Laman

  • HOME
  • LOMBA BLOG
  • ARTIKEL
  • TUTORIAL
  • JUAL SUPERGREENFOOD

Check-Up Ketiga di RSU

Moocen Susan | Kamis, Oktober 17, 2013 | 4 Comments so far
Hari Rabu datang lagi, 16 Oktober 2013 aku mengantar bapakku ke rumah sakit lagi. Kali ini tidak perlu mendaftar karena kami sudah bikin janji dulu. Aku pikir bisa langsung masuk ruang USG eh ternyata kami harus antri lagi. Ya namanya juga banyak pasien, dengan sabar aku pun menunggu di depan ruang USG. Beberapa saat kemudian, nama bapakku dipanggil dan disuruh masuk ruang USG, ternyata di dalam bapakku cuma disuruh minum air putih yang banyak sebelum diperiksa. Aku keluar rumah sakit dan membeli sedotan karena tadi lupa bawa. 
Kondisi Bapak waktu menunggu dokter USG

Karena tak terbiasa minum banyak, meski hanya setengah liter air mineral, beliau dengan terpaksa meminumnya. Nafasnya mulai terengah-engah karena terpaksa minum banyak. Aku pun agak cemas kalau bapakku ga kuat minum. Biasanya beliau cuma minum air putih sehari segelas, itu saja tidak habis. Benar-benar dehidrasi. Hal ini disebabkan karena dulu kami tidak terbiasa membeli air minum isi ulang. Biasanya kami menimba air di sumur lalu direbus. Terbayang kan? Daerah Blora itu kan tanahnya berkapur, jika merebus air pasti banyak kapur di dalamnya dan itu ga sehat. Tapi kini setelah sekian lama, kebiasaan itu pun berubah, malas merebus air jadi enakan beli gallon kan? Entah kenapa bapakku masih terbawa suasana dulu, dimana air harus irit benar. Niatnya ngirit malah undang penyakit. 

Ok, kembali ke topik. Namanya juga mau di USG pasti harus nahan kencing. Bapakku sudah tidak kuat, beliau memintaku memberitahu perawat untuk segera memeriksanya. Akhirnya sebelum masuk ruang USG bapakku masuk ke ruang rontgen, baru kemudian masuk ruang USG. Ini kali pertama bapakku di USG. Rasanya canggung. Dokter yang melakukan USG tidak menjawab pertanyaanku dengan detail waktu aku tanya. Dia cuma bilang ini prostatnya…. (#Ya ngomong ga jelas banget. Bikin sebel juga).

Setelah selesai di USG, kami menuju ke ruang bedah untuk membawa hasilnya. Ternyata sampai disana kami mengantri lagi. Sudah lewat jam 13.00 nama bapakku belum dipanggil juga. Perutku sudah mulai lapar. Sedangkan bapakku karena memang dasarnya malas makan, jadi waktu aku tanya dia merasa belum lapar. Akhirnya aku tinggal makan sebentar. Aku bawa bekal makan siang dan kumakan di kantin rumah sakit. Aku cuma memesan es batu dan air mineral untuk minum. Penjualnya agak heran karena aku hanya pesan es batu. Ya memang karena aku ga bisa makan sembarangan jadi ga bisa jajan di warung sembarangan juga. 

Aku sudah selesai makan, dan kembali ke ruang bedah. Kulihat bapakku masih di tempatnya dan belum dipanggil juga. Aku merasa tidak enak, melihat bapakku belum makan juga, aku keluar rumah sakit dan membeli sesuatu yang bisa buat ganjal perut. Akhirnya aku membeli sebuah pepaya dan jus. Aku bawa kepada bapakku untuk diminum. Tapi begitu aku sampai disana, ternyata sudah waktunya dipanggil masuk ruang bedah. 

Ada seorang dokter dan 2 dokter koas. Dokter yang ini beda dengan dokter yang kemarin. Dia lebih ahli dan lebih nyaman diajak ngobrol. Ia memandang kami berdua lalu melihat hasil ronten dan USG bapakku. Kami menanti jawaban dokter dengan harap-harap cemas. Kami harap tidak terjadi apapun yang serius. 

