Laman

  • HOME
  • LOMBA BLOG
  • ARTIKEL
  • TUTORIAL
  • JUAL SUPERGREENFOOD

Bicara Soal PH

Moocen Susan | Rabu, Februari 26, 2014 | 7 Comments so far
    Nama lain jodoh buatku adalah PH (Pasangan Hidup). Menurutku cari PH itu seperti milih sepatu di pasar Johar Semarang. Banyak banget pilihannya, tampak bagus diluar tapi belum tentu cocok dipakai dan pas buat ukuran kakiku yang terbilang mungil. Mungkin mustinya aku nyari sepatu di tempat jual sepatu anak-anak kali ya? Tapi modelnya ya kayak anak-anak juga.. ga lucu ah..:P. 

    Kok jadi bahas sepatu ya, balik ke topik. Bisa juga diibaratkan gini, cari PH itu kayak mencari jarum di tumpukan jerami plus lampu mati sekalian. Nah lengkap sudah kesulitannya. Beberapa waktu yang lalu aku sempat galau akut soal PH. Saking galaunya sampai sampai aku masuk ke semua biro jodoh online yang ada di facebook. Pernah juga salah masuk biro jodoh, ditendang deh aku akhirnya karena ga termasuk kategori (ga perlu aku sebutin nama bironya yang pasti ada unsur SARAnya gitu :( ) Tapi tetep aja usahaku itu sia-sia. 

    Terus aku inget sama kisah Hana di Alkitab. Hana sih bukan minta PH, tapi minta anak. Dia punya suami yang sayang padanya tapi Hana masih sedih aja karena belum punya anak. Karena dia ga punya anak tak henti-hentinya si Penina (istri muda suaminya) menyakiti hati Hana. Lalu Hana berdoa dan menangis di hadapan Tuhan. Waktu suaminya tahu hal itu, dia berkata: “Apakah aku tidak lebih berharga daripada 10 anak laki-laki bagimu?” 

   Andaikan Tuhan yang ngomong ke aku ibaratnya bilang gini, “Apakah kasihKU kurang cukup bagimu?” #wah nangis aku kalau jawaban Tuhan kayak gitu. 

   Membaca kisah Hana ini, aku jadi inget bukankah kasih Tuhan cukup bagiku. Terus kenapa aku pakai kekuatanku sendiri cari PH? Segitu pentingkah PH daripada Tuhan? Ga cuma itu aja, beberapa waktu yang lalu ada seorang teman gereja yang bilang gini sama aku: "Wes lah, kamu sekarang yang penting pasrah aja sama Tuhan karena IA tahu yang terbaik buat kamu. Ga nikah itu gapapa daripada nanti kamu stress sendiri. Dikasih ya syukur ga dikasih ya sudah to. Tuhan kan tahu yang terbaik buat kamu."

    Ada juga yang bilang, kamu tu kuper. Jalan-jalan gitu lho jangan dirumah aja. Gimana mau dapat PH kalau ga usaha? Trus aku mikir, emang di jalan bisa nemu ya? Aku jalan-jalan juga kagak ada yang nyangkut. Ada juga yang bilang, kamu mungkin terlalu kurus, kamu pilih-pilih, kamu ini itu bla bla bla...btw, temanku ada lho yang kuper dirumah mulu tapi dapat PH. Bukan dijodohin tapi orangnya dating sendiri ke rumahnya. So, cuma Tuhan yang tahu dan bisa berikan anugrahnya buat kita. 

   Aku sadar selama ini aku pake kekuatanku sendiri, dan lupa mengandalkan Tuhan. Tuhan berulangkali udah buat mujizat buat aku, tapi begitu nemu masalah baru aku lupa lagi kalau Tuhan itu berkuasa dan sanggup melakukan mujizat. Apa yang tak pernah dilihat mata, ga pernah didengar telinga, ga pernah timbul di dalam hati. Semua itu disediakan bagi orang-orang yang mengasihiNya. #Firman Tuhan e sampe nglothok apal semua. Tapi kembali lagi nunggu kalau Tuhan punya mau

   Kalau dulu aku galau, sekarang dibalik. Aku ga mau galau. Meskipun adik kelasku yang 10 tahun dibawahku pada giliran tunangan dan married. Nonton TV orang punya kekurangan fisik aja juga bisa nikah, temenku yang sudah putus asa sama dirinya aja mau jadi biksuni ternyata ga jadi, malah sekarang anaknya nambah lagi. Mantan bosku yang sudah berumur juga akhirnya bisa nikah. Tak ada yang tahu kecuali Tuhan. Ya mungkin mereka sudah siap semuanya. Belajar bersyukur aja. Oh, Tuhan baik sekali, masih kasih saya waktu buat bebas. Single itu Kriuk kata temen aku. :D saking enaknya sampe kriuk kriuk kayak krupuk. 

