Laman

  • HOME
  • LOMBA BLOG
  • ARTIKEL
  • TUTORIAL
  • JUAL SUPERGREENFOOD

Cara Membuat Lencana Facebook

Moocen Susan | Kamis, November 14, 2013 | 4 Comments so far
Cara Membuat Lencana Facebook – Hai, kali ini saya mau berbagi tutorial cara membuat lencana facebook terus dipasangin di blog. Kayak apa si lencana facebook itu? Hm, lihat aja gambar dibawah ini : 

Ok, tanpa banyak basa basi langsung saja ya : 

1. Log in ke akun facebook Anda 
2. Masuk ke profil Anda lalu klik tanda segitiga di pojok kanan → Tambahkan Lencana ke Situs Anda 
3. Klik Sunting Lencana ini 
4. Silakan dicentang mana saja yang ingin Anda tampilkan di lencana fb Anda → Simpan
5. Klik Blogger 
6. Klik Edit Konten → copy kode scriptnya (Ctrl+C) 
7. Buka www.blogger.com 
8. Klik Tata Letak 
9. Klik Tambah Gadget 
10. Klik HTML/ Java Script 
11. Paste kode tadi (Ctrl+V) di dalam kotak HTML 
12. Simpan → Lihat blog Anda 

 Mudah sekali bukan? Selamat mencoba ya…

Day 2 : Hobbyku

Moocen Susan | Rabu, November 13, 2013 | 2 Comments so far
Hobbyku – Masih teringat di benakku tentang masa kecilku. Mungkin saudara sekalian masih ingat juga dulu waktu masih SD atau SMP ya kan ada tuh buku biodata teman-teman sekolah. Disuruh isi nama lengkap, nama panggilan, kata mutiara, cita-cita, hobby, dll. Haha, aku paling seneng kalau dapat giliran ngisi biodata plus tanda-tangan. Jaman-jamannya anak SD, nulis hobby sama cita-cita bisa berubah sewaktu-waktu kayak harga sembako aja, naik turun sewaktu-waktu Hihi… 

Nah, tema tantangan ngeblog hari kedua ini juga tentang hobby. Bicara soal hobby, kalau dulu hobbyku itu mengarang, dongengi adikku kalau mau bobok, kadang juga berkhayal sendiri kalau mau tidur. Aku ni susah tidur kalau ga ngedumel sendiri. Bahkan ni, maaf kata kalau pagi-pagi kena panggilan alam (ke toilet) kadang aku ngomong sendiri, atau nyanyi di kamar mandi soalnya kalau ga bersuara gitu agak susah BAB. Hahah… ‘hobby yang aneh!” (ngomongnya pake versi doremon) 

Mm.. terus apa lagi ya? Kalau masa remajaku dulu pas masih Abege, aku punya hobby ngerjain orang (don’t try this at home ya) hehe, pernah tuh jaman aku masih koplak banget, ceritanya temenku cewek ni punya pacar, nah aku disuruh ngerjain cowoknya via telepon, ya cuma sekedar ingin tau tingkat kesetiaan sang cowok pada ceweknya. Dan ternyata memang bener-bener setia. Bukannya tergoda malah aku kena marah. Tapi yang penting sampai sekarang dia kagak tau kalau yang ngerjain aku haha.. sebagai imbalannya temanku traktir aku makan bakso. 

Ck ..ck..ck.. astaga, kalau inget tingkahku waktu remaja ya elah kok yo gelem-geleme to yo. Seiring waktu berjalan, hobbyku ganti lagi, - "terima telepon", wah aku paling seneng dulu kalau ada suara telepon "kring krang kreng krong…" aku langsung lari dan angkat itu telepon. Bukan HP ya, kalau HP, wah takut kena radiasi aku sekarang. Tau tuh, baru terima telepon pake HP bentar kepala rasanya cekot-cekot minta kompres es batu. Ini juga gara-gara cowok PHP itu yang telepon lama-lama dan  cuma pelampiasan aja. 