Berikut ini hasil USG nya : 

Cystitis dengan kemungkinan diverticulitis.
Pembesaran prostat dengan volume 23,2 ml 
Tak tampak kelainan pada kedua ren 

Hasil Lab : 
HEMATOLOGI 
Lekosit: 9,1 (4,0-11,0) 
HB : 13,2 (12,0-18,0) 
HTM : 38,3 (35,0-47,0) 
AT : 499 (150-450) 


KIMIA DARAH
Glukosa sewaktu :  145 (<200)
Ureum : 14 (<50)
Kreatinin : 0,8 (0,51-1,17)
Asam Urat : 3,8 (2,4-7,0)

URIN RUTIN :
Glukosa : Negatif (-)
Bilirubin : Negatif (-)
Benda keton : (-)
Berat jenis : 1,015 (<1,005 - > 1,030)
Darah : 3+ (negative)
pH  : 7,0 (5,0 -> 9,0)
Protein : 1+ (Negatif)
Urobilinogen : 3,2 (0,2-1,0 E.U/dL)
Nitrit : (-) Negatif
Lekosit : 2+ (Negatif)


Beberapa saat kemudian, dokter mulai menjelaskan bahwa bapakku hanya infeksi saluran kencing saja. Infeksinya lumayan parah, untuk pengobatan sementara hanya diberi obat seminggu dan seminggu lagi harus kontrol lagi. Lega rasanya mendengar keputusan dokter. Setidaknya tidak ditemukan batu di ginjal atau saluran kencingnya. Dokter berpesan agar aku memperhatikan jadwal minum obat bapakku karena obatnya antibiotik jadi ga boleh blong minumnya. Namanya antibiotic memang begitu, jadi kalau bolong sekali entah itu lupa ga diminum atau apapun harus mengulang lagi dari awal dengan dosis yang lebih tinggi . Tantangannya jadi nambah, harus membuat bapakku doyan makan supaya tetap rutin bisa minum obatnya. 
Ini daftar obat yang diberikan dokter : 
Pagi 
Sebelum makan : 1 tab ranitidine 150mg 
Sesudah makan : 
- 1 tab Harnal D 0,2 mg
- 1 tab Ciprofloxacin 500 mg 
- 1 tab Asam Mefenamat 500 mg 
- 1 tab Urotractin 400 mg 
Siang 
Sebelum makan : - 
Sesudah makan : 
- 1 tab Asam Mefenamat 500 mg 
- 1 tab Urotractin 400 mg 
Malam 
Sebelum makan : 1 tab ranitidine 150 mg 
Sesudah makan : 
- 1 tab Ciprofloxacin 500 mg 
- 1 tab Asam Mefenamat 500 mg 
- 1 tab Urotractin 400 mg

Check-Up kedua di RSU

Moocen Susan | Selasa, Oktober 15, 2013 | 1 Comment so far
Pada hari Rabu lalu, 9 Oktober 2013 aku mengantar bapak periksa ke rumah sakit karena beliau susah BAK (buang air kecil). Setelah mengantri cukup lama di dokter spesialis penyakit dalam, bapak dibawa ke ruang IGD untuk dipasang kateter (selang). Spontan saja kantong tempat air seni itu mulai penuh setelah dipasangi selang. Tak bisa kubayangkan betapa sakitnya jika air seni tak bisa keluar. Meskipun sudah bisa keluar dengan bantuan selang, alat itu harus terus dipakai sampai kontrol lagi 2 hari berikutnya. 
pinjam: google
Hari yang dinantikan tiba, pagi-pagi aku sudah mempersiapkan semua keperluan dari memasak untuk membuat bekal makan siang, surat-surat rumah sakit, dan lain-lain. Kami kembali lagi ke rumah sakit untuk periksa ke bagian Urologi. Aku sudah berusaha datang lebih awal ke rumah sakit. Tapi sepertinya pasien sudah banyak yang mengantri disana. Beberapa saat kemudian, tiba giliran bapakku untuk diperiksa. Aku ikut masuk dan melihat suasana di ruang dokter itu. 

