Sejak bapak meninggal, agoraphobia saya kembali kumat. Saya mulai merasa takut bepergian kemana-mana sendiri. Namun, hari ini saya harus ke kantor pajak sendirian.
Awalnya sangat takut keluar rumah, takut pingsan, takut lemas dan kelaparan, oleh karena itu saya membawa bekal pisang. Mungkin kelihatannya lebay bagi orang normal, tapi saya merasa nyaman ketika ada pisang dalam keranjang sepeda saya.
Yang saya lakukan disaat takut itu adalah berbicara kepada diri saya sendiri. Jika sampai saya lemas/ pingsan di tengah jalan, maka saya akan berhenti dan sms adik saya. Maka ia akan datang seperti superman menolong saya. Itu membuat saya agak nyaman. Apa saya aneh menurut saudara? Mungkin.
Atau jika saya sedang naik sepeda dan takut maka saya akan bersepeda di belakang orang lain misalnya tukang becak seakan dia teman saya. Sehingga ketika saya jatuh saya akan panggil dia untuk berhenti dan menolong saya.
Itu adalah modal saya untuk berangkat hari ini.
Sampai di kantor pajak, benar sekali saya gemeteran, saya berkata-kata terlalu cepat dan keringetan apalagi melihat banyak orang antri laporan SPT Tahunan.
Ketika saya minta formulir ke resepsionis, saya begitu panic hingga tak bisa menulis dengan benar. Saya terus bertanya kepada resepsionis apakah masih lama antrinya
Ketika saya buka lembar kedua, saya baru sadar kalau saya harus tempel materai disitu. Saya keluar lagi untuk beli materai, untung ada penjual materai dekat kantor pajak. Saya dapat nomor A27 sedangkan petugas loket masih melayani nomor A19. Masih ada waktu buat keluar beli materai.
Perasaan takut menghantui saya lagi tapi saya ga mungkin pulang kerumah sedangkan urusan belum beres. Dalam hati saya terus berkata "Tuhan Yesus aku takut..!".
Tetapi Tuhan menghibur dan menguatkan saya. Tiba tiba saya bertemu teman lama saya. Saya senang dan tenang ada orang yang saya kenal di dekat saya. Saya merasa aman.
Pada saat saya keluar di luar pagar ada tukang becak tetangga saya dan dia tersenyum pada saya. Saya lebih nyaman. Terima kasih Tuhan saya merasa ada kekuatan lagi.
Saya pun memakai waktu yang ada untuk beli materai keluar kantor.
Ketika saya kembali ke kantor pajak lagi, ternyata sudah lewat 1 nomor dari giliran saya. Segera setelah petugas pajak itu selesai melayani nomor A28 saya langsung menerobos masuk karena saya nomor A27.
Petugas itu tersenyum kepada saya ketika melihat saya lari menuju mejanya. Saya menjadi lebih tenang dan aman. Hanya melihat senyumnya saya dikuatkan. Selama berbicara dengan saya yang super panic, dia terus tersenyum.
Saya tak menyadari urusan saya sudah selesai tapi saya sepertinya masih ingin berbicara dengannya. Ketika pulang ke rumah, saya merasa sangat gembira sehingga rasa takut itu sirna.
Inilah perjuangan saya hari ini, perjuangan seorang agoraphobia.
agoraphobia = orang yang takut keramaian.
Kalau saya bukan agoraphobia, tapi phobia metropolitan. Sama nggak ya?
BalasHapusRasanya saya juga akan menuliskannya di blog :)
mungkin ada samanya dikit hehe, silakan mbak
Hapus