Hari Rabu datang lagi, 16 Oktober 2013 aku mengantar bapakku ke rumah sakit lagi. Kali ini tidak perlu mendaftar karena kami sudah bikin janji dulu. Aku pikir bisa langsung masuk ruang USG eh ternyata kami harus antri lagi. Ya namanya juga banyak pasien, dengan sabar aku pun menunggu di depan ruang USG. Beberapa saat kemudian, nama bapakku dipanggil dan disuruh masuk ruang USG, ternyata di dalam bapakku cuma disuruh minum air putih yang banyak sebelum diperiksa. Aku keluar rumah sakit dan membeli sedotan karena tadi lupa bawa.
Karena tak terbiasa minum banyak, meski hanya setengah liter air mineral, beliau dengan terpaksa meminumnya. Nafasnya mulai terengah-engah karena terpaksa minum banyak. Aku pun agak cemas kalau bapakku ga kuat minum. Biasanya beliau cuma minum air putih sehari segelas, itu saja tidak habis. Benar-benar dehidrasi. Hal ini disebabkan karena dulu kami tidak terbiasa membeli air minum isi ulang. Biasanya kami menimba air di sumur lalu direbus. Terbayang kan? Daerah Blora itu kan tanahnya berkapur, jika merebus air pasti banyak kapur di dalamnya dan itu ga sehat. Tapi kini setelah sekian lama, kebiasaan itu pun berubah, malas merebus air jadi enakan beli gallon kan? Entah kenapa bapakku masih terbawa suasana dulu, dimana air harus irit benar. Niatnya ngirit malah undang penyakit.
Ok, kembali ke topik. Namanya juga mau di USG pasti harus nahan kencing. Bapakku sudah tidak kuat, beliau memintaku memberitahu perawat untuk segera memeriksanya. Akhirnya sebelum masuk ruang USG bapakku masuk ke ruang rontgen, baru kemudian masuk ruang USG. Ini kali pertama bapakku di USG. Rasanya canggung. Dokter yang melakukan USG tidak menjawab pertanyaanku dengan detail waktu aku tanya. Dia cuma bilang ini prostatnya…. (#Ya ngomong ga jelas banget. Bikin sebel juga).
Setelah selesai di USG, kami menuju ke ruang bedah untuk membawa hasilnya. Ternyata sampai disana kami mengantri lagi. Sudah lewat jam 13.00 nama bapakku belum dipanggil juga. Perutku sudah mulai lapar. Sedangkan bapakku karena memang dasarnya malas makan, jadi waktu aku tanya dia merasa belum lapar. Akhirnya aku tinggal makan sebentar. Aku bawa bekal makan siang dan kumakan di kantin rumah sakit. Aku cuma memesan es batu dan air mineral untuk minum. Penjualnya agak heran karena aku hanya pesan es batu. Ya memang karena aku ga bisa makan sembarangan jadi ga bisa jajan di warung sembarangan juga.
Aku sudah selesai makan, dan kembali ke ruang bedah. Kulihat bapakku masih di tempatnya dan belum dipanggil juga. Aku merasa tidak enak, melihat bapakku belum makan juga, aku keluar rumah sakit dan membeli sesuatu yang bisa buat ganjal perut. Akhirnya aku membeli sebuah pepaya dan jus. Aku bawa kepada bapakku untuk diminum. Tapi begitu aku sampai disana, ternyata sudah waktunya dipanggil masuk ruang bedah.
Ada seorang dokter dan 2 dokter koas. Dokter yang ini beda dengan dokter yang kemarin. Dia lebih ahli dan lebih nyaman diajak ngobrol. Ia memandang kami berdua lalu melihat hasil ronten dan USG bapakku. Kami menanti jawaban dokter dengan harap-harap cemas. Kami harap tidak terjadi apapun yang serius.
Berikut ini hasil USG nya :
Cystitis dengan kemungkinan diverticulitis.
Pembesaran prostat dengan volume 23,2 ml
Tak tampak kelainan pada kedua ren
Hasil Lab :
HEMATOLOGI
Lekosit: 9,1 (4,0-11,0)
HB : 13,2 (12,0-18,0)
HTM : 38,3 (35,0-47,0)
AT : 499 (150-450)
KIMIA DARAH
Glukosa sewaktu : 145
(<200)
Ureum : 14 (<50)
Kreatinin : 0,8 (0,51-1,17)
Asam Urat : 3,8 (2,4-7,0)
URIN RUTIN :
Glukosa : Negatif (-)
Bilirubin : Negatif (-)
Benda keton : (-)
Berat jenis : 1,015 (<1,005 - > 1,030)
Darah : 3+ (negative)
pH : 7,0 (5,0 ->
9,0)
Protein : 1+ (Negatif)
Urobilinogen : 3,2 (0,2-1,0 E.U/dL)
Nitrit : (-) Negatif
Lekosit : 2+ (Negatif)
Beberapa saat kemudian, dokter mulai menjelaskan bahwa bapakku hanya infeksi saluran kencing saja. Infeksinya lumayan parah, untuk pengobatan sementara hanya diberi obat seminggu dan seminggu lagi harus kontrol lagi. Lega rasanya mendengar keputusan dokter. Setidaknya tidak ditemukan batu di ginjal atau saluran kencingnya. Dokter berpesan agar aku memperhatikan jadwal minum obat bapakku karena obatnya antibiotik jadi ga boleh blong minumnya. Namanya antibiotic memang begitu, jadi kalau bolong sekali entah itu lupa ga diminum atau apapun harus mengulang lagi dari awal dengan dosis yang lebih tinggi . Tantangannya jadi nambah, harus membuat bapakku doyan makan supaya tetap rutin bisa minum obatnya.
Ini daftar obat yang diberikan dokter :
Pagi
Sebelum makan : 1 tab ranitidine 150mg
Sesudah makan :
- 1 tab Harnal D 0,2 mg
- 1 tab Ciprofloxacin 500 mg
- 1 tab Asam Mefenamat 500 mg
- 1 tab Urotractin 400 mg
Siang
Sebelum makan : -
Sesudah makan :
- 1 tab Asam Mefenamat 500 mg
- 1 tab Urotractin 400 mg
Malam
Sebelum makan : 1 tab ranitidine 150 mg
Sesudah makan :
- 1 tab Ciprofloxacin 500 mg
- 1 tab Asam Mefenamat 500 mg
- 1 tab Urotractin 400 mg
GWS For him
BalasHapusNext My Site www.pedogity.blogspot.com
Thanks:)
HapusSemoga lekas sembuh bapaknya y.... dan yang sabar ya...
BalasHapusAmin makasi mba
Hapus