Laman

  • HOME
  • LOMBA BLOG
  • ARTIKEL
  • TUTORIAL
  • JUAL SUPERGREENFOOD

Cara Memasang Menu Navigasi Horisontal

Moocen Susan | Jumat, September 13, 2013 | 6 Comments so far
Pada tutorial yang lalu, saya pernah berbagi cara membuat menu dari label disini. Sebenarnya fungsinya sama, yaitu untuk mengelompokkan postingan berdasarkan label yang Anda buat. Nah, hari ini saya akan berbagi cara memasang menu navigasi horizontal di blog seperti ini:


 tapi tanpa perlu mengedit template Anda karena kode ini dapat dipasang melalui gadget blog Anda. Berikut ini caranya:

1. Log in ke www.blogger.com
2. Klik Tata Letak

3. Klik Tambah Gadget

4. Klik HTML/ Java Script

5. Copy dan Paste (Ctrl+C→Ctrl+V)kode dibawah ini ke dalam kotak HTML
<style> #tabs11 img { border: none; } #tabs11 { float:left; width:965px;margin-left:-30px; background:#7C3200; font: bold 8.5pt Verdana; line-height:normal; border-bottom:1px solid #C2BDAE;margin-top:-29px;margin-bottom:6px } #tabs11 ul { margin:0; padding:10px 10px 0 50px; list-style:none; } #tabs11 li { display:inline; margin:0; padding:10; } #tabs11 a { float:left; background:url(https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRF_8vC91MgxFyjdQivD6XaICJYT6ZNWEU_giFJmd35-MzLDXWC8xDegVsdZ4_P2yv0bP05dX6cBZ2dTckNUfiFG7Bc6aRiPzRG6ry663GSzecqImRBljxgFnThx6B0b7nftMnwrsoQ-0/s1600/tableft11.png) no-repeat left top; margin:0; padding:0 0 0 4px; text-decoration:none; } #tabs11 a span { float:left; display:block; background:url(https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwLZcd9SjRAITaPwdgIaoOFlXBTXBNipOnOTsVqprC0mqYUTGlpr3r_zofrpW7IAYQJLq5bGwqgD7esPGnd5NEJwQs9LwlOqcPZR9H8kM73GGhObowgxkf6I7MHQhUeBZz0sXHOJTInvk/s1600/tabright11.png) no-repeat right top; padding:5px 15px 4px 6px; color:#9F9584; } /* Commented Backslash Hack hides rule from IE5-Mac */ #tabs11 a span {float:none;} /* End IE5-Mac hack */ #tabs11 a:hover span { color:#FFF; } #tabs11 a:hover { background-position:0% -42px; } #tabs11 a:hover span { background-position:100% -42px; } #tabs11 #current a { background-position:0% -42px; } #tabs11 #current a span { background-position:100% -42px; } </style> <div id="tabs11"> <ul> <li><a href=" URL BLOG ANDA/"><span>HOME</span></a></li> <li><a href=" # "><span>LINK1</span></a></li> <li><a href=" # "><span>LINK2</span></a></li> <li><a href=" # "><span>LINK3</span></a></li> <li><a href=" # "><span> LINK4</span></a></li> <li><a href=" # "><span>LINK5</span></a></li> <li><a href=" # " ><span> LINK6</span></a></li><li><a href=" # "><span> LINK7</span></a></li></ul> </div>
6. Perhatikan kode berikut ini :
<li><a href="#" ><span>LINK n</span></a></li>
Keterangan : 
- Ganti tulisan warna merah dengan alamat URL Blog Anda.
- Ganti kode (#) dengan link halaman blog Anda, misalnya   http://moocensusan.blogspot.com/2013/07/daftar-isi.html
- Ganti tulisan Link n dengan judul menu link Anda, misalnya Daftar Isi, Artikel, Tutorial, Cerpen, dll.
- Anda juga dapat mengubah warna background sesuai selera Anda disini.

