Ini adalah naskah Flash Fiction kedua yang berhasil dimuat setelah 5 kali gagal membuat FF yang nendang :( ide ceritanya dari pengalamanku waktu aku ga sengaja mecahin kaca kamar ibu kos pada hari pertama aku kos...nyesek banget ya? :(
................................................................................................................
pinjam gambar |
“Praangg…!” jendela
kaca itupun pecah.
“Kurang ajar, kamu mecahin kaca jendelaku!” Nyonya pemilik
laundry bergegas ke ruang tamu sambil membawa pentung.
“Ampun, nyah!” mohon seorang anak laki-laki, tangannya masih
memegang kain yang dipakainya membersihkan jendela.
“Tak ada ampun! Kamu sudah pecahin kaca jendelaku. GANTII!”
bentak si Nyonya menggelegar.
“Maaf nyah, saya tidak sengaja. saya tidak punya uang,
nyah!” si anak lelaki mengiba.
“Aku tak peduli. Besok, sudah harus terpasang seperti
semula. Mengerti?! “ Si Nyonya mengacung-acungkan pentung ke arah anak kecil
yang semakin ketakutan. “Awas kalau kamu
ulangi lagi, aku tidak segan-segan menghajarmu sampai babak belur!”
“Ampun, nyah. Saya janji tidak akan mengulanginya.”
Tony menyesali kecerobohannya. Mungkin karena seharian
perutnya belum diisi makanan, ia jadi tak hati-hati membersihkan kaca jendela
si Nyonya. Ia bingung, kemana harus mencari pengganti kaca yang pecah itu?
Peluhnya bercucuran. Ia baru dua hari kerja sebagai tukang bersih di laundry
milik si Nyonya. Dari mana ia mencari uang mengganti kaca jendela yang
dipecahkannya? Bisa kerja di tempat si Nyonya, sudah syukur. Setelah beberapa lama
dirinya luntang lantung di jalanan. Namun, kini ia malah bikin masalah baru.
Dengan wajah ketakutan ia memberanikan diri mengangkat
wajahnya, menatap wanita gemuk di depannya itu.
“Apa ada cara lain untuk mengganti kaca yang pecah itu? Dari
upah saya mungkin nyah?”
“Upah? Sebulan pun kamu kerja, tidak akan cukup mengganti
kerugianku! KAMU HARUS CARI GANTINYA MALAM INI!”
Mendengar keributan itu, Evi putri Nyonya loundry keluar
dari kamarnya.
“Ada apa sih, ma? Kok ribut-ribut?”
“Jangan ikut campur urusan mama!”
“Ma, jangan dimarahi terus donk, kasihan Tony.”
Si Nyonya tidak menggubris Evi, dia terus saja memaki Tony
yang sudah semakin ketakutan.
“Dasar anak tidak tahu diri. Sudah untung aku menerima kamu
kerja di sini. Kamu malah bikin aku rugi. Anak siapa kamu ini? Apa orangtuamu
tidak pernah mengajarkan tata krama kepadamu? Benar-benar bikin jengkel ya
kamu!”
Tak dinyana, si Nyonya, menampar pipi Tony keras. Evi
terkejut melihat perbuatan mamanya. Tak menduga, hanya karena soalan kaca
jendela, tega berlaku sadis. Tony
meringis menahan sakit dan panas di pipinya. Air matanya mulai meleleh.
Sekonyong-konyong, ia berlari keluar dari rumah itu.
“BRAKKK… !” Suara benda keras menghantam sesuatu.
Evi dan Nyonya laundry itu, bergegas melihat ke jalanan depan rumah mereka. Sebuah
mobil terlihat kabur dari tempat itu. Meninggalkan Tony yang tergeletak
bersimbah darah di tengah jalan. Mereka menghampiri tubuh Tony yang sekarat.
“Maaa. Cepat tolong Tony, ia bisa meninggal!” jerit Evi
tertahan
“Udah biarin aja, anak tak tahu diri itu memang pantas
mati.”
“Mama kok tega? Tony, cuma mecahin kaca. Harganya ga pantas
ditebus dengan nyawanya.” Evi mulai menangis.
“Diam kamu!” bentak
si Nyonya, ia menatap tajam pada Evi, “Ayo, masuk ke rumah!”
Tony yang malang , mulai dikerumuni orang.
Orang-orang mencoba menahan mobil yang lewat. Mereka mencari tumpangan untuk
membawa Tony ke rumah sakit.
Sebuah mobil sedan hitam yang melintas di tempat itu
akhirnya mau berhenti. Seorang wanita tua yang duduk di jok belakang membuka
pintu mobil. Ia memberi isyarat agar sopirnya turun membantu korban tabrakan
yang sedang tergeletak.
“TONY… CUCUKUUU!”
jeritan si Nenek, mengagetkan semua orang,
demi melihat tubuh yang digendong sopirnya.
Si Nyonya laundry yang sedang berjalan menuju rumahnya
menghentikan langkahnya, ia berpaling ke asal jeritan,
“Jangan tinggalkan nenek. Nenek sayang sama kamu!” si Nenek
memeluk tubuh Tony sambil menangis meraung.
“Ibuu? Apa yang ibu lakukan disini?” Si Nyonya tak percaya
apa yang dilihatnya, ia menyeruak diantara kerumunan.
Si Nenek spontan menengok ke arah Nyonya laundry,
“Atika?” Ia sama
terkejutnya dengan si Nyonya. Si Nenek mengusap air matanya, dengan punggung
tangannya.
“Kebetulan sekali. Sudah lama ibu mencarimu kemana-mana. Ibu
berusaha menghubungimu. Tapi, kamu seperti ditelan bumi.” Si Nenek menatap tajam pada si Nyonya yang
dipanggilnya Atika itu.
“Ma… maafin, A…a.. Atika bu,” Si Nyonya nampak gugup, “Tapi
mengapa ibu menangisi anak itu?”
“Ini Tony. Sudah dua
bulan aku mencarinya. Dia nekat kabur dari rumah karena ingin mencarimu!”
“Mencariku? Untuk apa dia mencariku bu?”
“Ini anak yang dulu kamu titipkan ke ibu, waktu kamu
dihamili oleh pria brengsek itu!”
Dan, si Nyonya laundry pun pingsan.
Moocen Susan, penulis kelahiran Blora,18 Agustus 1982. Guru
les, yang menyukai Flash Fiction dan bercita-cita segera menerbitkan buku solo.
wah ternyata yg ketabrak anaknya si nyonya ya ..
BalasHapusya bener hehe,.....
HapusSalam sukses dari kami
BalasHapusuntuk anda yang membutuhkan mesin pengering,
setrika uap, konversi, dan perlengkapan laundry lainnya silahkan
menghubungi kami di web www.bospengering.com atau langsung telpon kami
ke 081221673020; pin bb 59F141F2, Line : Bospengering, Facebook : Bos
Pengering