Ya sudahlah ya, yang penting sekarang aku hanya ingin mengingat yang baik-baik aja, yang berguna, dan ga buang waktu. Ok, kembali ke hobby. Kalau sekarang hobbyku online. Ngeblog, belajar hal baru, belajar design, yah pokoknya yang bisa bermanfaat dan menghasilkan pundi pundi dollar eh rupiah…wkwkw…Aku paling seneng rapikan blog orang. Kayaknya nemu tantangan baru gitu . Bisa menyalurkan hobby plus cari uang. Asik lho kalau kita ngerjain apa yang kita suka wah hasilnya pasti memuaskan. (AKIMI) → Awas kalimat ini mengandung iklan hahaha…tapi emang bener kok aku sekarang kalau lihat blog orang masih baru bikin gitu hawane pengen tak tekel.. hihihi… gratil amat yak aku? Ok deh, siapapun Anda yang rela blognya aku obok-obok eh aku rapikan maksudnya, contact me aja ya… pesanku cuma satu. Lakukanlah sesuatu yang paling sederhana sekalipun dengan sukacita dan sepenuh hati.

Day 1 : The Story of My Life

Moocen Susan | Selasa, November 12, 2013 | 16 Comments so far
Niatnya si mau ikutan Giveaway-nya Emotional Fluther, tapi karena saya lagi males nulis jadi tantangannya saya ubah jadi seminggu aja hehe..out of topic dari ketentuan GA-nya.

Ok, perkenalan adalah tema hari pertama tantangan ngeblognya. Sebenarnya di menu kategori about me udah saya kenalkan diri saya, tapi okelah saya ulang lagi ya.Kenalkan nama lengkap saya Agustina Dian Susanti biasa dipanggil Susan. Moocen Susan adalah nama saya di dumay. Kenapa Moocen? Yah intip saja about me, wkwkw… 

Saya lahir dan besar di Blora, Jawa Tengah sehari setelah perayaan kemerdekaan Republik Indonesia. Wah, seandainya saya lahir tepat tanggal 17 Agustus pasti dapat hadiah dari rumah sakit. Hehe…begitu kata almh. Ibu saya dulu. Tapi saya bersyukur dilahirkan kedunia ini karena saya punya kedua orangtua yang sangat menyayangi saya. Bapakku orangnya sangat tenang dan tidak pernah kasar pada keluarganya. Ibuku jago masak dan figur ibu yang baik untuk anak-anaknya bahkan anak orang lain juga. Saya sangat bangga kepada kedua orangtua saya. 

Tiga tahun kemudian, kasih sayang mereka harus terbagi karena saya punya adik laki-laki. Senang sekali waktu saya tahu bahwa adik laki-laki saya sudah lahir. Saya menjenguk adik bayi di RSU Blora. Adikku diberi nama Lilik. Rambutnya keriting, sedangkan saya lurus, matanya agak sipit. Kulitnya lebih putih daripada saya. Itu karena ibuku waktu hamil aku tidak minum air kelapa muda. Sedangkan waktu hamil adikku, ibuku minum degan. Jadi produk pertama gosong. Haha.. ya sudahlah ya. 

Masa kecil saya sangat bahagia, meski kami hidup pas-pasan tapi kami kaya akan kasih sayang kedua orangtua. Ibuku membuka warung kecil-kecilan di rumah, sedangkan bapakku buruh cat yang kemudian jadi TU SD. Warung kami ada di pinggir jalan raya. Pernah ditabrak truk dan warung kami rata dengan tanah. Setelah warung kami diganti rugi akhirnya ibuku alih profesi sebagai penjual nasi pecel. Masakan ibu sangat lezat maka tak jarang warung nasi ibuku laris manis tanjung kimpul. 

Waktu kecil saya suka sekali menyanyi dan menari. Suka tampil di muka umum, pernah juga ditawari ikut audisi pencak silat, tapi karena mimisan duluan, saya di OUT! Pernah juga pengen ikut les renang, tapi karena ga sanggup beli baju renang akhirnya ga jadi ikut. Renang sendiri di Mantingan, dan pernah hampir tenggelam karena kepleset. Itu adalah pengalaman saya waktu hampir mati. 

Umur 16 tahun mulai banyak masalah menimpa saya. Ibu saya kena kanker telinga dan meninggal, saya kena gangguan pencernaan akut, mudah depresi, mudah takut dan muncul rasa minder luar biasa. Itu seperti berbalik 180 derajat dari masa kecil saya. Hampir saja saya ga lulus SMU karena jarang masuk sekolah. Masuk kalau pas ada ulangan aja. Karena tiap mau berangkat sekolah muntah-muntah ga brenti brenti. Lulus SMU saya kursus komputer 2 bulan langsung kerja di swalayan. Tapi cuma kelar 2 bulan aja karena sakit saya kambuhan. 