   Sekarang sih lebih enjoy. Hidupku penuh kesibukan, entah berapa malam minggu yang terlewatkan begitu saja, hari Valentine, malam Natal, malam Tahun baru, ku tetap sendiri. Mungkin belum waktunya. Akhirnya aku keluar dari semua biro jodoh yang pernah aku masuki. Aku belajar bergantung dan berserah, berharap pada Tuhan. Buat apa dapat jodoh cepet-cepet kalau saya ga siap? Jika ia yang kucintai demikian tdak bisa diandalkan dan diharapkan bagaimana ia mau bertanggungjawab atas masa depanku? Jika ia yang kucinta tidak mencintaiku bagaimana dia mau mencintai anak kami nantinya? Semua itu jadi bahan pertimbanganku dalam memilih PH. Dan tak lupa motivatorku pak Mario Teguh sungguh sangat menguatkan setiap malam minggu. 

   So, sekarang saya tidak terlalu stress dan galau lagi seperti dulu. Satu pintaku, jagai kesehatanku dan bapakku ya Tuhan. Soal PH kuanggap bonus saja.

CariCommunity, Generasi Terbaru Jaringan Sosial

Moocen Susan | Selasa, Februari 25, 2014 | 8 Comments so far
    Sehubungan dengan maraknya berbagai macam jejaring sosial media yang bermunculan di internet, membuat Andi I Sjamsu bersama rekannya yang sudah lama tinggal di Amerika Serikat itu berinovasi dengan menciptakan sebuah produk jaringan sosial yang berbeda yang diberi nama CariCommunity


    Bila jaring sosial yang lain berfokus pada individu, maka CariCommunity yang pembuatannya memakan waktu 6 bulan hingga setahun ini berfokus dari sudut kelompok. Dimana terdapat empat komponen utama di CariCommunity, diantaranya : 

  1. Komunitas, untuk memudahkan Anda mencari informasi komunitas masyarakat lokal yang sama.
  2. Kalender, untuk memudahkan anda menemukan acara-acara public di seluruh dunia
  3. Memo, sebuah fitur yang tersedia untuk mengirim berita komunitas, membuat galeri foto, menciptakan kemitraan dengan masyarakat lain dan bisnis, menciptakan dan mempromosikan acara komunitas, dan membuka komunikasi berskala kecil atau besar.
  4. Direktori Bisnis dan Layanan, memungkinkan Anda untuk menemukan dan terhubung dengan bisnis dan layanan terdekat. 
Dengan 30 orang pekerja yang mengelolanya, CariCommunity merupakan jaringan pertama yang akan memberikan revenue sharing kepada kelompok-kelompok tersebut. Ada 2 macam bonus disini : 

1. Grup Engagement Bonus (GEB) yaitu bonus yang diberikan langsung kepada semua grup yang ikut membesarkan dan mensukseskan CariCommunity dimana perusahaan akan memberikan persentase dari pendapatannya kembali kepada grup-grup secara pro-rata setiap bulan. 

2. Regional Empowerment Fund (REF) yaitu dana tabungan daerah di mana setiap bulan CariCommunity akan memperbesar dana tabungan daerah dalam jumlah yang sama dengan total sumbangan bonus untuk semua grup-grup di daerah itu. Misalnya, di DKI Jakarta, ada 1.000 grup, dan setiap grup rata-rata menerima GEB Rp 50.000 pada satu bulan, maka CariCommunity akan menambah Rp 50 juta ke dana tabungan daerah Jakarta bulan itu. Nah, grup-grup yang ada di wilayah Jakarta bisa mengajukan permintaan sumbangan (lewat REF), misalnya untuk membeli buku bagi anak-anak yatim piatu. 

