Setelah kurang lebih setahun kami menempati kontrakan lama, akhirnya kami harus pindah juga ke tempat lain. Harga naik dan kami tidak mampu bayar. Pada hari yang ditentukan aku dan adikku pindah. Sebelum pindahan, aku sempatin dulu buat masak makan malam. Ya biar kalau lapar tinggal makan. Pikirku pasti karena capek angkat-angkat bakal lapar. Kira-kira pukul 5 sore kami pindahan.
***
Rumah kontrakan baru itu cukup bagus, lebih bagus daripada kontrakan lama. Ada 2 lantai tapi harganya jauh lebih murah? Hm, seharusnya sudah mulai curiga ada yang tidak beres.
Tapi karena aku tak mau negative thinking, ya aku manut saja pilihan adiku. Kami sewa 1 mobil pick up dan barang kami berdua cukup banyak. Ya karena barang serumah gitu loh, kalau mau ngekos pun tak cukup lah barang segitu banyak.
Aku mulai masukkin barang-barang ke dalam rumah. Sedangkan adiku pergi sebentar ambil barang yang ketinggalan di tempat lama. Baru aku mau nyalain komputer karena ada kerjaan, eh samar-samar kulihat ada 3 orang yang menuju ke kontrakan kami. Seorang ibu, anak perempuan, dan menantu laki-laki bertubuh tinggi besar dan agak gendut.
Aku pikir mereka mau menyapaku, sudah pasang senyum ramah. Eh ga kusangka, menantunya marah-marah. “Lho kamu siapa?” tanyanya dengan nada tinggi
“Sssaya yyang kontrak disini pak.” Jawabku gemetaran. What the hell ini ada apah? Gumamku
“Kamu tahu gak ini rumah saya, dan rumah ini tidak dikontrakkan,. Kamu kok bisa kesini kontrak ma siapa?”
Aku ingat adikku sempat sebut satu nama dan aku jawab saja dengan nama itu. Ternyata penipu itu adalah adik iparnya sendiri.Wah aku makin mual karena ada masalah yang datang tiba-tiba seperti ini. Aduh kok adikuu pas ga ada sisan, jadi aku semakin panic. Mana hp ngehang juga.
Baru mau telepon adikku eh si empunya rumah marah-marah terus, dia maksa aku untuk keluarin semua barang yang barusan aku masukin ke dalam rumah.
Uh, mana perutku laper juga, untung udah masak tadi. Adiku ga baca bbmku. Oh Tuhan ini bukan pertama kalinya aku diusir jadi entah kenapa meski aku panic diluar ada yang bikin tenang di dalam.
Selang beberapa waktu adikku datang, dan ia pun sontak kaget serta minta maaf sama yang punya rumah. Sedangkan aku makan diluar pagar kayak anak SD disetrap guru. Kucium aroma tak sedap astaga rupanya sebelahku selokan. Bisa dibayangin perpaduan antara rasa makanan, dan aroma si got. Ada anak kecil lihatin aku. Pikirnya orang gila kali makan di samping selokan.
Kudengar sayup-sayup di dalam si pemilik rumah marah-marah.
Dia ga mau tahu pokoknya malam itu kami ga boleh masuk. Adiku dibawa mencari si penipu malam-malam. Aku ditinggal sendirian bersama barang-barang seabrek. Kedinginan, kembung di teras sendirian sampai jam 1 dini hari adiku baru pulang dengan tangan kosong. Penipunya kabur dan kami diberi waktu 3 hari untuk menemukan penipu itu.
Alasan si pemilik rumah tidak lapor polisi dulu karena masih ingin menyelesaikan dengan jalur kekeluargaan. Tapi kasihan adiku juga kok jadi dia yang repot cari sendiri. Sampai sakit adiku memikirkan hal itu. Tapi tetap saja sebagai kakak aku tak bisa berbuat banyak karena aku jarang diajak komunikasi ma adikku. Yang terpikirkan Cuma lapor RT setempat berkat saran teman.
Keesokan harinya adikku pergi pagi-pagi mencari si penipu.
Yes ketemu, siangnya penipu datang tapi ga bawa uang. Ye sama aja boong. Dia janji akan kembaliin uang tgl 27 Januari 2017. Selama itu aku disuruh untuk waspada kalau-kalau yang punya rumah datang aku harus sms RT, RW, keamanan kampung ya biar ada yang melindungi. Sementara rumah selalu terkunci kalau-kalau yang punya datang.
***
3 hari berlalu. Si pemilik tidak datang hari Minggu itu. Tuhan melindungi kami. Hujan deras dari pagi membuat si pemilik rumah tak datang. Namun keesokan harinya kira-kira pukul 3 sore datanglah om gendut itu bersama seorang pria paruh baya yang ternyata adalah tukang yang disuruh untuk mengambil pompa air di kontrakan kami..
Hm ini modus pemaksaan secara halus untuk kami keluar. Bayangin hidup tanpa air. Ini ultimatum pertama.
Tapi sekali lagi Tuhan menenangkan hatiku. Untunglah tetangga disekitar sini baik-baik. Jadi aku tak perlu takut kekurangan air. Kalaupun tak ada air ledeng Tuhanku masih punya air hujan, hihi.,…
Aku rasa si pemilik rumah itu tak punya hati nurani. Dia benar-benar tak berbelas kasih dan tak berperikemanusiaan. Bagaimana mungkin dia mengambil pompa air dengan alasan pompa air di kantornya rusak dan mau dipasang yang dari sini. Apa dia ga mikir ada 2 manusia yang butuh air disini?
Tapi ya sudahlah mungkin Tuhan pengen saya dan adikku olahraga. Ngangsu di rumah tetangga tiap pagi dan sore.
Kami dikasih waktu lagi sampai tgl 27 ya 10 hari lagi. Jika dalam 10 hari uang tak kembali kami tetap harus pergi dan jika kami memaksa tinggal disini maka pemilik rumah akan melaporkan kami juga ke polisi atas tuduhan penadah barang curian dan perbuatan tidak menyenangkan. Dia juga akan melaporkan adiknya yang menipu kami.
Hm, rumit ya.. Semoga sebelum tanggal yang ditentukan uang kami bisa dikembalikan dan kami bisa pindah ke tempat baru.