Ruangan yang kecil dan sempit, ada 2 dokter yang bertugas disana dibantu beberapa perawat. Satunya dokter bedah, satunya dokter urologi. Dokter urologi itu sangat cantik dan membuatku penasaran kenapa dia mau jadi dokter urologi ya ? pantesnya jadi foto model haha... Mungkin karena belum kenal, aku menganggap dia tak banyak bicara ketika aku melontarkan pertanyaan. Ia hanya sibuk menulis dan menjawab dengan singkat. Ia mengambil kaos tangan steril dan memeriksa bapakku. Aku pun bertanya ada apa dengan bapakku? Tapi ia hanya menjawab, "saya cek ricek dulu." Ia mengeluarkan surat untuk kami pergi ke laboratorium yang letaknya kira-kira 5 meter dari ruang urologi. 

Disana aku bertemu dengan anak kecil umur 5 tahun yang sangat aktif dan ceriwis sekali. Tidak kelihatan kalau ia sedang sakit. Ia juga mau periksa ke laborat, karena mimisan lewat hidung dan mulut. Entah kena penyakit apa anak malang itu. Aku tetap menunggu bapakku mengantri untuk diambil darah dan diperiksa urine-nya. Setelah setengah jam menunggu, akhirnya hasil laborat pun keluar, tapi sayangnya aku lupa membaca hasilnya. Mungkin karena saking bingungnya, dan mengejar waktu. Dari laborat, kami menuju ke ruang USG yang ada di seberangnya. Sampai disana, ternyata sudah tutup. Kami diminta kembali hari Rabu besok. Aku sedikit kecewa karena masih jam 10.30 WIB mereka sudah tidak mau terima pasien. Alhasil, kami berdua pulang ke rumah dengan bapak yang masih dipasangi selang untuk membantunya BAK. Kata dokter maksimal memakai selang itu 2 minggu. Ya okelah, jadi besok kami akan kembali ke ruang USG. Semoga lancar dan tak perlu operasi.

Cara Edit dan Posting Blog Pemula

Moocen Susan | Sabtu, Oktober 12, 2013 | 46 Comments so far
Cara Edit dan Posting Blog Pemula – Setelah Anda memakai jasa pembuatan blog saya disini, mungkin Anda yang masih pemula bingung bagaimana cara posting tulisan untuk pertama kali. Mari kita sama-sama belajar ya : 

1. Buka www.blogger.com 
2. Masukkan username/ email dan kata sandi Anda → Masuk
3. Klik POS 

4. Klik gambar pensil di atas 

5. Tulis judul postingan/ tulisan Anda → Tulis di kotak bawahnya apa saja yang ingin Anda tulis sebagai panduan bisa melihat fungsi icon dibawah ini :

6. Setelah selesai klik SIMPAN Pratinjau 
7. Jika sudah OK dengan tulisan Anda, silakan tutup blog pratinjau Anda dengan menekan tanda X di pojok kanan atas
8. Kembali ke dashboard dan klik publikasikan tulisan Anda 

Nah, lalu bagaimana kalau edit postingan terdahulu? 
1. Caranya sama ikuti petunjuk cara no.1-3 di atas
2. Klik EDIT 

3. Anda bisa mulai mengedit tulisan 
4. Jika sudah selesai, Klik PERBARUI 

5. Klik Lihat Blog 


Ok, selamat nge-blog ya…

Cara Memasang Timeline Twitter di Blogspot

Moocen Susan | Rabu, Oktober 09, 2013 | | 67 Comments so far
Cara Memasang Timeline Twitter di Blogspot – Apa itu timeline? Timeline adalah status tweets para pengguna twitter. Jika Anda ingin memasang widget untuk menampilkan pengguna twitter di dalam blog seperti ini,
Maka ikutilah langkah-langkah berikut ini: 
2. Masukkan username dan password Anda → Sign In 
3. Klik Buat baru 
 4. Ubah ukuran menjadi 350px dan klik Buat Widget 
 5. Copy kode script widget yang ada di dalam kotak
6. Log in ke www.blogger.com 
7. Masukkan alamat email dan kata sandi Anda → Masuk
8. Klik Tata Letak 
9. Klik Tambah Gadget 
10. Klik HTML/ Java Script 
11. Paste kode tadi ke dalam kotak HTML 
12. Simpan 
13. Geser gadget untuk meletakkan widget timeline tadi ke tempat yang Anda inginkan 
14. Simpan → Lihat Blog Anda 

Selamat mencoba ya...