Seperti halnya dalam konsep Garuda Frequent Flyer, di mana setiap naik Garuda Indonesia maka penumpang mendapatkan poin. CariCommunity juga memberikan poin dimana poin yang diberikan berdasarkan kegiatan anggota memperbaiki CariCommunity. Poin itu bisa ditukar dengan makanan, pakaian, atau hal lainnya, tetapi tidak ditukar dengan uang. 

Apabila pertanyaan, saran, atau masalah, Anda dapat mengirim email ke: engage@caricommunity.com

Aku Harus Pulang

Moocen Susan | Minggu, Februari 23, 2014 | 42 Comments so far
    Setelah resign dari perusahaan cabang tempatku bekerja dulu, sebenarnya aku masih ingin tinggal di Semarang. Oleh sebab itu ketika pimpinan kantor cabang tempatku bekerja berencana hendak membelikanku tiket travel untuk pulang ke Blora, aku menolaknya dengan alasan  bahwa aku masih ingin mencari pekerjaan lagi di kota ini. 

    Melalui sebuah lowongan pekerjaan di gerejaku, akhirnya aku mendapat pekerjaan di sebuah pabrik di daerah Bawen, Salatiga. Mungkin ini pekerjaanku yang paling berat, karena aku harus bangun lebih pagi dari biasanya dan berjalan kaki sekitar 30 menit dari kosku ke jalan lewatnya bus kantor. Bus tersebut hanya lewat sekali saja pada jam 07.00 WIB. Jika aku sampai terlambat dan ketinggalan bus, maka aku harus naik kendaraan umum untuk sampai ke pabrik. 

     Perjalanan sekitar satu setengah jam dari Semarang ke Bawen membuatku sering mengantuk di dalam bus. Ada teman kerjaku yang menyarankanku pindah kos saja ke Ungaran supaya lebih dekat kalau berangkat kerja, tetapi aku menolak karena aku tak ingin tinggal jauh dari teman-teman gerejaku di Semarang. Aku rela tiap hari mondar-mandir Semarang-Bawen untuk tetap tinggal di kota ini dan terus bekerja. 

    Hanya sebulan lamanya aku bekerja di Bawen dan pindah kerja di sebuah gereja. Kali ini aku cukup senang karena jarak kos dengan gerejaku cukup dekat. Aku menikmati pekerjaanku yang mana sebagian besar tugasku berhubungan dengan kaum muda-mudi di gereja. Aku belajar banyak hal disini, bertemu banyak orang, dan sering bepergian keluar kota untuk ikut pelayanan gereja. 

    Lima tahun lamanya aku tinggal dan bekerja di Semarang, kota yang berjarak 127 km dari kampung halamanku itu. Aku pulang ke Blora hanya setahun sekali. Karena aku sangat suka bekerja, hari Minggu pun aku bekerja sampingan sebagai petugas penjaga kantor Sekretariat Minggu yang melayani urusan perpanjangan kartu anggota gereja. Selain itu aku suka tinggal disini karena disini aku mempunyai lebih banyak teman daripada di kampungku. 

    Tetapi suatu ketika, penyakit gangguan pencernaanku kembali kambuh :& dan aku sering diopname di rumah sakit. Tubuhku melemah dan aku sulit makan. Aku tidak kuat bekerja lebih lama lagi. Kenyamananku seakan terenggut oleh penyakitku. Dengan terpaksa aku harus pulang. Hatiku masih berontak saat aku tahu aku harus kembali ke kampung halamanku. Jika bisa memilih, aku masih ingin bekerja dan tinggal di Semarang. 
 
Suasana masuk kota Blora
    Saat di dalam perjalanan pulang ke Blora, tak henti-hentinya aku muntah di dalam taksi. Untung waktu itu aku pulang bersama temanku. Ia yang membantuku memegangi kantung kresek dan menyadarkanku saat aku pingsan di dalam taksi. 

    Perjalanan pulang ke Blora terasa begitu lama. Badanku terasa makin lemas karena kekurangan cairan. Aku pikir hidupku berakhir di dalam taksi. Aku sangat bersyukur kepada Tuhan karena aku masih bisa bertahan walau terus muntah. 

