Setelah mencoba menata hidup lebih baik, musibah kembali
muncul. Aku keracunan kentang, kentang yang kubeli ternyata beracun. Rasanya
pahit dan aku muntah-muntah kembali. Padahal aku udah ati-ati banget milihnya. Ga
ada kecurigaan karena warna kulitnya masih coklat ga ijo. Yah mungkin ini cara
Tuhan biar aku ga makan kentang mulu campur nasi, Itu kan karbo vs karbo, ga
baik buat gula darah.
Aku masih punya surat antrian kamar di rumah sakit udah dari bulan Januari 2017 antri dan kini
udah 3 bulan, kurasa ini saat yang tepat untuk ke IGD. Dalam perjalanan selama
30 menit naik motor aku menahan muntah sambil bawa kantong kresek.
Sesampainya disana jam 2 siang, banyak sekali pasien hingga
tim medis kewalahan. Aku ga dapat tempat di IGD akhirnya cuma didudukin di
kursi sambil muntah-muntah. Ditensi di kursi pula. Sampai kurang lebih 30 menit
baru dapat bed itupun masih di IGD. Kacau sekali hari itu. Salah seorang staff
yang sepertinya dihormati disitu datang memeriksa keadaan IGD, dan ketika dia
melihatku muntah namun belum ditangani tim medis dia berkata sabar ya bu. Haiz
ibu… setua itukah wajahku #nengok spion
Akhirnya satu per satu pasien dipindahkan ke dalam. Aku
dapat bed, tapi ga dapat bantal dan selimut. Setelah beberapa waktu menunggu,
ada salah seorang suster memindahkanku ke ruang berikutnya. Disini semakin
kacau. Ruang kantor suster campur bed-bed berisi orang sakit memenuhi jalan. Aku tak peduli, aku terus
muntahin semua isi perutku hingga yang tersisa cairan asam lambung yang tak
kunjung berhenti keluar.
Aku lemas, tak ada nafsu makan. Bahkan nasi bekalku bersama
telur rebus sudah mengeras. Aku ga kolu makan lagi. Apelku mulai nggabus. Kacau
balau. Perutku ga karuan. Lalu suster memasang infuse dan memberikanku suntikan
injeksi. Aku sangat mengenali rasanya setelah diinjeksi haiz.. kenapa tubuhku
rasanya ga karuan. Ini pasti dikasih obat penenang lagi. Dia bilang lanzoprazol
dan ranitidine. Ternyata ini midazolam, sangat kubenci. Akh… ga enak banget rasanya.
Badanku sakit semua. Mual dan tiba tiba aku mengantuk aku lupa dengan rasa
mualku.
Entah kenapa aku selalu marah kalau dikasih penenang. Aku
mengantuk dank arena baru datang jam 2 siang maka aku ga dapat makan malam.
Akhirnya aku minta adiku belikan bubur ayam. Malam itu aku tidur di IGD bersama
puluhan pasien yang masih belum dapat kamar. Aku BPJS kelas 1 dan tidur di IGD.
Adiku bahkan tidak punya tempat buat duduk. Akhirnya dia pulang. Malam itu aku
sendirian di rumah sakit. Pikiranku cuma kapan diendoskopi lagi. Suster bilang
ga bisa endoskopi kalau ga dapat kamar.
Pupus sudah harapanku. Malam itu aku berniat pulang saja.
Namun Tuhan menahanku. Seorang perawat laki-laki memberitahuku untuk pindah
kamar kelas 1. Ya ruang kutilang. Aku didorong dalam keadaan berbaring di bed
ke ruang kelas 1 rumah sakit pemerintah itu.
Kamarnya bagus, ada TV dan kamar mandi dalam. 1 ruangan ada
2 orang yang masing-masing ada TVnya. Entah jam berapa aku dipindahkan ke kamar
itu. Aku sudah tak sabar menunggu pagi dan makan. Malam itu suster datang dan
memperkenalkan diri mengajariku cara mencuci tangan dan menanyaiku tentang menu
makanku. Aku senang sekali bisa order menu khusus. Tapi ternyata aku mual lagi
gara-gara kurang lengkap sebutin menuku. Aku bilang diet ga makan tahu, tempe,
ikan laut, daging sapi. Aku Cuma boleh makan telur dan ayam saja. Tapi pagi itu
dikasih makan ayam kecap pedas meski Cuma kulit Lombok tapi perutku mulai demo.
Aku marah banget dalam hati. Aku susah payah jaga makan, kenapa di rumah sakit
malah kacau lagi perutku, Udah gitu datangnya telat mulu.Untung aku bawa apel
yang rasanya udah ga karuan ga fresh lagi. 2 kali kena pedas, udah mau muntah
rasanya.