Penghiburan Saatku Lelah

Moocen Susan | Rabu, Oktober 09, 2013 | 6 Comments so far
Hari ini kerjaan rumah menumpuk dan tiba-tiba bapakku mengeluh susah buang air kecil. Setiap kali bapakku mengeluh sakit, hal yang pertama kali kulakukan adalah browsing google tentang cara mengobati sakitnya. Ya namanya juga mendadak, pengennya dapat cara praktis untuk mendapatkan kesembuhan. 

Tadinya sama sekali ga ada rencana mau ke puskesmas, karena bapakku itu paling susah dibujuk untuk berobat ke dokter. Kalau penyakitnya belum parah masih ditahan-tahan, sampai kira-kira pukul 09.30 WIB akhirnya beliau memintaku mengantarkannya ke puskesmas. Jarak rumah kami dengan puskesmas menempuh waktu 30 menit dengan berboncengan naik sepeda. Begitu selesai masak, makan, dan mandi langsung cabut ke puskesmas. 

Pikirku sih biasa saja paling nanti dikasih obat terus pulang. Ternyata sampai disana, ketemu sama mantri yang kurang ramah. Bapakku malah disuruh ke rumah sakit yang jaraknya 45 menit naik sepeda dari puskesmas. Dan dengan agak kelelahan aku boncengin bapak sampai ke RSU. Gila bener, cuaca panas banget, tiba-tiba makanan yang aku makan tadi pagi berasa cepet banget ilangnya, kelaparan boo… biasanya aku bawa bekal tapi kali ini sama sekali ga ada prediksi harus ke rumah sakit segala. Memang susah kalau punya pencernaan ga beres ini, menghambat banget, mau makan sembarangan ga bisa, mau bawa bekal wes ndak kepikiran blas tadi, kirain cuma sebentar. 

Aku paling malas kalau disuruh antri. Apalagi ngantri rumah sakit, waduh pasiennya buanyak. Makanya disebut RSU. Rumah sakit umum, rumah sakit milik umum. Haha… Singkat cerita sampailah kami berdua ke rumah sakit, sambil ngos-ngosan aku antar bapakku daftar di pendaftaran pasien. Ternyata surat-suratnya kurang dan ketinggalan di rumah. Mau tak mau aku harus pulang dulu ambil surat, fotokopi, dan tidak lupa membawa bekal makan siang yang sudah kumasak pagi tadi. Badanku rasanya sudah gemeteran, aku minum air mineral yang kubawa sambil menghela nafas panjang mensugesti diri sendiri aku kuat, aku sehat, aku berani. Wes pikiranku cuma harus sampai di rumah dengan selamat dan bawa surat-surat kelengkapan registrasi. 

Akhirnya aku pun berhasil membawa surat-surat itu ke RSU. Bapakku sudah menunggu di depan loby rumah sakit. Untunglah aku segera datang, kalau tidak kasihan bapakku menunggu terlalu lama. Sampai disana benar sekali, pasiennya banyak sampai aku tidak dapat tempat duduk. Aku menunggu bapakku diluar ruang tunggu. Kulihat ada detailer cakep duduk sambil ketawa-ketawa sendiri memandang gadgetnya. Baru sebentar utak-utik gadget, dia keluarin lagi Handponenya yang kurasa mahal harganya. Dia cuek banget dengan sekelilingnya. Kupikir “wah cowok yang begini pasti sudah ada yang punya.” Aku pun mengalihkan perhatianku pada handphone milikku. Asik-asik aja yang penting bisa sms dan buka facebook. 