Umur 21 tahun saya merantau ke Semarang meski masih muntah-muntah pagi. Udah berasa kayak ibu hamil aja, ngidam tiap pagi tapi ga lair-lair anaknya. Jadi sedikit banyak udah ngerasain gimana rasanya orang hamil meski belum pernah hamil. Kerja 1 tahun di perusahaan distributor, hari pertama dikerjain salesnya. Uang saya ditilep sama sales Rp. 500.000,-. 

Keluar dari perusahaan saya kerja di Bawen, Salatiga. Tiap hari naik bus kantor. Busnya itu hanya sekali lewat pada jam 07.00. kalau sampai telat ditinggal busnya, kalau mau naik bus sendiri bayar sendiri. Perjalanan Semarang bawen 1,5 jam. Di bus udah ngantuk. Saya keluar karena gajinya ga cucuk. Saya jual HP untuk pulang Blora. 

Baru 5 bulan di Blora, dapat panggilan lagi ke Semarang. Kerja 4 tahun di gereja. 2 tahun pertama it’s ok, 2 tahun berikutnya saya kembali berjuang karena sakit. 7x diusir dari kos karena muntah2 terus dikira hamil. Akhirnya saya juga harus keluar dari kerjaan karena sudah tak kuat lagi. Pulang ke Blora dengan tubuh kurus berat cuma 30 kg, sudah jadi tontonan orang karena kurus sekali. Saya dirumah cuma makan, tidur, dan muntah. Terkapar di rumah selama 5 bulan. Setiap hari kalau badan saya enakan, saya berdoa, baca Alkitab. 

Hingga suatu hari Tuhan kasih jalan kesembuhan buat saya. Sembuh dari sakit, saya suka ke warnet. Buka-buka fb, ikut gabung di semua biro jodoh Kristen. Nulis status ga jelas, kenalan sama orang ga jelas. Sampai akhirnya ketemu dengan grup GIHM dimana disitu anggotanya orang-orang yang kena GERD sama dengan gejala sakit saya. Dari GIHM saya kenal seorang teman yang akhirnya bawa saya kenal grup Ibu-ibu doyan Nulis. Akhirnya saya mulai perluas pergaulan ikut komunitas online yang bermanfaat. Saya ikut pelatihan menulis, dan Tuhan gerakkan hati adikku untuk memberikan komputer secondnya kepadaku. Saya senang sekali dari situ saya mulai mulai belajar ngeblog, belajar design sampai akhirnya saya bekerja menjual jasa online khususnya tentang blog. Disamping membuka usaha bimbel kecil-kecilan di rumah. Itulah sekelumit kisah hidup saya. Penuh liku-liku ya? Hehe, after all.. I am blessed. Hidupku sehari-hari adalah karena anugrah Tuhan.

Kisah Gaji Pertamaku

Moocen Susan | Senin, November 11, 2013 | 12 Comments so far
Sudah lama sekali rasanya jika harus diingat kapan pertama kali saya dapat gaji pertama di awal bekerja. Saya lulus SMU tahun 2000 dan mulai bekerja pertama kali di sebuah mini market di kampung halaman saya sebagai pelayan toko. Saya kerja dari jam 08.30 – 14.00 terus sorenya balik lagi dari jam 17.00-21.00. Tanpa shift, hari Minggu aja yang libur. Waktu itu saya digaji kira-kira Rp.130.000,- per bulan. Berarti kalau dikalkulasi kerja 9,5 jam dapatnya sekitar Rp. 5000,- per hari. Kalau dipikir ga cucuk juga gaji segitu, untung makan masih ngikut orangtua jadi ga terlalu berasa kurangnya 

Ada satu kebiasaan dari para karyawan disitu. Entah ide siapa yang buat begitu, yang pasti bukan dari bosnya. Jadi siapa yang berulangtahun di bulan itu harus traktir makan semua teman kerjanya. Waktu itu kalau tidak salah teman kerjaku di mini market ada 25 orang. Dan waktu itu saya kerja bulan Juni kalau ga salah.    (Agak lupa ini soalnya hehe..). Wah dua bulan lagi saya kan ulangtahun, bayangkan gaji segitu buat nraktir teman 25 orang bisa ludes plus nombok ini gaji sebulan. Waktu ada teman yang ulangtahun, kami semua diajak makan bakso sepulang kerja. Semangkuk bakso waktu itu Rp.4000,-/ porsi. Kalau ada 25 orang makan berarti Rp. 100.000, belum minumnya belum nambah apa lagi. Wah ini ulangtahun malah tertindas begitu pikir saya. 