7. Seret Gadget tadi hingga letaknya berada tepat dibawah header blog Anda → Simpan → Lihat Blog Anda

Tak Seperti Dulu Lagi

Moocen Susan | Rabu, September 11, 2013 | 11 Comments so far
“Ya, tak seperti dulu lagi.” Itulah yang aku rasakan saat kembali pulang ke kampung halamanku setelah resign dari tempat kerjaku yang terakhir. Aku pulang ke kota ini dan mendapati kabar bahwa banyak teman-teman seangkatanku bahkan adik kelas yang umurnya terpaut jauh denganku pun sudah berumahtangga. Jujur aku sangat kesepian ketika aku mengajak mereka main lagi sudah tidak punya waktu lagi karena harus mengurus rumah tangganya. Bahkan sms-an pun jarang mereka balas kalau tidak benar-benar penting.

credit
Awalnya aku merasa sedih dan kesal. Aku merasa teman-temanku sombong setelah menikah. Namun, lambat laun aku pun menyadari dan memaklumi hal itu, dan memang sudah tidak seperti dulu lagi saat masih kanak-kanak kita bisa bebas bermain bersama mereka. Kadang ada juga yang sikapnya sudah berubah jadi lebih jaga image denganku. Saat bersama mereka aku merasa masih seperti anak-anak yang masih kekanakan. 

 Saat masih jomblo kita memang bebas berbuat apa saja, bebas menentukan keputusan semau kita. Tetapi ketika kita sudah berkeluarga, kita tidak bisa sebebas waktu kita masih single. Ada tanggungjawab ekstra yang kita emban, ada suami dan anak-anak. Kita juga tidak bisa memutuskan segala sesuatu sendiri karena harus meminta pertimbangan suami sebagai kepala rumah tangga. Apalagi sebagai ibu rumah tangga tanpa asisten, betapa banyaknya hal yang harus diurus dari memasak, mencuci, merawat anak-anak, tak habi-habis rasanya pekerjaan ibu rumah tangga. 

Wajarlah kalau mereka sudah tidak ada waktu lagi untuk bermain bersama teman masa kecilnya. Kemudian aku mencoba menemui adik kelasku yang lain, ketika aku hendak main ke rumahnya ia menolak dengan alasan akan pergi dengan pacarnya. Hatiku makin galau dibuatnya. Aku benar-benar kesepian. Dalam kesendirian dan kegalauanku, itu saat yang paling tepat untuk berdoa dan mengisi waktu-waktuku dengan beraktivitas. Aku menyibukkan diriku dengan menulis dan online. Aku tidak mengijinkan pikiranku ini diisi dengan kegalauan yang tiada berujung. 

Kadang setiap aku istirahat sejenak dari menulis, selalu terbesit kesendirian dan mengasihani diri hingga tanpa sadar air mataku mulai mengalir. Berdua memang lebih baik daripada seorang diri, namun jika tidak ada seorangpun yang bisa diajak berdua, maka komputerku lah yang sering jadi temanku. Aku bisa menuangkan segala rasa dan isi hatiku melalui tulisan seakan seperti sedang berbicara dengan teman yang mau mendengar semua keluh kesahku. 

Daripada aku update status di facebook tentang kegalauanku yang dibaca oleh orang banyak dan mungkin mereka akan jadi bosan karenanya jadi aku lebih suka mengetiknya di Ms. Word. Setidaknya itu membuatku lega. Harus ada sesuatu yang diungkapkan agar tidak menumpuk di dalam hati sehingga terasa sesak di dada. Ini mungkin bisa jadi alternative cara agar tidak kesepian jika hanya bisa ada di dalam rumah. Selain kita bisa menghalau rasa galau dengan refreshing atau jalan-jalan dan melakukan hobby kita.

Cara Membuat Pagging Navigasi Blogspot

Moocen Susan | Selasa, September 10, 2013 | 4 Comments so far
Untuk mempercantik tampilan blog, tak ada salahnya kita memasang Pagging Navigasi atau Halaman bernomor:


Navigasi membantu pengunjung blog untuk mencari artikel di halaman tertentu. Cara Membuatnya sebagai berikut:

1. Log in ke www.blogger.com 

2. Klik Tata Letak 

3. Klik Tambah Gadget 

4. Klik HTML/ Java Script 

5. Copy dan paste (Ctrl+C→Ctrl+V) kode script di bawah ini ke dalam kotak HTML → Simpan

Kode Script:
<style> .showpageArea {padding: 0 2px;margin-top:10px;margin-bottom:10px; } .showpageArea a {border: 1px solid #794E11; color: #794E11;font-weight:normal; padding: 3px 6px !important; padding: 1px 4px ;margin:0px 4px; text-decoration: none; } .showpageArea a:hover { font-size:11px; border: 1px solid #; color: #794E11; background-color: #FFFFFF; } .showpageNum a {border: 1px solid #794E11; color: #794E11;font-weight:normal; padding: 3px 6px !important; padding: 1px 4px ;margin:0px 4px; text-decoration: none; } .showpageNum a:hover { font-size:11px; border: 1px solid #; color: #794E11; background-color: #FFFFFF; } .showpagePoint {font-size:11px; padding: 2px 4px 2px 4px; margin: 2px; font-weight: bold; border: 1px solid #; color: #fff; background-color: #794E11; } .showpage a:hover {font-size:11px; border: 1px solid #; color: #794E11; background-color: #FFFFFF; } .showpageNum a:link,.showpage a:link { font-size:11px; padding: 2px 4px 2px 4px; margin: 2px; text-decoration: none; border: 1px solid #794E11; color: #794E11; background-color: #FFFFFF;} .showpageNum a:hover {font-size:11px; border: 1px solid #; color: #794E11; background-color: #FFFFFF; } </style> <script type="text/javascript"> function showpageCount(json) { var thisUrl = location.href; var htmlMap = new Array(); var isFirstPage = thisUrl.substring(thisUrl.length-14,thisUrl.length)==".blogspot.com/"; var isLablePage = thisUrl.indexOf("/search/label/")!=-1; var isPage = thisUrl.indexOf("/search?updated")!=-1; var thisLable = isLablePage ? thisUrl.substr(thisUrl.indexOf("/search/label/")+14,thisUrl.length) : ""; thisLable = thisLable.indexOf("?")!=-1 ? thisLable.substr(0,thisLable.indexOf("?")) : thisLable; var thisNum = 1; var postNum=1; var itemCount = 0; var fFlag = 0; var eFlag = 0; var html= ''; var upPageHtml =''; var downPageHtml =''; var pageCount=10; var displayPageNum=5; var firstPageWord = 'Home'; var endPageWord = 'Last'; var upPageWord ='Previous'; var downPageWord ='Next'; var labelHtml = '<span class="showpageNum"><a href="/search/label/'+thisLable+'?&max-results='+pageCount+'">'; for(var i=0, post; post = json.feed.entry[i]; i++) { var timestamp = post.published.$t.substr(0,10); var title = post.title.$t; if(isLablePage){ if(title!=''){ if(post.category){ for(var c=0, post_category; post_category = post.category[c]; c++) { if(encodeURIComponent(post_category.term)==thisLable){ if(itemCount==0 || (itemCount % pageCount ==(pageCount-1))){ if(thisUrl.indexOf(timestamp)!=-1 ){ thisNum = postNum; } postNum++; htmlMap[htmlMap.length] = '/search/label/'+thisLable+'?updated-max='+timestamp+'T00%3A00%3A00%2B08%3A00&max-results='+pageCount; } } } }//end if(post.category){ itemCount++; } }else{ if(title!=''){ if(itemCount==0 || (itemCount % pageCount ==(pageCount-1))){ if(thisUrl.indexOf(timestamp)!=-1 ){ thisNum = postNum; } if(title!='') postNum++; htmlMap[htmlMap.length] = '/search?updated-max='+timestamp+'T00%3A00%3A00%2B08%3A00&max-results='+pageCount; } } itemCount++; } } for(var p =0;p< htmlMap.length;p++){ if(p>=(thisNum-displayPageNum-1) && p<(thisNum+displayPageNum)){ if(fFlag ==0 && p == thisNum-2){ if(thisNum==2){ if(isLablePage){ upPageHtml = labelHtml + upPageWord +'</a></span>'; }else{ upPageHtml = '<span class="showpage"><a href="/">'+ upPageWord +'</a></span>'; } }else{ upPageHtml = '<span class="showpage"><a href="'+htmlMap[p]+'">'+ upPageWord +'</a></span>'; } fFlag++; } if(p==(thisNum-1)){ html += ' <span class="showpagePoint"><u>'+thisNum+'</u></span>'; }else{ if(p==0){ if(isLablePage){ html = labelHtml+'1</a></span>'; }else{ html += '<span class="showpageNum"><a href="/">1</a></span>'; } }else{ html += '<span class="showpageNum"><a href="'+htmlMap[p]+'">'+ (p+1) +' </a></span>'; } } if(eFlag ==0 && p == thisNum){ downPageHtml = '<span class="showpage"> <a href="'+htmlMap[p]+'">'+ downPageWord +'</a></span>'; eFlag++; } }//end if(p>=(thisNum-displayPageNum-1) && p<(thisNum+displayPageNum)){ }//end for(var p =0;p< htmlMap.length;p++){ if(thisNum>1){ if(!isLablePage){ html = '<span class="showpage"><a href="/">'+ firstPageWord +' </a></span>'+upPageHtml+' '+html +' '; }else{ html = ''+labelHtml + firstPageWord +' </a></span>'+upPageHtml+' '+html +' '; } } html = '<div class="showpageArea"><span style="font-size:11px;padding: 2px 4px 2px 4px;margin: 2px 2px 2px 2px;color: #794E11;border: 1px solid #333; background-color: #FFFFFF;" class="showpage">Page '+thisNum+' for '+(postNum-1)+': </span>'+html; if(thisNum<(postNum-1)){ html += downPageHtml; html += '<span class="showpage"><a href="'+htmlMap[htmlMap.length-1]+'"> '+endPageWord+'</a></span>'; } if(postNum==1) postNum++; html += '</div>'; if(isPage || isFirstPage || isLablePage){ var pageArea = document.getElementsByName("pageArea"); var blogPager = document.getElementById("blog-pager"); if(postNum <= 2){ html =''; } for(var p =0;p< pageArea.length;p++){ pageArea[p].innerHTML = html; } if(pageArea&&pageArea.length>0){ html =''; } if(blogPager){ blogPager.innerHTML = html; } } } </script> <script src="/feeds/posts/summary?alt=json-in-script&callback=showpageCount&max-results=99999" type="text/javascript"></script>
6. Seret kotak gadget pagging navigasi tersebut tepat di bawah Linkwithin

