Mungkin karena aku tinggal di kampung jadi masyarakatnya terlalu reseh (maaf kata ya, terutama ibu-ibu nih :( ). Eh tapi ga di kampung juga sih, kalau di kota tinggal di perumahan juga kadang gitu kali ya, ketemu dengan gossiper-gosiper sejati yang suka menghakimi.
Awalnya aku sangat tertekan jika ada orang yang bertanya kepadaku “Apa kamu bisa memasak?” Kok beli terus, emang kamu ga bisa masak ya? Apa nggak pernah masak? Cewek kok ga bisa masak!” (Hello ….masalah ya buat elo?” Pengen deh nyahut kayak gitu tapi ntar jadi rame. Daripada rame mendingan diem. Mengalah kan bukan berarti kalah. Betul?”
Dan setiap kali kata-kata itu terngiang di benakku, muncul rasa bersalah di dalam diriku dan aku merasa cewek lain bisa lebih pintar memasak dariku. Nah ini yang bikin orang jadi minder, karena sering diolok-olok. So, buat pulih dari rasa minder perlu merubah stigma.
Tapi setelah aku pindah keluar kota, ternyata pandanganku tentang cewek yang harus bisa masak itu lebur. Banyak kok cewek yang ga bisa masak selain aku, dan ada juga yang sudah menikah dan punya anak tapi tetep aja ga bisa masak juga ga masalah. Bukan sesuatu yang menekan. Aku pun berhenti merasa bersalah.
Saat aku terkena bile refluks yang mana aku udah ga bisa lagi makan sembarangan dan di warung makan manapun yang aku mau, Kebayang betapa tersiksanya kalau mau makan tapi banyak pantangannya. Apalagi saat aku masih kos diluar kota sedangkan dikos ga boleh masak sendiri. So, mau tak mau harus cari catering yang khusus masakin menu makanku. Dan itu langka, aku harus nyari cateringan yang bener-bener mau terima request menuku yang lain daripada yang lain.
Puji Tuhannya ada seorang tante yang punya bisnis catering dan kos-kosan cowok yang mau masakin aku. Tante itu kalau masakin aku benar-benar ga pake minyak. Karena kalau aku makan ada minyaknya dikit aja pasti mual. Menu makanku sehari hari serba rebus, telur rebus, sayur bayam atau sup isi wortel dan kentang doank dan bumbunya ga pake ditumis tapi langsung direbus sekalian, lauknya tetep aja telur rebus. Mau nyoba makan yang lain takut muntah. Dan yang namanya nyoba makan yang ga biasa itu benar-benar butuh keberanian dan tekad yang kuat untuk tidak muntah.
Pelan-pelan aku latih makan sayur yang lainnya, seperti broccoli, sawi, bunga kol, tauge lalu nyoba makan ayam tanpa kulit. Setelah resign dari tempat kerjaku yang nyaman aku balik ke kampung dan mau tak mau aku harus belajar memasak sendiri makananku, yang mana waktu itu tanpa minyak, tanpa pengawet, tanpa bumbu penyedap rasa/ vetsin. Keadaan telah membuatku menerima kenyataan bahwa aku lemah di pencernaan dan harus masak sendiri tanpa rasa tertekan seperti dulu. Ternyata memasak sendiri makanan kita itu menyenangkan dan menyehatkan.
Lambat laun aku sudah bisa makan pake minyak lagi / gorengan. Setelah sekitar 5-6 tahun aku makan serba rebus.
tapi hikmah di balik semua itu adalah akhirnya aku bisa memasak sendiri dengan menu yang sederhana yang aku bisa makan, dan inilah hasil masakanku. Ayah dan adikku juga suka. Lebih sehat karena dimasak sendiri dan mengenyangkan. Menu yang mungkin tidak umum bagi kebanyakan orang.
Entah apa namanya tapi aku menyebutnya sup telur isinya ada telur rebus, sawi, tauge, dan wortel kadang isinya tiap hari diganti tapi bumbunya sama aja bumbu sop. Apalagi kalau bukan garam, lada dan gula.
Untuk lauknya aku bikin gorengan namanya kalau disini pia-pia, isinya : tauge, wortel sama kol tapi aku biasanya ga pake kol karena kol bergas bikin kembung buatku.
Bersyukurlah jika masih bisa menikmati segala macam makanan dengan bebas. Bisa makan tanpa pantangan adalah karunia terindah dalam hidup ini so gunakan dengan bijak. Makanlah apa saja yang baik buat kesehatan kita jangan sampai kita dibuat pantang sama makanan karena sakit yang kita derita. Asli, itu menyiksa banget. Kadang aku ngiri juga lihat orang lain bisa piknik keluar kota, makan berbagai macam makanan di restoran, hwaa nikmat sekali bisa seperti itu benar-benar kenikmatan tiada tara masih bisa makan dengan bebas itu yaa asal jangan lupa gizi makanan yang seimbang biar tetap fit.
Bener2 harus jaga asupan makanan ya, mba. Emm, saya juga belum pandai masak. :D
BalasHapusMet lebaran ya, mba. Maaf lahir batin, jika ada salah kata dalam nulis komentar.
ah gpp mbak ga bs masak, selama masih banyak warung makan dan restoran hehe.. maaf lair batin jg ya :D
HapusSyukur sekarang boleh gorengan lagi plus jago masak. :D
BalasHapusiya gan
Hapusuntungnya memsak sendiri adalah kita bisa memastikanmakanan yang kita makan sehat...semangaaat mba..masak yang penting dinikmati :)...cheers..
BalasHapusya betul itu mbak indah hehe makasi ya
HapusLiat sayur bening nya asik banget,Mbak! jadi pengen buat sayur bening hari ini :)
BalasHapuswah jadi termotivasi ya haha tapi itu bukan sayur bening... itu sup sawi
Hapus