Aku panggil ahli gizi dan orang dapur. Aku benar-benar
marah. Dan mereka setuju untuk mengganti menu mulai malam itu. Untung rasa
mualku berkurang setelah minum metoclopamide dan lanzoprasol serta sucralfate. Lanzoprasol
(prosogan) dan metoclopamidenya berupa injeksi katanya sekali suntik 80rb.
Untung ada BPJS.
Pasien di sebelahku sakit kanker tulang. Dia terus muntah
akibat kemo. Sudah 7 minggu dia dirawat, katanya sudah habis ratusan juta. Tapi
untung dicover BPJS. Ibu itu sangat bersyukur ada BPJS demikian juga aku.
Malam itu menunya nasi sekepal tangan dan telur rebus sama
sop. Aman lah. Aku makan dengan lahap meski menunya hambar. Tensiku Cuma 90/70
karena dibarengi datang bulan. Paling malas BAB kalau lagi diinfus padahal
kalau dirumah aku biasakan setiap pagi BAB harus keluar.
Pagi jam 8 dokterku datang dan aku minta janjinya untuk
endoskopi ulang dan dia setuju. Yes. Aku penasaran dengan kondisi lambung dan
esofagusku karena dipakai muntah selama 1 tahun, berdarah dan BAB hitam.
Penurunan berat badan mendadak.
Malam jam 7 aku makan terakhir padahal endoskopinya jam 8
pagi. Seharusnya aku ngisi perut dulu sampai puasa dari jam 2 pagi tapi sudah
ga ada makanan lagi. Akhirnya aku tahan saja laparku, untung dibantu obat mual
dan infuse. Aku harus puasa, kapan lagi bisa endoskopi kalau ini ga berhasil.
Jam 8 kurang, aku dijemput dan diganti baju operasi. Ramai
sekali perawat disitu. Kebanyakan cowok. Aku ga terlalu jelas melihatnya karena
kacamataku ditinggal di kamar pasien. Tapi ada satu cowok sepertinya dokter
yang membantu endoskopi, ah mungkin dia dokter anastesi. Ganteng putih,agak
terhibur melihatnya. He is my type, ah tapi aku ga peduli. Jangan-jangan dia
sudah menikah. Ah. Pikiranku kemana-mana.
Ini endoskopi yang ketiga. Aku tenang saja, tapi kali ini
cairan yang disemprot di mulutku melukai tenggorokanku rasanya. Ketika kutelan
cairan itu rasanya tenggorokanku radang beberapa saat. Ada rasa menebal mulai
muncul dan aku tidak sadarkan diri. Entah kapan dokter masuk dan melakukan
endoskopi tapi tau tau aku sadar dan sudah 2 jam berlalu padahal endoskopi Cuma
30 menit saja.
Astaga ga terasa bener endoskopinya karena dibius total. Aku
kembali ke kamarku dan makan. Hasil endoskopiku polip gaster dan gastritis erosive.
Tanggal 31 maret 2017 kontrol lagi.
Tanggal 31 maret 2017 kontrol lagi.
Surat yang dibawa : Surat kuning yang difotokopi, KTP dan
kartu BPJS asli.
Untuk pendaftaran kontrol bisa lewat sms atau online via web.
Adapun cara SMSnya dengan format :
REG#NO REKAM MEDIS#KODE POLIKLINIK#KODE DOKTER#TGL
PERIKSA#BPJS
MISAL : REG#C574831#103#D00XXX#2017-03-313#BPJS
KIRIM KE : 085-865-483-323
Setelah itu aku dapat balasan sms dari CS.
Yah demikianlah kisah
dan pengalamanku diendoskopi untuk ketiga kalinya. Semuanya free ditanggung
BPJS. Semoga bermanfaat.
Mba Susan, semoga lekas sembuh dan bisa beraktivitas dengan baik lagi. Aamiin.
BalasHapusAmin, makasi mba
HapusKalau boleh tau bius totalnya itu juga disuntik lewat infus saja/ada bagian tulang belakang juga mbak sus?
BalasHapusSalam kenal
Lekas sembuh
Lewat infus saja mbak Ulin :D
Hapussalam kenal jg dan makasi
Slam kenal mbak ,apa kah stiap endoskopi hrs d ambil cairan (biosi)ny ,kbetulan sya akn mlakukN endoskopi tp knp prasaan ragu and tkut sya sgt bsar krn tkut efek smping dr camera endos melukai slah stu orgn dlm tbuh apa bnr bgtu mbak ,tks buat jwaban ny
BalasHapusbiopsi dilakukan untuk mengetahui adanya bakteri atau adanya massa lain.dokter pasti sdh memperkirakan hal itu jd jgn mencemaskan hal yg blm terjadi.yg endos kan dokter spesialis bkn tukang bengkel las.jd anda hrs pcaya dan jgn tkt
Hapus