 
sumber: google
Hari makin siang, dokternya belum juga menangani pasien. Eh ternyata dokter lain yang menggantikan. Aku tinggal makan siang dulu di halaman rumah sakit. Lalu aku kembali lagi setelah makan siang. Aku duduk di bangku tadi, dan kulihat detailer itu sudah tidak ada di tempat semula. Tiba-tiba muncul dokter koas yang tak kalah cakepnya. Heran, hari ini aku ketemu sama cowok-cowok cakep. Tapi pupus sudah harapanku karena mereka sudah ada yang punya, ya aku tau lah karena dia pake cincin kawin. Dengan sedikit kecewa konyol aku berkata pada diriku sendiri, “ya ampun san, udah deh ga usah ngarep yang aneh-aneh. Berserah aja sama pilihan Tuhan.” 

Aku melihat kembali ruang tunggu pasien, ternyata dokter yang tadi kulihat lewat itu yang memeriksa bapakku. Akhirnya bapakku dipanggil ke dalam kamar periksa. Aku sambil cuci mata melongok ke dalam melihat bapakku sambil mencuri pandang dokter koas itu. Mungkin pikirnya malaikat di atas sana, “ya ampun bocah ini, mata keranjang banget ya hahaha..” Dari ruang periksa SpPD bapakku disuruh ke ruang IGD. Aku menuntun bapakku sampai ke ruang IGD yang jaraknya kurang dari 10 meter dari ruang SpPD (brasa jarak ideal kamar mandi dan WC ya) hahaha... 

Aku memberikan surat-surat kepada petugas IGD. Gila bener, dokter jaganya ganteng pula. Waduh ini mataku yang sliwer apa karena aku kecapean. Bapakku masih buang air kecil di toilet saat dokter jaga itu menanyakan bapakku. Langsung spontan aku bilang, “bapakku lagi pipis mas dokter,” hihi… kadang aku berpikir, enak ya kalau punya suami dokter, kalau sakit ga usah jauh-jauh ke rumah sakit. Kulihat penampilannya cuek banget, dia tidak memandangku mungkin karena hari ini aku tampak lusuh, ga sempat dandan karena tergesa-gesa ke rumah sakit. Ah cuek aja, paling-paling dia juga sudah menikah. 

Beberapa saat kemudian, ada 3 orang perawat masuk ke kamar ruang gawat darurat. Bapakku dipasangi selang dan kantong buat buang air kecil. Wah cukup banyak air seninya, pantesan terasa sakit. Bapakku memang susah kalau dinasehati untuk minum air putih yang banyak. Mungkin karena dulu aku tinggal bekerja di luar kota. Beliau tinggal sendirian di rumah, masa minum air 1 Liter baru habis seminggu kemudian? What’s ? Oh no dan kalau minum itu cuma kalau merasa haus. Sekarang sudah dinasehati dokter baru menyadari. Kalau dinasehati anaknya sendiri susah banget… 

Syukurlah bapakku bisa buang air kecil. Semoga tidak perlu dioperasi. Kututup lembar hari ini dengan syukur dan kenangan singkat bertemu 3 cowok kece di rumah sakit yang mungkin itu hanya hiburan semata untukku yang lelah.

Cara Mengatasi Kotak Komentar Blog yang Hilang

Moocen Susan | Minggu, Oktober 06, 2013 | 39 Comments so far
Cara Mengatasi Kotak Komentar Blog yang Hilang – memang yang namanya kesulitan itu kalau tidak diatasi ya tidak tahu bagaimana jalan keluarnya. Kadang bikin bingung dan stress sendiri. Lho kok malah curhat. Ok, sambil bantuin temen sambil belajar ya. 

Kemarin ada yang curhat gimana sih komentar di blog saya kok raib? What’s? Setelah dicek and ricek ternyata masalahnya ada di sini checklist Google +. Dimana pula itu? Ikuti petunjuk dibawah ini :

1. Log in ke www.blogger.com 
2. Klik Setelan 

3. Klik Google+ 

 4. Hapus Checklist yang ada di kotak ketiga bertuliskan “Gunakan Google+ Komentar di blog ini?” 

5. Lihat Blog Anda 

Nah, simple kan? Kini kotak komentar Anda yang hilang telah kembali.