Setelah 2 tahun bertahan dengan kacamata minus 5 rasanya minusku mulai bertambah. Maklum kerjaanku berhubungan dengan internet jadi mata ini jadi sering menatap layar komputer.
dokpri |
Aku pun mulai mengurus prosesnya.
Pertama, datang ke dokter keluarga (Puskesmas). Ambil antrian dan menyerahkan kartu BPJS. Setelah itu masih menunggu dipanggil masuk ke poli umum untuk meminta surat rujukan ke poli mata di rumah sakit.
Dari poli umum ke loket pendaftaran untuk menunggu surat dibuat kemudian ke ruang administrasi untuk meminta stempel. Surat rujukan ini berlaku hingga sebulan.
Karena antrian di puskesmas juga panjang hari pun sudah mulai siang, ga nyampe kalau harus ke rumah sakit di hari yang sama, apalagi jarak puskesmas dan rumah sakit agak jauh sedangkan tutup pendaftaran jam 11.00 WIB. Jadi kuputuskan ke rumah sakitnya lain hari.
Saat ke rumah sakit kemarin, ternyata tata letak ruangan loket pendaftaran sudah diubah jadi lebih bagus. Banyak sekali pasien yang menunggu antrian, kali ini lebih banyak dari biasanya. Ada yang berdiri dan duduk diluar ruangan saking banyaknya. Sialnya, mesin antrian rusak, jadi aku berdiri berdesakan dengan banyak orang yang mengantri. Antri dari jam 09.30 WIB.
Aku menyerahkan kartu BPJS dan surat rujukan. Ingat, surat rujukan yang asli harus difotokopi dulu sebelum diserahkan ke loket. Jadi kita pegang copyan suratnya, yang asli diserahkan ke loket.
Ada kejadian di sela-sela antrian itu. Ada seorang ibu yang pingsan karena terlalu lelah mengantri di kerumunan orang banyak. Tapi yang namanya antri tetap antri, ibu itu ditidurkan di bed dorong sambil menunggu giliran dipanggil ke ruang dokter.
Saat aku masih menunggu antrian, tiba tiba ada pengumuman bahwa poli mata sudah tutup. Bagi pasien yang sudah mendaftar dan belum dipanggil ke ruang dokter harap kembali lagi keesokan harinya, Aku sempat kecewa juga sih, sudah antri lama eh ga taunya harus balik lagi besok.
Selain aku, ternyata ada juga pasien lain yang lebih kecewa lagi hingga tak terbendung emosinya dan marah ke petugas pendaftaran.
Wow, keributan pun tak terelakkan. Dengan kesal, pasien itu pulang ke rumah.
Aku pun bertanya ke bagian pendaftaran, bagaimana kalau besok terjadi lagi hal seperti ini, dimana sudah datang pagi, pasien banyak banget alhasil antri lama lagi dan tiba tiba ada pengumuman tutup lagi sedangkan belum sempat diperiksa haruskah kembali keesokan harinya lagi? Wew cape deh kalau kayak gitu.
Untungnya kekhawatiranku tidak terjadi, petugasnya meyakinkanku bahwa hal itu tidak akan terjadi lagi karena biasanya yang kedua lebih cepat soalnya kartu berobatnya sudah ketemu. Benar saja tepatnya tadi aku ke rumah sakit dan sengaja datang lebih pagi.
Pasien memang banyak, tapi tak sepadat hari Senin.
Dari loket pendaftaran langsung dapat surat ke ruang poli mata. Dan antri lagi. Dokter belum datang, hanya ada perawat dan asisten dokter. Namaku dipanggil dan aku masuk ke dalam.
Sama perawatnya disuruh nutup mata kiri/ kanan dengan tangan kiri/kanan bergantian, lalu dia berdiri agak jauh sambil menunjukkan angka dengan jarinya. "Ini berapa mbak? Kelihatan nggak?" Dasarnya minusku udah banyak masih aja ga keliatan, baru kelihatan setelah dia berdiri setengah meter agak dekat dariku duduk.
Setelah itu aku disuruh menunggu lagi diluar sampai dokter datang.
Saat dokter datang, aku diperiksa lagi. Ternyata mataku sudah minus 6. Dari poli mata, diminta fotokopi kartu BPJS dan fotokopi surat rujukan masing-masing 1 lembar. Kemudian aku meminta stempel di loket BPJS yang letaknya bersebelahan dengan loket pendaftaran pasien tadi sebelum ke optic.
Beruntung sekarang ada loket BPJS di Rumah sakit, kalau dulu harus ke kantor BPJS yang jaraknya agak lumayan dari rumah sakit.
Kalau di Blora, optic yang menerima BPJS itu Central Optik dan Optik Gajahmada di Jalan Pemuda, satu lagi Optik Wahyu.