Kerja di situ cukup melelahkan juga dan agak ketat. Soalnya dipasang kamera CCTV. Bosnya cuma mantau dari CCTV kalau ada pegawai yang keliatan tengak-tenguk eh apa ya bahasa Indonesianya? Ya pokoknya kalau ketahuan ga kerja/ bermalas-malasan atau keliatan ngobrol sama pembeli dalam arti ngobrolnya bukan urusan kerja, langsung ditegur bos lewat telepon. Jadi rasanya ga bebas juga kerjanya. Ditambah lagi pelayan ga boleh duduk, jadi musti berdiri terus, Yang boleh duduk cuma kasir. Kebetulan saya kerja di lantai 2 dan saya sering banget ke belakang (toilet). Repotnya lagi toiletnya itu jauh dari toko. Kira-kira 10 meteran. Jadi karena saya sering naik turun tangga untuk ke toilet, kaki saya membesar, bengkak tur aboh. (hayah hehe bahasaku amburadul). 

Itulah kenang-kenangan saat kerja pertama dulu-kaki bengkak dan ketika dipijat semakin bengkak. Bulan kedua saya dipindah ke lantai 1 di bagian kasir. Asyik bisa duduk. Tapi karena maag saya kumat parah banget akhirnya mau tak mau saya harus hengkang dari sana dan itu tepat di bulan ulangtahun saya. Kabur ga jadi nraktir. Hehe… 

Oya, kelupaan mau cerita, gaji pertama saya waktu itu saya buat belikan sandal adikku. Aku lihat sandal satu-satunya miliknya jebol. Aku ajak adikku ke mini market tempat kerjaku dan kusuruh dia memilih sandal sesuai ukurannya. Bayarnya potong gaji :)

Cara Mengatasi Panic Attack

Moocen Susan | Senin, November 11, 2013 | 25 Comments so far
Cara Mengatasi Panic Attack - Sesuai janji saya kemarin, hari ini saya akan membahas cara mengatasi panick attack yang pernah menyerang saya beberapa tahun yang lalu. Panic Attack atau gangguan kecemasan yang kita alami mungkin serupa tapi tak plek sama. Saya menyebutnya itu panic attack versi saya. Waktu itu saya sedang antri membayar di kasir swalayan. Tiba-tiba saya merasa tidak nyaman, cemas karena terlalu lama mengantri. Badan sudah mulai lemas, keringat dingin keluar, jantung deg-degan kayak ketakutan luar biasa, kaki hawane pengen lari saja. Pikiran saya cuma pengen cepat pulang dan meninggalkan kerumunan orang banyak itu. 

pinjam gambar
Serangan yang kedua, saya rasakan waktu diajak teman jalan-jalan ke mall, begitu sampai di parkiran kendaraan, saya melihat gedung mall itu saja sudah cemas, apalagi ditambah melihat banyak orang berlalu lalang, kepala saya mulai pusing, pas masuk pintu utama mall, saya makin pusing melihat banyak barang berjajar di mall itu. Apalagi lampu mall yang terang benderang membuat saya silau dan hampir pingsan. Perasaan saya waktu itu semua mata tertuju kepada saya. Pikiran saya takut, dan sekali lagi pengen cepat pulang. Dan tiba-tiba pikiran negatif saya menyerang, seakan ada yang berkata kepada saya “Sudahlah kamu pulang saja, ngapain kamu disini, nanti kalau kamu jatuh lho, sudah mendingan pulang.” 

Hingga beberapa saat kemudian saya benar-benar tak kuat, akhirnya saya bilang kepada teman saya, “Eh, tulung aku terke muleh wae ya aku meh semaput rasane. (=Eh, tolong antar aku pulang aja ya, aku mau pingsan rasanya). Akhirnya teman saya pun mengantar saya pulang sebelum sempat berbelanja. Pernah juga ada kejadian begini: Pada waktu saya naik sepeda sendirian dan sedang ada di jalan raya, tiba-tiba kaki saya gemeteran, dan mulai cemas, lemas dan hampir pingsan. Tetapi anehnya sewaktu saya mengayuh sepeda berbalik arah menuju jalan pulang, hati saya makin tenang. 

