah putus obat dan terkena TB resistan obat. 

  Ketika seorang penderita TB tidak disiplin/ malas dalam meminum obatnya hingga terjadi putus obat, maka ia bisa terkena MDR TB, yaitu suatu keadaan dimana kuman mycobacterium tuberculosis sudah kebal OAT (Obat Anti Tuberkulosis) dalam hal ini INH dan Rifampisin. 
sumber gambar


   Selain itu TB resistan obat dapat terjadi apabila orang tersebut tertular kuman MDR TB dari percikan batuk dan bersin penderita MDR TB juga. Faktor lainnya yaitu dari pihak petugas kesehatannya sendiri yang memberikan pengobatan tidak tepat tentang panduan dosis, lama pengobatan, kualitas dan ketersediaan obat di apotik. 

   Adapun tanda-tanda seseorang terkena MDR TB sama dengan TB Biasa yaitu: batuk, demam, keringat dingin dimalam hari, kelelahan, dan terjadi penurunan berat badan. 

Beda Antar TB biasa dengan TB MDR 
sumber gambar

  Penyakit ini lebih berat daripada TB biasa, yah namanya aja kambuhan. Jika pengobatan TB biasa cukup 6 bulan, MDR TB  butuh 18-24 bulan. Wow lama bener ya? Yang 6 bulan aja minum obatnya sudah mulai malas apalagi hampir 2 tahun pengobatan? Pasien TB biasa hanya minum 4 jenis obat dan biasanya tidak menyebabkan efek samping. Sedangkan pasien MDR TB perlu minum lebih banyak obat lagi dan terjadi efek samping.

  Kalau udah kebal obat seperti ini mau gak mau harus mau berobat rutin dan tuntas juga. Dan kalau memang mau sembuh musti disiplin, berakit rakit kehulu berenang-renang ketepian, rajin minum obat dulu, baru sembuh kemudian. 

Efek Samping 

   Penderita TB kategori putus obat biasanya diberikan kombinasi obat INH, Rifampisin, Ethambutol, Pyrazinamid dan ditambah obat suntik Streptomycin. 

   Ketika seseorang meminum obat untuk TB resistan, akan timbul efek samping yang umum seperti nyeri di tempat suntikan, mual, dan pembakaran atau sakit di perut. Apabila hal ini terjadi, doronglah pasien untuk mengonsultasikannya dengan dokter mereka dan jangan biarkan pasien berhenti minum obat apapun tanpa petunjuk dokter. 

  Adapun efek samping yang khusus ada 2 macam, yang pertama meliputi: dering di telinga dan pusing, gangguan pendengaran, dan kram parah di kaki. 

  Sedangkan, efek samping kedua, meliputi: ruam, mata kuning atau hepatitis, kejang dan psychposis atau perilaku irrasional. 

   Jika efek samping tersebut diatas membuat pasien tidak mau berobat lagi maka dampaknya bisa menginfeksi orang terdekatnya dan jadi kebal obat serta kematian. 

   Meskipun pengobatan TB resistan obat terbilang cukup sulit dengan panduan pengobatan yang rumit, jumlah obat lebih banyak dengan efek samping yang lebih berat, pengobatan yang hampir 2 tahun dan biayanya jauh lebih mahal, asalkan kuman MDR TB cepat teridentifikasi maka ada kemungkinan pasien bisa sembuh. Seperti kisah Chasana berikut ini :



 



Cara Mencegah TB Resistan Obat 

  Ada pepatah yang mengatakan, “Lebih baik mencegah daripada mengobati.” Adapun cara mencegahnya yaitu dengan mendiagnosa penderita TB Resistan obat sedini mungkin dilanjutkan dengan pengobatan OAT lini kedua sesuai standar, secara rutin sampai tuntas serta menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan tempat tinggalnya.