Karena yang dekat dengan rumahku optic Gajahmada jadi aku kesana. Aku datang ke optic tersebut dan mulai memilih frame yang kusuka. Wew murah-murah euy dan bagus. Untuk minus 6 lensanya seharga Rp.150.000,- sedangkan frame pilihanku juga Rp,150.000,- jadi totalnya Rp.300.000,- Berhubung pake BPJS jadi korting Rp.150.000,- so aku cuma bayar separonya aja. Kacamatanya jadinya baru besok pagi.
Demikianlah pengalamanku mengurus kacamata dengan BPJS. Semoga bermanfaat bagi yang sedang mengurus kacamata juga ya….
ternyata bisa juga ya penggantian kacamata pakai BPJS, aku juga baru daftar nih mbak
BalasHapusiya mbak bisa,,, hehe
Hapushiks.cuma dapat jatah 200ribu dan sudah termasuk frame dan kacamata?kasian..kasian. Daku malas pake kaca Mak, berat. Biasanya pilih lensa yang ringan.
BalasHapusOh bukan 200 mak tapi 150 buat kelas 3nya. lensa ringan pake mika kesane lebih tebal;
Hapuspengen punya pengalaman juga ngurus gituan di BPJS mbak...kacamataku juga sepertinya harus diganti...
BalasHapuswah hehe nambah ya mbak minusnya?>
Hapusbermanfaat mak kalo nanti ganti kacamata. punya anak kecil kacamata cepat rusak karena ketarik atau jatuh...
BalasHapusHehe iya mak Kania..
HapusHarus ke puskes atau dokter dulu ya dek ? klo lansung ke optiknya bisa gak ya ?
BalasHapusWah, lumayan mbak harganya jadi terjangkau ya
BalasHapusduh, punyaku belum jadi si, jadi ga bisa ngrasain manfaatny deh.
BalasHapusternyata utk kacamata bisa juga ya pake BPJS. Makasih infonya ya
BalasHapusKalau pengalamanku, ketika selesai mendaftar di loket pendaftaran di rumah sakit pada jam 08.30 WIB, kemudian aku harus ikut antrian di poli mata, dan aku baru selesai di pelayanan poli mata pada jam 13.30 WIB, kemudian harus antri lagi di apotik rumah sakit tersebut untuk menukarkan resep dokter, dan selesai pada jam 14.15 WIB, setelah itu aku harus kembali lagi ke Kantor BPJS, ternyata sesampainya di sana pelayanan BPJS telah di tutup pada jam 12.00 WIB, sehingga terpaksa aku harus datang lagi ke esokan harinya. Kesimpulan yang aku dapat bahwa untuk mendapatkan kacamata plus melalui pelayanan BPJS butuh waktu 3 (tiga) hari, karena memang birokrasinya terlalu panjang dan belum lagi jika ada persyaratan yang kurang atau salah, maka waktunya bisa bertambah lagi.
BalasHapusMemang birokrasi di Indonesia perlu panjang dan berbelit-belit agar terkesan bekerja tidak asal-asalan dan butuh ketelitian yang serius, karena yang butuh data adalah masyarakat bukan pemerintah. Untuk mendapatkan kontribusi dari BPJS diperlukan perjuangan keras, meskipun uangnya berasal dari iuran peserta BPJS.
Kalau kita bandingkan pada era HI atau ASKES, untuk mendapatkan kontribusi biaya kaca mata, cukup dengan menyerahkan foto copy kartu peserta ASKES, disertai menunjukkan kartu ASKES yang asli. Tapi kenyataannya ada perbedaan kebijakan antara askes dan BPJS, apalagi orang-orang yang bekerja di BPJS adalah hasil merekrut orang-orang baru, yang masih minim pengalaman.
Jadi hanya satu kata yang dapat di ucapkan, yaitu : "Belajar menjadi orang sabar".
wew, info yg bermanfaat nih, thanks yaa
BalasHapusLagi ngantri di poli mata nih, agak gak yakin sama prosedur yang kujalani karna berbeda banget. Semoga tetep bisa dapet kacamata ya 😂😂
BalasHapusTerima kasih mbak, infonya sangat berguna :)
BalasHapusnah ini dia, akhirnya ada juga yang share pengalaman ganti kacamata, kebetulan aku mau ganti model untuk Frame kacamata Wanitaku
BalasHapusKalo harga kacamata minus 2 kira2 brp ya?
BalasHapusKalo ganti gagangnya aja blh ka?
BalasHapuskacamata boleh ganti ganti kalau hostel ini jangan deh karna nyaman banget HOSTEL MURAH DI BANDUNG COCOK UNTUK BACKPACKER
BalasHapusBaru selesai dr rumah sakit ni. Tp belum klaim ke optiknya. Emang ribett banget administrasinya. Tp untung dah baca2 jd sdh antisipasi soal keribetannya. Besok baru mau klaim optik. Moga dapat sesuai hatiii.. sukses terus mbak
BalasHapus