Sepertinya, itu gangguan psikologis. Rumah memang adalah zona nyaman saya ketika saya sedang merasa lemah. Demikianlah gangguan kecemasan yang saya alami beberapa kali yang sempat membuat saya merasa lemah dan aneh sendiri. Tidak seperti kebanyakan orang yang demikian bebasnya jalan-jalan, piknik di dalam maupun luar negeri. Wes ga pernah kebayang di benakku piknik atau jalan-jalan keluar negeri bahkan luar kota sekalipun. Kalau orang pada suka piknik bagi saya itu penyiksaan, aneh kan? Nah, tapi itu yang saya alami. 

Hingga suatu kali bagaimana saya berjuang melawan rasa takut di dalam diri itu. Setiap saya mau pergi ke suatu tempat, saya minta ditemani bapak, dan itu membuat bapak saya merasa aneh, "lha wong sudah besar kok takut pergi sendiri?" Sebenarnya, bukan masalah takut apa, tapi sulit dijelaskan rasa takutnya itu, hanya orang yang pernah alami hal ini yang mengerti betul bagaimana rasanya. Saya juga berjuang memerangi di dalam hati sambil berdoa dan memberikan sugesti positif dalam pikiran saya. Saya tanya kepada diri saya sendiri, saya analisa ketakutan saya, “Saya takut apa? Kenapa saya takut? Apa akibatnya jika saya terus nekat pergi?” Dan kemudian saya coba sugesti diri saya, saya kuat, saya normal, saya sehat, saya berani, tidak akan terjadi apa-apa, semuanya baik-baik saja. Itulah yang saya sering katakan pada diri saya sendiri. Tidak mudah untuk bisa normal lagi seperti dulu, setiap hari perlu latihan, pertama dikawal, kedua coba jalan sendiri beberapa meter dari rumah, baru meningkat-meningkat lagi, dan seterusnya. 

Hal positif dari pengalaman saya ini adalah, saya jadi mengerti dan menyadari bahwa tanpa Tuhan, saya ini bukan apa-apa. Setiap detik kita butuh Tuhan. Tanpa seijin Tuhan, saya ga mungkin bisa sampai ke tempat itu, misalnya berangkat dari rumah ke gereja dengan selamat, habis makan jadi kenyang dalam arti makanan yang sudah dimakan tidak dimuntahkan lagi karena lambungnya mau terima, Hal sepele menurut kita yang terkadang lupa untuk kita sadari ini akan jadi berarti jika Anda mengalami hal yang saya alami. 

Seiring waktu berlalu saat kondisi fisik saya mulai pulih didukung dengan ketenangan jiwa saya, akhirnya lambat laun saya makin berani dan bisa menikmati hidup, Sekarang kalau saya ada di mall saya nikmati saja suasananya, saat ada di jalan raya saya pun demikian, ternyata hidup ini indah saat kita mampu menikmati segala sesuatu dengan rasa ucapan syukur. Pesan saya buat saudara semua, jangan pernah ijinkan kecemasan menguasai hidupmu yang mengakibatkan saudara menjadi lemah dan kurang percaya. Nikmati saja segala sesuatu yang Tuhan sudah berikan dengan penuh syukur karena hidup ini indah bagi yang bisa menikmatinya. Salam sehat dan sejahtera buat semua. Kiranya pengalaman saya ini dapat menjadi cermin bagi masing-masing kita dan bermanfaat bagi yang pernah mengalaminya.

Cara Saya Bebas Obat Penenang

Moocen Susan | Minggu, November 10, 2013 | 22 Comments so far
Pernahkah Anda mengalami kecemasan saat sedang berada di tempat umum? Bahasa psikologinya agoraphobia. Saya pernah dan itu terjadi sejak saya berhenti minum obat penenang. Sebenarnya saya tidak pernah membayangkan akan minum obat macam itu. Saya itu tipe orang yang nurut aja apa kata dokter. Makan teratur, minum obat teratur. Tadinya saya gak tahu kalau itu obat penenang. Kenapa dokter kasih saya obat penenang? Karena saya dianggap ‘stres’ sehingga muntah-muntah terus. Saya pikir itu cuma obat biar saya ga muntah. Tapi tetap saja saya muntah. Rupanya kekuatan sugesti/ pikiran saya sangat kuat melebihi kepercayaan saya minum obat biar sembuh. 