   Selain itu, untuk mencegah penularan diri sendiri, maka yang perlu kita lakukan, antara lain : 

  1. Menutup mulut ketika batuk/ bersin 
  2. Tidak lupa minum obat secara rutin
  3. Tinggal di rumah dengan ventilasi udara yang baik
  4. Membuang tisu setelah dipake ke tempat sampah 
  Cara menjaga diri agar tidak terkena MDR TB yaitu dengan tidak memakai narkoba, tidak minum minuman beralkohol, dan menghentikan kebiasaan merokok, serta makan makanan bergizi. Dengan begitu maka tubuh akan mempunyai energi untuk melawan kuman MDR TB
   Kita juga bisa melakukan pencegahan di dalam keluarga (rumah) dengan sering bersosialisasi di luar rumah, tinggal di ruangan yang berventilasi udara baik, melindungi balita agar tidak kontak dengan orang yang terinfeksi MDR TB, dan tidur di tempat tidur masing-masing. 

Peran Pemerintah dalam Mencegah TB Resistan Obat 
   Indonesia sendiri berada di urutan ke-8 dari 27 negara dengan beban MDR TB terbanyak di dunia. Ada sekitar 6900 pasien yang mana 5900 orang (1,9%) dari kasus baru dan 1000 orang (12%) dari kasus pengobatan ulang (WHO Global report 2013).

 
sumber gambar
   Melihat kenyataan ini, United States Agency for International Development (USAID), badan independen Amerika yang bertugas mengelola bantuan kemanusiaan untuk negara-negara asing, bekerjasama dengan pemerintah Indonesia dalam upaya pencegahan dan peningkatan program TB. 
   Dengan ditemukannya sebuah teknologi diagnosis kuman TB MDR yaitu GeneXpert. GenXpert jauh lebih akurat daripada metode konvensional dengan memeriksa sputum di bawah mikroskop karena mesin langsung meneliti dan mengurai DNA bakteri. 
sumber gambar
   
   Melalui serangkaian uji coba oleh ahli, New England Journal of Medicine menyebutkan, GeneXpert dapat mendeteksi TB resistan obat rifampisin yang sebelumnya bisa mencapai 8 minggu kini bisa terdiagnosis dalam waktu kurang dari 2 jam (90 menit). 
  Salah satu mitra pemerintah dan USAID yaitu RSUP Persahabatan. Di rumah sakit ini disediakan poliklinik khusus untuk pasien MDR TB selama 24 jam. Di sini pasien dapat datang kapanpun untuk melakukan pengobatan. 

   Selama 2 tahun, pasien suspek MDR TB harus rutin check up dan minum obat setiap hari kecuali hari Sabtu dan Minggu. Pengobatan harus dilakukan di rumah sakit untuk meminimalisir pasien yang tidak meminum obat secara teratur. 
Cara Mengobati TB Resistan Obat 
   Semua penyakit jika tidak segera diobati maka akibatnya bisa fatal. Sama halnya dengan TB maupun TB resistan obat, jika tidak segera ditangani maka nyawa pasien jadi taruhannya. Wow serem ya? Jika sudah terlanjur kena TB Resistan Obat, maka kita perlu berobat dengan lebih serius, rutin, dan tuntas. 
   Dengan Manajemen terpadu pengendalian TB resistan obat secara terstandarisasi diharapkan pasien bisa sembuh total. Adapun strategi ini didasarkan pada 5 komponen utama DOTS: 
  • Komitmen
  • Diagnosis mikroskopis
  • Pengobatan jangka pendek yang diawasi langsung
  • Penyediaan obat rutin
  • Pencatatan dan pelaporan 
  Dengan strategi pendampingan minum obat ini dapat dicapai angka keberhasilan pengobatan yang tinggi dan terutama dapat mencegah kasus TB MDR
   Yuk, obati dan cegah TB resistan obat dengan standar yang tepat :D agar setiap pasien dapat sembuh dan sehat seperti sediakala. 
Sumber referensi :
- http://www.tbindonesia.or.id/