Akhirnya aku harus menyerah..setelah bergumul kesekian kali ternyata aku ga bisa sendirian lagi. Berulangkali muntah dan sakit sendirian membuatku sering cemas dan tentunya sangat merepotkan adikku karena harus bolak balik Semarang-Blora untuk merawatku.
Sebenarnya aku sayang meninggalkan rumah orangtuaku yang sudah kurenovasi sedikit demi sedikit, lebih dari rumah ini aku ternyata lebih sayang adikku. Begitu banyak pengorbanannya buat aku, baik uang maupun waktunya yang super sibuk sebagai web programmer. Ya kakak beradik kerjanya dunia blog dan website :D (#promo)
Keputusanku untuk pindah bisa dibilang mendadak setelah muntah ada darah lagi aku mulai takut dan setuju untuk pindah. Adikku sangat bersemangat untuk mengurus kepindahanku, baik itu masalah BPJS dan surat RT.
Di satu sisi aku lega karena aku tidak sendirian lagi kalau ada apa apa, aku bisa lebih tenang karena di rumah jantungku sering dibuat tratapan denger bantingan pintu tetanggaku yang agak "eror jiwanya". Betapa capeknya adikku packing barang-barangku sendirian sedangkan aku terkapar tak berdaya di tempat tidur. Adikku juga mencarikan carteran pick up ke Semarang.
Tadinya aku merasa tidak kuat ke Semarang karena muntahnya ga berhenti. Akhirnya aku memilih berangkat setelah makan malam supaya lebih kuat perjalanannya.
Jujur ada rasa cemas juga karena di Semarang kemana-mana harus naik motor ga kayak di Blora yang kemana-mana deket. Tapi aku coba menurut dan taat kehendak Tuhan dalam hidupku.
Dulu aku pernah merantau selama 5 tahun di Semarang, aku begitu menikmati pekerjaanku hingga sakit dan harus resign, waktu resign aku sedih karena harus pulang ke Blora. Ternyata Tuhan punya rencana jika aku tak pulang aku ga bisa sembuh dan merawat bapakku hingga meninggal.
Sekarang bapak sudah meninggal, Tuhan suruh aku balik lagi ke Semarang. Entah kenapa begini?
Sebelum berangkat, aku muntah lagi sampai heartburn, makan malam ga habis Cuma separuh karena perih banget kerongkonganku. Pak sopir nunggu dari jam 5 sampai jam 7 baru berangkat. Karena nunggu aku bisa makan dulu.Biasanya aku kalau naik mobil minum antimo tapi malam itu aku tidak minum obat sama sekali.
Puji Tuhan aku ga muntah sepanjang perjalanan karena merasakan perihnya kerongkonganku. Sampai di Grobogan, aku mulai lapar lagi dan kami berhenti di warung nasgor pinggir jalan, sedangkan aku tetep makan bekalku menu khusus rebusan. Perjalanan kami diberkati Tuhan dan aku yakin ini semua sudah diatur Tuhan. Aku hanya mau taat.
Sampai di kontrakan adikku, 3 orang temen cowoknya datang bantu bantu nurunin barang sedangkan aku hanya duduk lemas ngrasain perihnya kerongkonganku. Aku hanya berdoa semoga Tuhan memberikan kekuatan dan kesehatan untuk adikku serta sabar menghadapiku karena kakaknya payah banget kalau sakit.
|
4 rider |
Ya kami disini ber-5. Aku kayak Sanchai di F4 jadinya. Aku ga sendiri lagi, aku dijaga 4 orang cowok dan mereka semua 1 gereja denganku. Ada adikku, Philip, Leo, dan Hermon. Butuh penyesuaian disini, awalnya bingung tapi aku coba tetep pasrah dan berserah pada TUHAN. Saat aku ga muntah, aku coba bersilaturahmi dengan tetangga tetanggaku. Mereka baik baik dan aku senang meski Cuma sebentar bisa menyapa mereka.
Disini kerjaku M to M. (makan-tidur-muntah) kalau pas ga muntah aku kerja design. Untuk masalah makan, adikku yang belikan karena harus naik motor. Disini internet juga lancar jaya. Hatiku lebih tenang sekarang. Semoga aku bisa cepat sehat lagi dan bisa berkarya. Biasanya kalau malam aku ditinggal sendirian, adikku rajin banget ke gerejanya, latihan music atau ada acara lain.
Tapi, Hari rabu kemarin setelah makan malam adikku ngajak doa malam di gereja, aku takutnya ga kuat, tapi aku bilang adikku, aku mau berangkat tapi kamu sabar ga nunggu aku karena aku harus makan dulu. Untungnya dia mau nunggu. Aku makan agak banyak supaya lebih tahan lama. Tapi ups, ternyata celana panjang yang kubawa dari Blora udah ga muat lagi, dan cuma 1 aduh akhirnya aku pinjam celana panjang adikku buat ke gereja. Acara jam 18.30 tapi aku baru berangkat jam 19.00 sambil bawa bekal telur rebus. Aku berdoa semoga Tuhan kuatkan aku doa malam lagi.
Di gereja sudah mulai acaranya semua sudah berkumpul aku baru datang. Tuhan, anakMu datang ni lho, sapaku pada Tuhan Yesus. Kuatkan aku doa malam ini ya Tuhan, dan benar jam 20.30 aku mulai lemas, mulai cemas padahal masih kotbah, doaku makin kenceng semoga ga pingsan disini.
Dan benar saja, rasa itu hilang, bahkan aku bisa kumpul kumpul ma teman teman adikku. Mereka makan malam di ORANGE semarang, antrinya lama banget, satu persatu teman teman adikku datang dan makan malam. Semua pesen makan, aku cuma makan telur rebus. Telur rebus bekalku udah habis tapi makanan pesanan mereka belum dianter. Aku mulai panik lagi karena laper lagi. Aku kasih kode ke adiku kalau aku mau pingsan. Adikku agak buru buru makannya dan rasanya aku benar benar payah karena ga bisa diajak seneng seneng, bawaannya lemes dan ngajak pulang. Disitu kadang aku merasa sedih karena aku payah gara gara sakit ini.
Semarang memang full kuliner, sayang perutku ga bisa diajak wiskul.
Ya itulah ceritaku di awal kepindahanku di Semarang. Someday, aku pasti pulang ke Blora setelah menemukan pendamping hidupku karena wejangan ortuku yang tidak akan pernah kulupakan untuk tetap di Blora.wish me get healthy and get married as soon as possible.