    Sesampainya di rumah, aku melihat ayahku sudah menungguku di depan rumah kami untuk menyambut kedatanganku. Ketika aku turun dari taksi, semua orang di sekitarku melihat ke arahku. Mereka melihatku dengan tatapan aneh karena aku keluar sambil dibopong temanku. Tubuhku sudah seperti rangka berjalan karena kurang gizi makanan yang cukup saat sakit. 

    Aku menangis ketika sampai di rumah karena aku merasa gagal bekerja. Uang yang seharusnya kutabung dan kudapat saat bekerja dulu habis ludes untuk biaya rumah sakit. Aku kembali ke Blora dalam keadaan pengangguran dan penyakitan. 

   Melihat keputusaanku itu ayahku mencoba menghiburku. “Sudah jangan menangis, uang bisa dicari. Yang penting kamu sehat dulu.” Aku pun mencoba untuk tenang dan menerima kenyataan ini. Setelah aku berhenti menangis, teman yang mengantarku tadi kembali ke Semarang dengan sopir taksi. 

   Aku sangat sedih berpisah dengan teman-temanku. Hari-hari sepi kulalui di Blora karena aku hanya bisa berbaring di atas tempat tidur. Makan, tidur, dan muntah setiap hari. Aku berpikir mau jadi apa aku ini? Aku hanya bisa menyusahkan ayahku. Di usia senjanya aku sungguh tidak tega jika ia masih harus merawatku. Aku merasa gagal dan hal itu terus membuatku merasa bersalah. 

   Setiap hari aku berdoa untuk kesembuhanku. Aku harus sembuh dan bangkit dari keterpurukanku. Dan mujizat itu benar-benar terjadi. Lewat sebuah pengobatan alternatif aku sembuh. Lambat laun aku berhenti muntah dan aku mulai latihan makan secara normal. 

   Kejadian yang tidak pernah terbesit dalam benakku pun terjadi. Setelah aku mulai pulih, tiba-tiba cobaan datang kembali. Ayahku mengalami kecelakaan dan harus dirawat dirumah sakit. Waktu itu aku baru sadar, jika aku tidak pulang ke Blora, maka aku tidak bisa menolong ayahku saat tabrak lari itu terjadi. Aku membawa ayahku naik becak ke UGD. “Untung ada kamu di sini, Sus. “ kata ayahku. 

    Syukurlah ayahku tertolong meski harus menjalani perawatan di rumah sakit selama 2 minggu dan sering bolak balik ke rumah sakit karena harus rawat jalan. Lambat laun beliau sembuh. 

     Bagiku tinggal di sini itu lebih baik. Blora memang lebih sepi jika dibanding Semarang tetapi arus transportasi di sini lebih dekat dan terjangkau dengan naik sepeda. Dulu, aku tidak tahu apa rencana Tuhan dalam hidupku. Namun setelah melalui semua itu, sekarang aku baru tahu bahwa kepulanganku ke Blora tidak sia-sia. Aku bisa lebih dekat dengan ayahku dan memperhatikan kesehatannya setiap hari. Aku pun menemukan pekerjaan baru meski hanya bisa kukerjakan di rumah. Aku membuka usaha sendiri sesuai apa yang bisa kulakukan. Dengan bekerja sendiri, aku bisa lebih bebas mengatur waktu namun tetap dapat penghasilan sehingga aku bisa mencukupi kebutuhan hidup kami berdua. 

Emoticon di Komentar Blogku

Moocen Susan | Jumat, Februari 21, 2014 | 21 Comments so far
    Senang sekali rasanya \:D/ ada teman yang peduli berbagi dengan kita ya. Terima kasih buat mas Glenn ya. Sebenarnya dulu saya pernah share cara memasang emoticon di kotak komentar. Suatu ketika ada yang komentar di blog saya dan berbagi caranya untuk bisa memasang emoticon ga cuma di kotak komentar tapi di dalam postingan juga. 

    Wah penemuan baru nih :D Jadi buat yang mau komen di blog saya sekarang bs pake emoticonnya lo =D Caranya ketik aja kode ini di kolom komentar saya (y)


Oya bagi yang berminat buat memasangnya juga diblog bisa kunjungi webnya mas Glenn disini. =-c

Bebek Judes Perawan Enak Gilaaa!!