Saya ingat waktu itu dokter kasih saya 8 macam obat. 4 diantaranya penenang semua. Saya bawa obat itu ke pskiater yang professor, dia bilang, "Aduh saya ga berani kasih kamu obat lebih dari ini, ini sudah dosis tinggi."

pinjam gambar

Waktu itu saya memang berobat ke dokter umum dan dia kasih saya obat penenang juga. Obatnya mahal-mahal pula, ga cucuklah sama kantong anak kos kayak saya. Suatu malam, saya ada Kebaktian Doa Malam di gereja, tadinya saya pikir nanti aja ah pulang gereja minum obate. Waktu itu jam 20.30 WIB sedangkan kebaktiannya selesai jam 21.00 WIB. Tiba-tiba badan saya gregas greges, apa ya Bahasa Indonesianya ? Meriang, demam, nyeri wah ga karuan rasane. Terus jantung saya kok detaknya cepet sekali. Aku ki kenopo ya Tuhan? Langsung detik itu saya inget, “Oh ya saya kan belum minum obat? Lha moso telat minum obat aja kayak gini badanku?” 

Karena merasa ga kuat saya pun kabur dari kebaktian, daripada saya jadi tontonan disini mendingan saya cabut. 'Ndang gage pancal sepeda pulang kos. Di tengah jalan, saya naik sepeda mbek sempoyongan. Mata udah prepet-prepet limangwat. Badan ga karuan rasanya, dingin campur campur cemas, jantung rasane mengkap mengkap. (l#lebay men to yo) haha. Sampe di kos, waduh mateng aku, kok obatnya tinggal sedikit, besok musti balik rumah sakit lagi ini. Setelah saya mbek gemeter mbuka bungkus obat, saya minum obat itu dan sebentar kemudian badan saya tenang kembali. 

Walah-walah iki opo to jan jane? Temen kosku bilang, "Itu obat penenang. Nek kamu minum obat itu kamu enak, tapi nek ga mbok minum, sakit kabeh badanmu. Kalau mau lepas jangan langsung mak del. Harus konsultasi dokter dulu.” 

Saya mikir lagi, mau sampe kapan saya minum obat mahal ini? Yo nek duitku nyandak, iso-iso sebulan gajian amblas cuma beli obat kayak gini. Esok harinya saya bertekad mau lepas obat penenang. Karena tinggal skali minum, tak buat cadangan, nek aku ga kuat tak minum separo. Wah saya pasrah sama Tuhan. Pagi saya ga ngantor, saya mulai ketakutan. Ning kos dewean. Aku masuk kamar dan mulai menggigil semua nyeri di kedua lengan. Lha wong keluar kamar aja takut tapi ga jelas takutnya itu apa? Baru kali ini saya ngrasain yang begitu. Saya terus berdoa dan pasrah. "Tuhan aku mau lepasin obat ini, aku terima rasa sakitnya dengan ucapan syukur, kuatkan aku ya Tuhan. Amin."

Wes saya harus tahan, kalau saya ga bisa nahan sakit, duitku entek. 3 hari saya di kamar kos, prei kerjone, soal makan saya minta tolong teman kantor belikan. Hari ketiga mak del, lepas sungguhan, saya ga minum babar pisan, obat yang tinggal 1x minum tak buang. Jangan ditiru ya saudara-saudara, saya minum penenang 2 minggu. Harusnya kalau mau lepas penenang konsultasi dokter dulu biar ga kaget badannya. Saya begitu karena ga punya duit lagi jadi mau ga mau harus berhenti. Agak nekad memang. 

Puji Tuhan, akhirnya saya bisa bebas dan lepas dari penenang. Saya minum itu cuma biar ga muntah aja kok, eh tak taunya malah ga karu-karuan efek sampingnya. Maka dari itulah mengendalikan pikiran itu penting, jangan sampe pikiranmu harus dikendalikan obat dulu baru bisa tenang. Kalau punya uang bisa beli obat, lha kalau ga punya? Sehat itu mahal saudara. Don’t worry be happy. Masalah boleh ada, yang pasti serahkan masalahmu kepada yang Maha Kuasa. Postingan selanjutnya saya akan cerita bagaimana saya menghadapi panic attack… To be continued….