“Wah cantik
banget cewek itu, kulitnya putih, tinggi, modis, langsing, aku mau kog jalan ama dia," kata Rio sambil terus memperhatikan gadis itu.
Mendengar Rio berkata demikian,
Vina menjadi sakit hati.
“Oh jadi kamu
anggap apa aku ini?” Vina berdiri dan keluar dari café.
“Apa? Teman?
Cuma Teman? Oh oke, mulai sekarang aku ga mau lagi berteman sama kamu!” Vina
marah dan pergi meninggalkan Rio sendirian.
***
Sejak saat itu
Vina jadi sensitif setiap ada cowok yang suka membicarakan wanita lain secara
mendetail. Ia melalui hari-harinya tanpa Rio lagi.
Keputusannya untuk meninggalkan Rio dirasanya cukup baik
daripada terus bersama dengan orang yang tidak pernah membalas cintanya.
Hatinya terluka oleh sikap Rio .
Vina duduk di
teras rumahnya sambil bermain HP. Tiba-tiba ada sms masuk dari Linda
sahabatnya,
“Hei cewek? Lagi ngapain nih?”
“Lagi nyantai
aja. Kenapa?”
“Jalan yuk,
cuci mata. Kali-kali aja ada cowok yang nyangkut.”
“Ah malas ah,
aku lagi patah hati. Malas nyari lagi, masih sakit tau!” jawab Vina ketus.
“Masalah Rio?
Udah tenang aja, cowok kayak gitu mah tinggalin aja kali!”
“Aku ke
rumahmu ya sekarang, boleh ga? Bete nih di rumah sendirian.ya ya?”
“Terserah
deh,” balasnya.
***
Linda sampai
di rumah Vina naik mobil. “Hei Vina? Yuk cabut!”
Vina yang
masih di dalam rumah segera keluar dan pergi naik mobil bersama Linda. “Aduh swear
deh, males banget aku! Ngapain juga sih musti ngajak aku? Sebenarnya kita mau
jalan kemana?”
“Udah tenang
aja, kamu pasti ga akan nyesel karena aku pengen ngenalin kamu ama cowok keren,
ganteng, mapan. Beda deh ama si Rio culun itu.”
Sampailah
mereka di sebuah rumah mewah. Vina melihat ada seorang pemuda bertubuh atletis
yang menghampiri mereka. Linda keluar dari mobil bersama dengan Vina. Mereka
masuk ke dalam dan saling memperkenalkan diri satu sama lain.
Vina tertarik
juga dengan penampilan cowok itu. Sejenak ia melupakan rasa sakit hatinya
kepada Rio . Tetapi ketika diperhatikannya sepertinya
Hendra lebih menyukai Linda daripada Vina. Ia mulai merasa cemburu dengan sikap
Hendra yang lebih perhatian kepada Linda.
Vina menarik
tangan Linda dan mengajaknya keluar, “Eh Lin, kamu apa-apaan sih? Si Hendra itu
kayaknya lebih suka sama kamu deh. Ngapain juga kamu kenalin ke aku?”
“Sabar Vin,
memang sih Hendra suka sama aku, tapi aku ga suka sama dia. Jadi kupikir gimana
kalau aku kenalin aja dia sama kamu. Kamu kan
teman baikku.”
“Terus mau
kamu apa? Udah jelas-jelas dia suka sama kamu! Kalau kayak gini aku bisa sakit
hati lagi, Lin. Biar aku pulang naik taxi aja deh.”
***
Vina berlalu
meninggalkan Linda. Linda sedih karena Vina sensitif sekali. Hendra coba
menenangkan hati Linda.
Vina mulai
putus asa dengan kehidupan cintanya. Ia menjadi orang yang introvert dan
emosional terutama jika berhadapan dengan cowok.
Oleh : Moocen Susan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung. Silakan tuliskan komentar Anda di bawah ini. Komentar Anda sangat bermanfaat dan sangat saya hargai atau jika ada pertanyaan silakan tinggalkan pesan di livechat saya (sidebar kiri bawah)
Perhatian: saya akan menghapus otomatis komentar yang ada link hidupnya :D