Moocen Susan | Selasa, Februari 18, 2014 | | 18 Comments so far
   Hai Kweekers, untuk menemani istirahat makan Anda ikutilah cerita berikut. Kenalkan para tokoh dalam cerita ini:

pinjam gambar

  Malam itu, Miss Judes-perawan terjudes di RT-nya sedang asyik menonton TV ditemani bodyguard-nya. Di acara TV tersebut sedang berlangsung kontes bebek terjudes abad ini. 

pinjam gambar

  “Miss miss.. coba lihat tayangan di TV. Ada yang ngalahin judesnya Miss Judes nih!” kata bodyguardnya 

  “Apaa…. ? Ternyata ada yang lebih judes dari saya? Hmm, cepat kamu cari tahu dimana lokasi si bebek judes itu. 

   Ketika mendengar perintah Miss Judes, bodyguardnya langsung buka laptop dan browsing di google tentang Bebek Judes Resto. 

“Lapor miss, coba lihat tayangan berikut ini:

  
  
    "Dan ini testimony pelanggan yang berhasil saya catat miss: bebeknya gede, tidak berbau amis, dagingnya empuk, rasanya nampol sambalnya asli pedas dan enak. Pokoknya rasanya bikin ketagihan. Oya, saya juga sudah mendapat denah tempatnya. Ternyata mereka buka cabang di Bekasi, Bandung, Cirebon, Tangerang, Bogor dan Depok. Ini denah cabang yang di Bekasi miss" : 

pinjam gambar

    “Hmm, ini ga boleh dilewatkan. Ayo, tunggu apa lagi. Antarkan saya kesana! Cepaaatttt !!!” 

***

    Singkat cerita mereka pergi ke tempat yang menjual bebek judes. Tapi sayang, mereka salah tempat. Yang mereka datangi adalah penjual bebek potong. Wah, Miss Judes makin judes aja nih marahin bodyguardnya. 

   “Kamu bagaimana sih, yang benar dong ngasih petunjuk. Uh… !” 

   “Maaf miss, sepertinya tempatnya yang benar ada di depan. Tuh disana.” 

   Sampai di Resto Bebek Judes milik pak Adhi, Miss Judes masuk sambil kipas-kipas ala putri kipas. 

   “Ada yang bisa kami bantu, bu?” Sapa pak Adhi ramah. 

  “Hmm, saya dengar disini ada bebek judes ya?"

  “Oh benar sekali ibu, ibu mau pesan menu apa? Ini daftar menu kami."

pinjam gambar

   “Saya minta yang paling enak!" (sambil gebrak meja dan suasana resto seperti kena gempa sesaat) 

   “Bagaimana kalau mencoba menu andalan kami, Bebek Perawan Judes?” 

  “Halal?” 

  “Oh, tentu Halal bu. Ini buktinya,” 

pinjam gambar

   Pak Adhi menambahkan, "Oya disini yang menjadi andalan Bebek Judes adalah sambal dan dagingnya yang relatif empuk , tidak amis dan tidak berbulu, bu. Ada 3 jenis sambal yang kami hidangkan yaitu sambal judes, sambal mangga, dan sambal terasi."

   Inilah sensasi rasa pedas restoran kami : 

pinjam gambar

   Miss Judes manggut-manggut. Akhirnya, dia setuju memesan Bebek Perawan Judes itu. 

***

   Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya menu yang dipesan diantar ke mejanya. "Silakan dinikmati, bu.” Pelayan menyodorkan hidangan itu. 

   Ketika hidangan telah siap di atas meja, Miss Judes yang sangat teliti dalam menilai makanan mengendus-endus masakan itu. “Kok ga bau amis ya? Hmm, aromanya sampai ke tulang saya, Dari aromanya saja kelihatannya leziz ni.” 

   Pas sekali gigitan, mulut Miss Judes mulai kepedesan, “Huah… huaah… air air mana air..?” 

  Bodyguardnya langsung menyodorkan segelas air untuk Miss Judes, “Anda tidak ada apa-apa miss?” 

  Sambil geleng-geleng kepala, keringatnya mulai bercucuran, lidahnya menjulur seperti terbakar. “Huaaahh….. pedasnya nampol….. huaahhhh….” 

