Setelah kemarin aku cerita gimana sulitnya dapat kamar dan akhirnya aku mengurus pindah kepesertaan BPJS dari kelas 3 jadi kelas 1 hanya untuk bisa endoskopi di pavilion garuda Kariadi rupanya Tuhan berkata lain.
Hari yang kunanti tiba, April 2016 saat aku resmi jadi kelas 1. Semangatku muncul, yes aku pasti bisa endoskopi di garuda. Tapi pagi-pagi aku dapat pesan bbm dari rekanku yang memberitahukan bahwa mulai April 2016 pav garuda tidak menerima BPJS.
Waduh, sedih campur bingung aku.
Keesokan harinya saat aku control lagi ke dokterku, aku memberitahukan hal ini, dan beliau mengiyakan kalau pav garuda tdk terima bpjs lagi. Akhirnya dokterku bikin surat pengantar ke TPPRI dan mengubah kelas ku dari kelas 3 jadi kelas 1. Dan beliau berkata mungkin sekarang kamu lebih mudah dapat kamar karena sudah kelas 1. Coba dulu aja, nanti kalau masih penuh lagi terpaksa kamu saya rujuk ke merpati.
Akhirnya saya bawa surat itu ke TPPRI dan dicatat namaku untuk masuk daftar tunggu kamar pasien. Setelah itu aku pulang. Dan kembali berobat jalan seperti biasa sambil berusaha rajin menelepon setiap hari tanya kamar.
Pagi itu aku coba kembali menelepon, dan hasilnya tetap saja penuh, tidak ada kamar kosong.
Keesokan harinya aku dengan enggan mencoba kembali telepon, ya iseng iseng aja sih sebenernya karena aku tau pasti jawabannya ngga ada kamar lagi. Tapi entah kenapa Tuhan menggerakkan aku untuk tetap menelepon.
Jadi inget kisah Simon Petrus waktu seharian nyari ikan ga dapat-dapat terus ketemu Tuhan Yesus, Kata Yesus kepada mereka: "Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk-pauk?" Jawab mereka: "Tidak ada."
Maka kata Yesus kepada mereka: "Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh." Lalu mereka menebarkannya dan mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan.
Ini kalau dibahasain pake kisahku. Hai Susan apa kamu sudah dapat kamar? Jawabku belum Tuhan penuh terus og e.
Maka Kata Yesus padaku, coba telepon lagi sekarang, maka kamu akan dapat kamar.
Dan aku menelepon TPPRI lagi, dan awalnya jawabannya sama tidak ada kamar, sudah penuh semua. Dan entah kenapa ada sesuatu yang menahanku untuk tidak menutup telepon, demikian juga petugas itu. aku bilang, kalau tidak ada kelas 1 yang kosong, kelas 2 juga tidak apa-apa mbak, aku cm butuh endoskopi aja. Aku sudah tidak kuat lagi, help…dan entah kenapa juga petugas itu jadi lembut, tunggu ya seperempat jam lagi saya carikan kamar dulu. Tunggu ya, nanti kami hubungi kamu.
Oh yes yes yes.. serasa mendapat angin segar aku percaya ini pasti ROh Kudus yang gerakin.
Dan benar saja, jam 13.15 aku ditelepon dan dipanggil untuk datang ke RS untuk rawat inap. Senang mendengar kabar ini aku beritahu adiku untuk antar aku opname jam 18.00.
Jam 17.00 Aku sudah siap-siap berangkat, tapi sebelum opname aku pengen bubur ayam di simpang lima, dari banyumanik ke simpang lima Cuma mau beli bubur ayam terus langsung ke RS panti wilasa dr. cipto. Sampai di tukang buburnya ternyata belum datang buburnya, yah sudahlah akhirnya tetep berangkat ke rs dr.cipto tanpa bawa makanan hanya buah pisang beberapa sisir.
Jam 18.30 sampailah kami di rumah sakit. Aku masuk ke TPPRI menyerahkan surat pengantar rawat inap, fotokopi KTP, fotokopi BPJS, surat rujukan dr rs banyumanik dan legalisasi surat rujukan dr. keluarga masing –masing 2 lembar.
Lama juga menunggu dipanggil. Sudah jam 20.30 WIB akhirnya aku dipanggil juga, aku disuruh mengisi dan menandatangani 3 berkas formulir, ditensi dan diambil darahku. setelah semua itu aku dipasangi gelang plastik bertuliskan namaku. dan aku diantar ke ruang kamar kelas 2. Aku pikir akan ada 4 bed ternyata ada 2 bed dan satunya kosong. disana ada AC dan kamar mandinya diluar.
mbak susan.... udah sehat ya
BalasHapusjaga kesehatan dan tetap semangat ya
doa kita dari jauh....salam hangat dari surabaya
amin, makasi mbak Avy
Hapus