Saya bukan penulis handal, saya baru belajar menulis dan kebetulan saja ada salah satu dari sekian banyak tulisan yang saya kirim ke media yang akhirnya dimuat. Memang hal yang paling ditunggu-tunggu bagi penulis adalah kabar gembira naskahnya dimuat plus dapat honor.
credit |
Seminggu kemudian, saya mendapat email dari teman yang belum saya kenal sebelumnya, yang tulisannya juga dimuat sehari sebelum tulisan saya dimuat. Dia menanyakan apakah saya ditelepon pihak media atau mendapat email atas tulisan saya yang dimuat tersebut? Saya menjelaskan kepadanya bahwa memang tidak ada pemberitahuan sebelumnya jika naskah kita dimuat. Saya sendiri pun tahu kalau naskah saya dimuat karena ada teman yang kebetulan langganan koran dan membaca ada nama saya tertera disitu.
Singkat cerita akhirnya kami saling menunggu. Dua minggu pun berlalu, dan teman saya itu mengabari kalau dia ditelepon oleh redaksi meminta nomor rekeningnya. Hal itu disebabkan karena dia lupa mencantumkan nomor rekening banknya. Saya masih santai aja, "oh mungkin besok giliran saya yang ditransfer". Saya sangat yakin karena data yang saya kirimkan sangat lengkap jadi saya tidak perlu menunggu telepon dari redaksi.
Namun, keesokan harinya tidak ada kabar. Saya ngecek tabungan saya di internet banking juga belum nambah saldonya. Mulai risau sedangkan teman saya itu sudah ditransfer. Akhirnya saya memberanikan diri untuk bertanya via email ke redaksi tersebut.
Untung saya bertanya juga pada teman yang pernah dimuat di redaksi yang sama. Lewat beliau saya mendapatkan alamat email salah satu admin yang mengirim email ke beliau.
Akhirnya saya ulang lagi mengirim ke alamat email tersebut. Dan ternyata sehari kemudian saya mendapat jawaban untuk langsung menghubungi kantor sekretariatnya.
Wah interlokal nih.. Saya ikuti saja petunjuknya. Singkat cerita, saya menelepon dan pihak redaksi mencatat nama saya, alamat, nomor rekening dan nomor telepon saya. Saya diminta untuk menunggu kembali.
Setelah beberapa hari menunggu, ternyata honor saya belum cair juga. Saya makin bingung, saya kembali menelepon ke sekretariat tadi dan bilang kalau honor saya belum cair. Dia berkata, “Lho sudah saya kirimkan data mbak ke bagian yang transfer kemarin.” Lalu dia memberikan nomor ext ke mbak yang mengurusi transferan.
Saya kembali menunggu.
Di tengah menunggu itu, teman saya yang lainnya yang tulisannya juga pernah dimuat memberikan saya nomor HP orang yang meneleponnya kemarin. Setelah saya telepon ternyata itu nomor mesin fax. Saya kembali mengemail adminnya menanyakan alamat email yang transfer saja karena kalau telepon - mahal.
Ternyata tidak ada alamat emailnya dan dia memberikan saya nomor telepon kantor yang lain lagi. Saya coba hubungi nomor itu dan ternyata masih harus menunggu karena tidak langsung ke nomor telepon yang saya tuju. Sampai 2 kali saya disambungkan.
Lama-lama saya capek juga. Pulsa HP saya mulai menipis, apalagi ditambah dengan pemotongan pulsa otomatis karena saya langganan m.facebook via hp yang lupa saya unreg.
Apes bener baru ngisi pulsa tadi pagi sudah hampir habis tinggal Rp. 1500,-
Saya kembali curhat ke teman saya tentang perjuangan saya mencairkan honor itu. Tiba-tiba dia mengirimi pulsa saya. Saya benar-benar bersyukur kepada Tuhan karena IA telah mengutus malaikatnya untuk memberkati saya. Pulsa saya tergantikan.
Setelah saya selesai curhat kepada teman saya ini, iseng saya buka kembali internet banking saya. Dan puji Tuhan, setelah melalui berbagai liku-liku mencairkan honor akhirnya honor saya cair juga. Hari ini berkat saya dobel. Dapat pulsa tambahan dan honor saya cair. Horeee….. \:D/ ({}) :D
Oya, saya pernah baca di blog teman saya disini tentang kendala lamanya honor cair itu dikarenakan karena data kita belum masuk dalam data base media. Ini dialami oleh hampir pada semua tulisan pertama yang dimuat. Biasanya untuk tulisan kedua dan selanjutnya, pengiriman honor akan lebih lancar. Sebab lain bisa jadi karena memang data kita ketlisut (dalam hal ini saya memaklumi orang yang mengurusi honor penulis juga manusia) sehingga honor tidak dikirim-kirim. Dalam hal ini dituntut sikap proaktif kita untuk menanyakan hak kita sebagai penulis.
yeaaaaaaaaaaa,,makan makann hehe....saya satu yang belum mbk^^
BalasHapusWhuaa \:D/ apa itu yang belum?
HapusWah..seru juga pengalamannya menanti dtgnya honor..harap2 cemad ya Mbak? Btw, di koran atau majalah Mbak?
BalasHapusKoran mbak :D
HapusWah selamat ya mak..smoga tiap hari tambah rejekinya
BalasHapusAmin (y) makasi mak Kania
HapusWah..ikut senang nih mak :) temen blogger saya dapet rezeki.. mudah2an berkah ya mak.. semangat terus nulisnya..
BalasHapusAmin mbak :) makasi ya
Hapussenengnya kalau honor sudah cair y ambak
BalasHapusSeneng banget mbak ({})
Hapussadaddaaap..... nyam-nyammmm honor pasti rasanya maniez.... he2
BalasHapusManis gula gula ya :D makasi mbak Nova
HapusWah keren inih... sudah berapa banyak tulisan yang dimuat di media cetak?
BalasHapusAh baru satu kok mak, semoga ke depannya makin banyak ya :D doain aja tembus selalu haha
HapusSelamat atas honornya ya mak :)
BalasHapusThanks ya mak LUsi ({})
HapusIni yang di korang JP itu ya Mbak, semoga lekas cair ya Mbak :)
BalasHapusYa mak, udah cair kok mak :D
Hapusselamat ya, mbak susan....
BalasHapusThanks mbak Emi
Hapus