 ***

   Setelah kekenyangan, Miss Judes hanya bisa duduk bersandar di kursi sambil mengelus-elus perutnya yang terisi penuh hidangan bebek

  Pak Adhi pun menghampiri Miss Judes. “Bagaimana ibu, apakah ibu menikmati hidangan kami?” 

   “Huah…(mengelap mulutnya dengan tissue) Pak Adhi, bebek perawan judes Anda ….. Enak Gilaaaaa!!!! Rasanya saya dihantui kecanduan yg amat sangat. Huaaahhhhh..”

    “Oh, syukurlah. Lain kali datang lagi ya.” 


   “Hmm, pasti! “ jawab Miss Judes, “Oh ya berapa semua?” tanya Miss Judes di kasir. 

  Setelah kasir menunjukkan sejumlah harga, Miss Judes berkata pada bodyguardnya, “Jon, bayari dulu ya, tar gampang nambah kasbon aja. 

  Bodyguard : ? 
 TAMAT 

   Nah, kweekers, pengen ga merasakan sensasi pedas Bebek Judes Resto seperti Miss Judes? Untuk info selengkapnya silakan buka website-nya disini ya. 

BJ Catering dan Wedding Organizer Berpengalaman 23 Tahun di dunia Catering dan Kuliner Menerima Pesanan Catering Prasmanan , Nasi Kotak/Box , Lunch Box dan lainnya Untuk keperluan Keluarga dan Bisnis : Pernikahan , Aqiqah , Sunatan , Selamatan , Arisan , Meeting , Event , Santunan dan lain-lain.

Hubungi : 
PH :08118404018 
WA : 081290435662 
FB : BJCatering 
@AdhiJudes

Sensasi Makan Bebek Pedas” 

Jumlah : 625 kata

sumber gambar : google dan fanspage Bebek Judes Resto

Ciri Madu Murni

Moocen Susan | Senin, Februari 17, 2014 | 9 Comments so far
    Suatu ketika bapak saya ingin minum madu campur susu lagi. Itung-itung buat bersihin paru-parunya biar ga sesak. Emang bisa ya? Hihi… Beliau ingin membeli madu dan memberitahu saya bahwa ada temannya yang bekerja di perhutani yang menjual madu asli. Kemudian saya tanya harga madunya Rp.30.000,-. #Murah amir? 

     Saya sih ok-ok aja tetapi kemudian terbesit pengen tahu madu asli itu yang kayak gimana sih. Lalu saya buat status di facebook. Ceritanya nanya ke teman-teman saya bagaimana cara mengetahui apakah madu itu asli atau palsu sedangkan kalau kita beli di toko kan ga mungkin nyoba dulu karena mesti ada segelnya. 

Berbagai jawaban teman terangkum disini : 
  1. Salah seorang teman mengatakan pilih merk yang tertentu. Artinya ada yang merekomendasikan, atau minimal pernah nyoba.  
  2. Ada juga yang bilang madu perhutani bagus. 
  3. Ada yang berkata : kalau yang masih dalam kemasan sih ya, sama saja dengan kita beli jeruk, kita tahu tuh jeruk manis apa enggak dari mana? pertama mungkin dari rekomendasi teman, kedua mungkin dari pengalaman sendiri sudah mencicipi yang jenis beginian, ketiga mungkin dari kualitas kulitnya, biasanya nih jeruk jika ditekan bagian tampuk dan bawaknya akan terasa empuk lha kalau madu gimana? ya sama saja, madu itu pasti mengeluarkan yang namanya buih-buih itu, semacam ada terjadi reaksi kimia di dalamnya Itulah jawaban yang saya harapkan hehe. 
Sedangkah teman-teman yang lain menjawab tentang ciri madu ketika sudah dibeli : 
  1. Taruh air ke dalam baskom tuang madu laluan kiri goyang2kan ke kanan kiri bila madu asli akan membentuk sarang lebah
  2. Masukkan ke dalam kulkas kalo memungkinkan. kalo ga memungkinkan kocok aja botolnya madu asli ada gasnya
  3. Madu asli tidak dikerumuni semut 
Dalam perbincangan kami, tiba-tiba saudara sepupu saya menyarankan madu An-Nahl yang dikonsumsinya selama ini. Akhirnya saya juga mau ikutan nyoba beli. Semoga cocok ya..:) 


Saya berterimakasih atas jawaban teman-teman semua. Itu cukup membantu saya.