Jika di sekolah yang awalnya
hanya ada papan tulis dan kapur kemudian berkembang dengan white board dan
spidol, sekarang guru sudah mulai menggunakan layar OHP dan laptop dalam
melakukan kegiatan belajar-mengajar (KBM). Hal ini membuktikan bahwa kemajuan
teknologi dalam hal ini media digital telah masuk ke dalam dunia pendidikan
juga.
Pernahkah kita membayangkan jika
suatu saat penggunaan media digital dalam proses belajar-mengajar bisa
dirancang sedemikian rupa sesuai dengan tujuan dan kreativitas pemakainya? Dalam
dunia pendidikan media digital adalah aset yang sangat berharga mengingat bahwa
tujuan pendidikan adalah membentuk SDM yang berkualitas.
Pendidikan adalah salah satu
kunci untuk menghasilkan sebuah masyarakat yang memiliki standar tinggi dalam
suatu pencapaian. “Masyarakat seperti itu yang akan membentuk kultur baru yang
lebih sophisticated. Sebuah kultur yang menghendaki kualitas terbaik
dalam segala hal; baik dalam hal bisnis, pemerintahan, maupun penyediaan
layanan masyarakat,” Ujar Razi Thalib, CEO dari Bridges & Balloons
Digital Agency.
Klien dari Personal Branding Agency, Indscript Creative yang satu ini rupanya sangat memperhatikan dunia
pendidikan. Media digital dapat dikembangkan menjadi sarana untuk mempermudah
manajemen sekolah. Misalnya, sekolah dapat merancang sistem digital yang
memungkinkan siswa dan guru mengisi buku absen secara online; yang
digabung dengan sistem pengecekan, agar orangtua bisa tahu apakah anaknya bolos
atau tidak. Atau misalnya sekolah menyediakan sistem akses yang membuat siswa dan
orangtua mendapatkan catatan rapor dan aktivitas mereka setiap saat tanpa harus
datang ke sekolah dan menjalani prosedur yang rumit.
Menurutnya hal itu akan menghemat
banyak waktu serta praktis dalam hal manajemennya. Juga memudahkan pihak
sekolah dan orangtua untuk segera mengambil langkah jika menemukan ada
kecenderungan prestasi siswa menurun, atau ada masalah lain yang mengganggu
interaksi mereka di sekolah.
Sekolah juga dapat mengembangkan
media digital sebagai sarana menumbuhkan sikap kritis serta memperluas akses
informasi dan ilmu pengetahuan bagi siswanya. “Sekarang ini hampir setiap siswa
boleh dibilang dapat menggunakan internet. Namun apakah itu sudah dibarengi dengan
tumbuhnya sikap kritis atau pengetahuan tentang bagaimana mengolah informasi?
Saya yakin belum sepenuhnya mengarah ke situ.” Ujar Razi.
Pria kelahiran tahun 1980 ini menghimbau agar para
birokrat, guru, dan orangtua perlu mulai memberi ruang yang cukup bagi siswa
karena selama ini ada kecenderungan para pengambil kebijakan dan pelaksana
masih berusaha mempertahankan status quo; dengan menghambat akses
informasi atau mengangkat orang-orang yang kualifikasinya dipertanyakan. Juga
masih lazim terjadi, mereka tidak memperkenankan adanya kritik yang muncul dari
siswa dan menutup pintu dialog. Padahal justru kedua hal itu sangat penting
untuk mengembangkan kemampuan kritis.
Razi menambahkan, “Mau tidak mau
dengan berkembangnya dunia digital serta kemudahan akses internet, siswa akan
mendapatkan apapun yang mereka mau; termasuk jenis informasi yang destruktif.
Oleh karena itu mereka perlu mendapat input tentang hal itu dari pihak sekolah
dan orangtua. Bukalah kesempatan seluasnya bagi siswa untuk bertanya, mencoba,
dan mengembangkan kemampuan nalarnya. Jelaskan dengan logika dan standar moral
secara umum; serta hindari reaksi yang dogmatis; seperti melarang tanpa
penjelasan tuntas. Gunakan media digital untuk mempermudah proses
belajar-mengajar dan membantu siswa mendapatkan informasi yang relevan serta
melakukan riset untuk tugas sekolah mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung. Silakan tuliskan komentar Anda di bawah ini. Komentar Anda sangat bermanfaat dan sangat saya hargai atau jika ada pertanyaan silakan tinggalkan pesan di livechat saya (sidebar kiri bawah)
Perhatian: saya akan menghapus otomatis komentar yang ada link hidupnya :D