NB : Anda dapat mengubah warna dan background tampilan pagging navigasi ini sesuai warna kesukaan Anda. (lihat kode warna disini

Selamat mencoba ^_^

Cara Menonton Video dengan KMPlayer

Moocen Susan | Selasa, September 10, 2013 | Be the first to comment!
Sebelumnya saya akan sedikit menjelaskan, apa itu KMPlayer? KMPlayer merupakan media player untuk memutar berbagai jenis video seperti avi, mkv, mp4, dll. Tapi syaratnya Anda harus download film dulu dari internet baru dimasukin ke file dokumen di komputer. Ok tanpa banyak basa-basi lagi mari kita coba bersama caranya : 

1. Klik 2x pada icon KMPlayer → Klik Open File 
 2. Klik film yang ingin Anda tonton dari file komputer Anda → Klik Open All File/ folder 

Simple kan? Selamat nonton :)

Enaknya Mandiri

Moocen Susan | Selasa, September 10, 2013 | Be the first to comment!
Jika bukan karena sakit dan harus makan dengan pantangan makan tertentu mungkin saya tidak akan pernah mau belajar memasak sendiri. Karena mau gimana coba, makan di warung makan sembarangan juga lambungku tidak mau terima. Jadi mau tidak mau aku harus masak sendiri supaya aman. Kalau masih ada ibu, tinggal bilang sama ibu dan ibu yang masakin. Tapi berhubung ibuku sudah wafat, maka saya harus mengurus diri sendiri terutama dalam hal makan.

Ada hikmahnya juga, meski aku tidak bisa makan segala macam makanan yang kusuka tapi disini aku bisa belajar mandiri memasak untuk diri sendiri. Entah enak atau ga yang penting bisa makan. Hehe… Kerasa banget susahnya cari makan waktu masih kos di luar kota. Karena disana tidak boleh masak sendiri sedangkan transportasinya cuma “mersi” (mersikil=jalan kaki) jadi mau ga mau ya cari warung yang deket-deket kos an. Kalau tutup ya alamat ga bisa makan. Cuma bisa masak nasi pake magic com sama makan abon. Hiks..Begitu aku sakit, plus ga bisa masak karena dilarang masak sama ibu kos akhirnya pakai jasa cattering. Begitu pulang kampung yah masak sendiri lagi deh. 

credit
Sebagai cewek aku memang harus membekali diriku untuk bisa masak sendiri dan aku mulai merasakan manfaatnya dengan bisa masak sendiri tentu aku tidak perlu bergantung kepada warung makan. Ya memang sih sekarang banyak sekali jasa catering dan warung makan tapi kan boros euy… apalagi kalau sudah berumahtangga dan ga bisa masak? Ga tega aja sama anak dan suami, meskipun banyak cowok yang sudah tidak mempermasalahkan kalau istrinya ga bisa masak gapapa yang penting sayang. Bahkan impianku jika berumahtangga nanti aku tidak mau pakai jasa asisten rumah tangga, lebih baik dikerjakan sendiri selain hemat uang juga lebih bebas kalau mandiri. 

Kebayang deh para ibu yang tergantung dengan kehadiran asisten rumah tangga dan tidak membekali dirinya untuk mandiri begitu ditinggal mudik sama asistennya jadi kalang kabut sendiri. Hal inilah yang membuatku ingin mandiri ya agar tidak bingung kalau tak ada yang membantu. Mungkin ada beberapa orang yang terpaksa memakai jasa asisten rumah tangga karena kesibukannya sebagai wanita karier, ga salah sih. Cuma kalau tetep bisa masak sendiri kan lebih enak ya. Jadi meski ditinggal mudik dan ga ada warung yang buka tetep ga kelaperan. Hal ini bukan bermaksud apa-apa sih, meski ga harus pinter masak kayak koki tapi minimal bisalah sedikit-sedikit hehe…ya buat mengantisipasi aja pas keadaan darurat. 

Hidup di desa tidak seperti hidup di kota, disini kalau ada cewek ga bisa masak selalu saja jadi bahan obrolan. Contohnya dulu ketika aku masih belum bisa masak baru beli makan di warung aja, eh penjualnya sinis banget lho, 

“Kamu kok beli sayur terus apa ga pernah masak? Kenapa? Ga bisa masak ya? Cewek kok ga bisa masak? Bla bla bla…” 

Semakin dicerna semakin menyakitkan kata-kata itu. Kalau diluar kota ga mungkin ada yang tanya seperti itu. Hal yang menekan itu mengubah saya untuk mau mencoba mandiri dan belajar memasak sendiri. Sekarang saya bisa merasakan manfaatnya. Itulah enaknya mandiri.

Lebih Baik Diam

Moocen Susan | Senin, September 09, 2013 | 2 Comments so far
credit
Ada bermacam-macam karakter orang yang kita temui. Tak jarang ada diantara mereka yang suka tak mau kalah dalam perbincangan. Atau disebut dengan istilah paling vocal. Jika berbicara dengan orang seperti ini tentunya akan sangat menjengkelkan karena ia ingin selalu merasa benar sendiri sedangkan orang lain harusnya mau menerima pendapatnya.

Jika ia adalah orang yang lebih tua dengan kita dan sedang berselisih pendapat dengan kita maka lebih baik kita diam daripada terus berdebat dan akibatnya pertengkaran pun tidak akan ada habisnya jika tak ada yang mau mengalah. Orangtua yang sedang memarahi anaknya dengan mengomel tiada henti apabila dilawan maka kita akan jadi durhaka. Meskipun anak merasa dirinya benar terkadang orangtualah yang paling benar jadi tidak boleh dibantah. 

Ada sebuah ilustrasi, seperti ini. Ada sebuah keluarga yang hidup dalam kemiskinan. Sang ibu beranak satu ini sudah tidak mempunyai suami. Ia mendidik anaknya untuk hidup jujur. Di sekolah, ada seorang temannya yang usil dan ia difitnah mencuri uang SPP temannya. Hal ini dibuktikan dengan uang SPP yang dimasukkan sendiri ke dalam tas anak ini. Ibu guru pun memanggil ibu si anak ini. 

Mendengar bahwa anaknya dituduh mencuri maka ibu inipun menghajar anaknya karena ia sangat kecewa pada anaknya. Walaupun si anak membela dirinya bahwa ia hanya difitnah, bukti itu tidak bisa dipungkiri. Ia tidak bisa berbuat apa-apa untuk membuktikan bahwa itu semua hanya fitnah dari teman sekolahnya yang tidak suka dengannya. Dalam keadaan seperti ini, bagaimana anak ini mau melawan?

Diam adalah solusi terbaik ketika sedang diomeli tiada henti. Sampai suatu saat, diam-diam ia mulai mencari cara untuk membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah dan menjadi korban fitnahan temannya itu. Jadi saat kita dimarahi akan sebuah perbuatan yang tidak kita lakukan, jangan melawan detik itu juga. Namun carilah cara untuk membuktikan bahwa Anda tidak bersalah. 

Contoh lainnya, saat berhadapan dengan teman kita yang suka tak mau kalah dalam perbincangan. Saat kita sedang mengemukakan pendapat kita selalu dibantahnya, dengan asumsinya sendiri. Jika berhadapan dengan orang semacam ini lebih baik kita diam dan biarkan saja dia terus bicara sampai dia capek sendiri. 

Di satu sisi itu akan menghentikan perbantahan dan disisi lain itu akan membuat kita tidak membuang terlalu banyak waktu dan energy percuma hanya untuk meladeni orang semacam ini. Jika sesuatu bisa dipermudah mengapa harus dipersulit?